Gaun pesta warna hijau zamrud ini benar-benar luar biasa. Sederhana tapi menawan. Sungguh sangat cocok dengan kepribadian Samantha.
Samantha berkali-kali memandangi wajahnya di depan cermin. Senyuman kecil muncul dari sudut bibirnya ketika melihat tubuhnya sendiri dalam balutan gaun ini. Gaun tanpa lengan dan tanpa detail berat ini sukses membuat Samantha terpukau akan penampilan dirinya sendiri.
Samantha menata rambutnya dengan model bun rendah, menyisakan beberapa anak rambut disekitar tengkuknya. Senyumnya kembali merekah melihat berapa cantiknya dia saat ini.
Senyuman itu sedikit hilang dari wajah cantiknya ketika mengingat bagaimana dia bisa mendapatkan gaun ini.
Ketika Samantha pulang kemarin, dia menemukan Charlie sudah berdiri didepan pintu flat-nya lalu dengan kesal mengatakan bahwa dia telah menunggu lama dan itu membuang waktunya.
Tidak lupa Charlie menyerahkan sebuah gaun pesta berwarna hijau zamrud pada Samantha. Dia bilang kalau Xavier yang menyuruhnya membawa gaun ini ke alamat flat Samantha. Langsung terbayang wajah mengerikan Xavier yang akan memotong gajinya bulan depan untuk membayar gaun yang pastinya mahal. Dan seketika sedikit semangatnya menguap entah kemana.
Samantha meraih ponselnya yang menyanyikan lagu nada dering panggilannya. Nama Emma ada dilayar ponselnya.
'Aku sudah sampai didepan flatmu. Kurasa...' kata Emma dari seberang saluran.
Samantha melongokkan kepalanya kearah jendela. Terlihat mobil mini cooper milik Emma sudah berada diseberang jalan flat-nya.
'Okay... wait. I'll go there.'
Samantha meraih tas tangan yang telah disiapkannya dengan memasukkan beberapa barang sentimentel milik perempuan. Tidak lupa memakai sepatu high heel kesayangannya dan bergegas keluar dari flat.
"Apa kau benar tinggal disini?" tanya Emma begitu Samantha masuk kedalam mobilnya.
Samantha menganggukkan kepalanya bersemangat sembari menata gaunnya supaya tidak kusut jika sudah sampai nanti.
"Kusarankan begitu kau mendapat gajimu bulan depan, lebih baik kau segera pindah." ujar Emma tanpa memandang pada Samantha yang masih sibuk sendiri. Arah pandangannya menyapu seluruh lingkungan tempat tinggal Samantha.
"Why?" tanya Samantha kebingungan
"Apa kau tidak pernah mendengar reputasi buruk tentang lingkungan ini? Aku sering mendengar berita kriminal yang terjadi disekitar sini."
Samantha tersenyum kecil. Dia tahu persis tentang bagaimana reputasi lingkungan tempat tinggalnya. Jauh dari kata aman dan nyaman. Hanya saja flat tempat tinggalnya sekarang satu-satunya yang mampu dibayarnya dengan rajin tiap bulan tanpa harus menunggak. Setidaknya Robert mengenal banyak orang dilingkungan ini sehingga tidak ada seorang pun yang berani menganggunya.
"Kau tenang saja. Aku mengenal banyak orang dilingkungan ini. Mereka sangat baik padaku." jelas Samantha panjang lebar.
"Kuharap begitu." Emma bergidik ngeri ketika membayangkan dirinyalah yang tinggal ditempat seperti ini.
Jalanan Kota Chicago cukup padat menjelang malam. Emma harus mengemudikan mobilnya dengan cukup cepat supaya sampai ditempat tepat waktu. Beberapa kali Emma harus memutar arah mobilnya untuk mencari jalan lain yang dirasanya cukup sepi tapi dugaannya salah.
"Akhirnya." kata Emma begitu mobilnya mulai memasuki pelataran sebuah restoran mahal yang khusus disewa untuk pesta tahunan Winston Corp. "Hampir saja aku ingin menelan mobil-mobil itu." ucapnya ketika teringat dirinya yang sudah memaki banyak orang yang mengendarai mobil dengan lamban.

KAMU SEDANG MEMBACA
MagicaLove
RomanceBagaimana jadinya jika setiap kata umpatan yang timbul dari kemarahan hati selalu menjadi kenyataan? Samantha Clark, gadis muda yang ceria namun menyimpan kepedihan yang ditutupi dalam-dalam menjadi satu dari salah satu manusia yang beruntung mendap...