Welcome to the Jungle

10 1 0
                                        

Kata-kata wanita yang kini berjalan didepannya terus mengiang ditelinga Samantha. Berkali-kali Samantha memaksakan dirinya untuk mengingat kembali apa yang wanita ini katakan padanya. Dan benar... dia tidak salah dengar.

"Perkenalkan, aku Emma. Senang bertemu denganmu. Maafkan aku atas pertemuan pertama kita yang sedikit... buruk." Wanita bernama Emma itu kini menjajari langkah Samantha yang setengah linglung. "Kau tak perlu mengkhawatirkan wanita tadi. Namanya Rachel. Dia memang sering bersikap tidak ramah pada pegawai baru. Dia sangat menyebalkan." tambah Emma bersemangat.

Emma terdiam seketika ketika menyadari bahwa teman ngobrolnya sama sekali tidak mendengarkannya.

"Are you okay?" tanya Emma pada Samantha sedikit khawatir. "Kau terlihat sedikit pucat. Apa kau sakit?"

Lagi-lagi tidak ada respon atau jawaban apapun sampai akhirnya Emma sedikit meneriakkan nama Samantha, "Samantha..." Emma menggoncang-goncangkan tubuh Samantha perlahan sampai akhirnya Samantha kembali dari alam bawah sadarnya.

"Kurasa tadi aku salah dengar." ucap Samantha sekembalinya dia dari alam bawah sadarnya.

Emma menyeritkan keningnya bingung. "Perkataan apa yang kau anggap salah dengar? Ada banyak hal yang kusampaikan padamu tapi sepertinya kau tidak mendengarkan."

"Aku rasa Anda salah orang." Samantha menatap lekat-lekat Emma dengan masih dilanda kebingungan. "Aku sama sekali tidak mengajukan lamaran dibagian sekretaris. Jadi bagaimana mungkin aku menjadi sekretaris Mr. Winston?

Emma berusaha menahan tawanya ketika melihat kepolosan gadis muda didepannya ini. "Aku sudah cukup lama bekerja disini. Aku sangat hapal dengan kebiasaan Mr. Winston jadi aku tidak mungkin keliru memahaminya."

"Tapi... aku... bagaimana bisa?" tanya Samantha bertubi-tubi.

"Kau bisa tanyakan pada Mr. Winston sendiri mengenai hal itu."

Emma mempersilahkan Samantha memasuki lift duluan. Samantha masih mematung ditempatnya sekarang.

"Kurasa kau harus segera menyiapkan dirimu untuk bekerja seserius mungkin. Jika kau tidak segera menguasai dirimu dengan baik..." Emma tidak melanjutkan. Dia hanya mengerling kecil Samantha. "Kau tahu... Mr. Winston sangat menjunjung tinggi kesempurnaan. Terlepas dari apapun alasan Mr. Winston menerimamu sebagai sekretarisnya, kau tetap harus berusaha sebaik mungkin. Mr. Winston tidak sembarangan dalam memilih pegawai apalagi untuk bekerja sebagai sekretarisnya." tutur Emma panjang lebar.

Emma benar. Apapun yang terjadi dia harus berusaha sebaik mungkin seperti biasanya. Ya apapun alasannya dia telah terpilih dan harus melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.

Pintu lift terbuka dilantai lima belas. Lorong-lorong masih sangat sepi. Seolah tidak ada kehidupan disana.

"Mr. Winston selalu memilih bekerja ditempat yang jauh dari keramaian. Dia tidak suka dengan suasana ramai dan riuh. Jadi Mr. Winston bekerja sendirian dilantai ini"

Samantha mengamat-amati keadaan sekelilingnya. Ya lantai ini memang sepi tapi dekorasi yang luar biasa. Lantai dengan dekorasi paling mewah sepanjang perjalanan dalam lift tadi.

"Mr. Winston selalu menyukai barang-barang yang memiliki cita rasa tinggi. Sekalipun mahal dia tidak peduli. Kau bisa lihat jika sepanjang lantai ini memiliki dekorasi paling mewah dari lantai lainnya. Jadi kau juga harus berusaha berpenampilan sebaik mungkin."

Hati Samantha mencelos. Berarti mulai sekarang dia harus banyak membeli setelan kerja yang mahal. 

Emma berdiri didepan sebuah meja futuristik sangat besar nan elegan. Sudah ada sebuah komputer dan beberapa file folder yang terdapat disana. "Ini adalah meja kerjamu. Dan ruangan dibelakangmu adalah ruang kerja Mr. Winston. Maaf karena aku tidak bisa mengajakmu kedalam. Mr. Winston tidak menyukai kehadiran seseorang didalam kantornya tanpa persetujuannya. Untuk pekerjaanmu selanjutnya, kau bisa menunggu Mr. Winston memberikan perintah padamu."

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang