The Liar

11 0 0
                                    

Samantha memandangi pegawai-pegawai Winston Corp yang berlalu lalang didepannya. Waktu menunjukkan jam istirahat makan siang jelas saja terlihat banyak pegawai berlalu lalang.

Kau diberhentikan dalam waktu yang belum bisa diputuskan!!!!

Teriakan Xavier masih terngiang jelas ditelinga Samantha. Hati Samantha sakit ketika teringat teriakan dan makian Xavier. Tak terasa bulir-bulir air mata turun dari kedua bola matanya. Dia segera menghapusnya. Tidak pernah dia merasa sesedih ini hanya karena perkataan dari seseorang.

"Apa yang terjadi?" Nicholas datang dan duduk didepannya sambil menyodorkan segelas kopi hangat.

Samantha mengangkat kedua bahunya. "Entahlah."

"Seluruh kantor menggosipkan dirimu. Dan aku melihat pamanku seperti seekor singa yang lapar."

Nicholas memandang Samantha dengan sedih. Samantha terlihat sangat kacau. Tidak pernah dilihatnya Samantha dalam kondisi seperti ini.

"Kau tidak mungkin melakukannya kan?" tanya Nicholas memecahkan keheningan.

Samantha menggelengkan kepalanya. "Bukan aku pelakunya. Aku tidak mungkin melakukan hal seceroboh itu. Tapi aku tidak tahu bagaimana bisa namaku disebut sebagai penerima telepon."

Nicholas mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jari tangannya sambil berusaha mengingat-ingat apa yang bisa dilakukannya untuk Samantha.

"Bagaimana kalau kita melihat rekaman CCTV? bukannya didepan lift dan didekat mejamu ada CCTV?"

Samantha terhenyak. Bagaimana bisa dia melupakan hal sepenting itu tapi beberapa detik kemudian semangatnya kembali lenyap. "Hanya beberapa orang yang memiliki akses melihat rekaman CCTV dan kurasa dengan statusku yang sedang diberhentikan akan menyulitkanku meminta rekaman CCTV."

Nicholas menarik tangan Samantha supaya melihat kedalam matanya.

"Apa?" tanya Samantha kebingungan.

"Kau lupa siapa aku? Aku keponakan direktur utama Winston Corp. Jelas aku memiliki wewenang untuk mengakses rekaman CCTV."

Samantha mengembuskan napasnya kasar. Pikirannya terlalu buntu sampai hal sepele seperti ini tidak mampu dia pecahkan. Perkataan Xavier rupanya cukup membuatnya tertekan.

Nicholas mengeluarkan ponsel dari dalam jasnya lalu mengakses rekaman CCTV dari ponselnya. Mereka melihat rekaman mulai dari jam setengah delapan. Lalu tampaklah seorang wanita keluar dari dalam lift.

"Rachel!" pekik Samantha kaget.

"Apa kau mengenalnya?"

"Dia sekretaris Ms. Winston. Dari awal aku bekerja disini, dia satu-satunya orang yang tidak menyukaiku."

Samantha kembali memperhatikan rekaman CCTV. Rachel tampak berdiri didepan meja kerjanya sambil sesekali mengarahkan pandangan matanya kesegala arah. Rachel kemudian menghilang dari pantau kamera CCTV.

"Rupanya dia tahu ada kamera didepan lift." ucap Nicholas yang langsung mengganti akses pada kamera pengintai satunya yang menampilkan sosok Rachel yang lebih jelas.

Dari kamera, terlihat Rachel mengangkat telepon dimeja Samantha dan mengalihkan posisi badannya supaya tidak terlihat kamera CCTV.

"Sudah kuduga dia orangnya." Samantha menyandarkan badannya kesebuah kursi.

"Aku akan memberikan rekaman ini pada paman supaya dia tahu bukan kau pelakunya."

"Tunggu," Samantha menahan tangan Nicholas.

"Apa?"

"Walaupun memberi tahu Mr. Winston kalau Rachel adalah pelakunya, Mr. Kurt tetap saja membatalkan kontrak perjanjian dengan Winston Corp. Aku harus membuat Mr. Kurt kembali menjalin kerjasama dengan Winston Corp."

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang