The New Secretary

13 1 0
                                    

Samantha merasakan perasaannya sudah lebih baik setelah mengunjungi makam ayahnya. Karena hari sudah larut dan jadwal kereta bawah tanah sudah menuju Chicago telah habis. Samantha terpaksa naik bus umum untuk kembali ke Chicago.

Hanya rintik hujan yang menemaninya dalam perjalanan pulang. Samantha menempelkan keningnya pada jendela bus yang penuh dengan rintik air hujan. Pikirannya jauh melayang pada masa-masa kecilnya. Kenangan yang membuatnya bahagia ketika mengingatnya dan sekarang mengingat kenangan itu justru menimbulkan luka segar dalam hatinya.

Bus berhenti dipemberhentian yang paling dekat dengan kedai Robert. Samantha menuju pintu keluar yang terbuka bersama dengan beberapa orang lain yang keluar. Rasanya langit pun seakan ikut bersedih dengannya. Rintik hujan terus menemaninya sampai ke kedai.

Bunyi lonceng mengiringi langkah kaki Samantha ketika menginjakkan kakinya kedalam kedai. Robert yang sudah sedari tadi menunggunya tampak terkejut dengan penampilan Samantha yang berantakan.

"What the hell!! Ada apa denganmu?" Robert setengah berteriak sambil menyongsong Samantha dari pintu depan. 

Robert menatap nanar tubuh Samantha yang sedikit menggigil karena basah. "Are you okay, Dear?" tanyanya lagi ketika Samantha tidak merespon kekhawatirannya. 

Samantha memaksakan senyum kecil untuk terulas dibibirnya walau dalam hatinya terlalu sulit untuk mengukir sebuah senyum kecil. Dia tidak ingin terlihat mengenaskan didepan Robert dan teman-temannya. 

Samantha mengangguk kecil. Sementara Robert tahu pasti ada yang tidak beres. Tapi Robert enggan menanyakannya sekarang. Samantha masih terlihat begitu tergoncang mungkin hari lain Robert akan menanyakannya. 

Lebih baik menyampaikan kabar gembira saja daripada membahas kabar sedih, pikir Robert bersemangat.

"Duduklah, Dear. Aku ingin menyampaikan sesuatu." Robert sedikit menarik tubuh Samantha dan mendudukkannya disebuah kursi yang dekat dengan pintu. "Kenapa kau tidak cerita padaku kalau kau melamar pekerjaan di Winston Corp?" tanya Robert bersemangat.

"Aku hanya tidak ingin mengganggumu dengan urusanku. Lagipula kurasa aku tidak lolos. Sudah hampir sebulan dan belum juga ada kabar. Harusnya dari awal aku menyadari kemampuanku. Winston Corp..."

"Kau diterima!!!!" potong Robert dengan cepat. Dia tidak sabar untuk melihat senyum manis Samantha yang akan segera terlihat setelah mendengar kabar gembira ini. 

Samantha memelototkan matanya tak percaya. Mulutnya membentuk huruf o yang sangat besar. "Kau yakin???"

Robert mengangguk-anggukkan kepalanya berkali-kali supaya Samantha yakin bahwa kabar ini bukan bohongan. 

"Tadi Mr. Winston menghubungiku dan memintaku menyampaikan padamu. Dia ingin kau mulai bekerja besok lusa."

Samantha merasakan udara segar mengaliri paru-parunya yang sesak dari tadi. Udara yang cukup melegakan sehingga dia merasa dia mampu bernapas seperti biasa kembali.

Seperti harapan Robert, Samantha menunjukkan senyum cerianya. Membuat Robert ikut menyunggingkan senyum menyambutnya.

"Kapan kau akan berbelanja keperluanmu?"

Samantha tercekat. "Berbelanja? Untuk apa?"

Robert menatap Samantha kebingungan. "Kau akan bekerja di Winston Corp. Tentu kau membutuhkan beberapa setelan serta sepatu yang layak. Kau tentu tidak ingin terlihat mengerikan." Robert memberikan penekanan pada kata mengerikan.

Semenit kemudian Robert sadar bahwa kata-katanya sedikit melukai Samantha.

"Oh... bukan begitu maksudku, Dear. Kau... kau cantik dan pintar. Tentu kau akan bekerja dengan baik di Winston Corp, tapi kau membutuhkan beberapa hal untuk mendukung kemampuanmu supaya terlihat.

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang