Thomas Johnson

13 1 0
                                        

Samantha mendengus kesal sembari meletakkan ponselnya kembali keatas meja. Sudah hampir sepuluh kali dia menelepon Xavier untuk memastikan jadwal kerja hari ini diketahui Xavier tapi entah kenapa pria itu tak juga menerima teleponnya.

Samantha memilih tidak ambil pusing. Dia kembali membuka catatan rapat kemarin dan menuliskan secara rapi dilayar komputernya sambil sesekali melihat catatan rapat yang sudah dibukukan oleh Susan.

Ting. Begitu pintu lift terbuka, refleks, Samantha berdiri dan menyambut kedatangan Xavier. Dia sedikit kaget begitu melihat bukan Xavier yang keluar dari lift.

"Morning, Sam." sapa pria yang pernah membuat jantung Samantha berdegup luar biasa kencang.

Thomas memandangi Samantha dalam-dalam dengan pupil mata abu-abu miliknya menyapu tiap detail pupil mata Samantha yang berwarna coklat gelap. Hatinya terasa teduh dan damai ketika menatap bola mata kecoklatan itu.

Tentu saja yang dipandangi tidak kalah gugup. Jantung Samantha berdegup kencang layaknya gunung berapi yang hendak memuntahkan laharnya. Aliran darahnya seperti kecepatan banjir bandang yang bisa menenggelamkan apapun yang dilaluinya.

"Apa kabar?" Thomas merasa geli begitu melihat wajah Samantha langsung memerah.

"Baik." jawab Samantha tanpa memandang pada Thomas. Thomas membuatnya selalu kelihatan salah tingkah.

Thomas nyaris tertawa geli melihat Samantha yang salah tingkah. Dia kemudian melanjutkan karena takut Samantha pingsan nantinya, "Apa aku bisa bertemu dengan Mr. Winston?" 

Cukup lama Samantha terdiam. Seolah terpaku dengan kesempurnaan pria didepannya.

"Sam!" panggil Thomas sembari menaikkan satu alisnya.

Samantha mengerjap-ngerjapkan matanya ketika kembali dari imajinasinya. "Ya?" tanyanya kebingungan.

Lagi-lagi Thomas tersenyum melihat tingkah Samantha. "Apa aku bisa bertemu dengan Mr. Winston?" ulang Thomas.

"Oh..." Hati Samantha mencelos. Terbersit pikiran bahwa Thomas hendak mencarinya tapi ternyata tidak. "Mr. Xavier belum datang. Kurasa dia akan sedikit terlambat. Apa ada hal penting yang harus kusampaikan?"

Thomas menimbang sesuatu. Dia memang harus segera bertemu dengan Xavier untuk mengatakan hal yang penting tapi Samantha tidak perlu mengetahui hal penting apa itu. "Bisakah kau menelepon bagian produksi secepatnya jika Mr. Winston tiba?"

"Tentu." jawab Samantha yakin.

"Thanks." Thomas menebarkan senyum mautnya pada Samantha yang langsung disambut dengan memerahnya wajah Samantha. 

Begitu Thomas hendak melangkahkan kakinya menjauh, Xavier justru telah berada disampingnya. Cukup lama memperhatikan apa yang dilakukan kedua anak buahnya.

"Ada apa Thomas? Ada hal penting?" tanya Xavier cepat. Thomas jarang menemuinya secara langsung kecuali ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan.

"Ya, Mr. Winston. Kurasa kita harus bicara secepatnya." jawab Thomas yakin.

Xavier menganggukkan kepalanya sambil menjernihkan pikirannya secepat mungkin. Aktivitas seks-nya kemarin malam cukup menguras tenaganya. Tapi dia harus segera menormalkan lagi pikirannya untuk menerima 'kejutan' dari Thomas.

"Batalkan semua jadwalku pagi ini. Ganti semua pada jam siang." perintah Xavier pada Samantha yang langsung dibalas anggukan dari Samantha.

Thomas mengikuti langkah Xavier menuju ruang kerjanya. Dia bisa merasakan Xavier mulai waspada akan datangnya masalah.

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang