Renee membersihkan wajahnya dari polesan make up tebal yang hampir lebih dari tiga jam dipakainya. Kekesalan masih menghiasi wajah cantiknya yang sudah bersih dari riasan. Dalam hatinya dia terus memaki Charlie yang malah menggagalkan rencananya menghabiskan malam dengan Xavier.
Renee menoleh kearah ponselnya ketika ponsel itu berdering. Rasa enggan sudah bercokol dipikirannya begitu mengetahui nama peneleponnya.
'Apa maumu?' tanya Renee marah.
'Hei... Hei... rupanya ada yang sedang marah padaku.'
'Kau menggagalkan rencanaku. Bukankah kau sendiri yang memaksaku ikut acaramu demi bisa bertemu dengannya?'
Dari seberang saluran telepon, Charlie terkekeh.
'Aku tahu aku bersalah. Aku sudah menebusnya karena itu aku meneleponmu.'
'Memang apa yang kau lakukan?'
'Aku sudah memberitahu Xavier dimana kamarmu. Dia bilang kau tipenya. Jika memang dia tertarik padamu, dia pasti mendatangimu.'
'Apa kau serius?'
'Demi apapun.'
Renee memutuskan sambungan teleponnya. Dia bergegas menuju almari pakaiannya. Charlie menyewa mansion tempat peragaan tadi untuk beristirahat bersama model lainnya. Dia ingat kalau dia membawa lingerie warna hitam model two piece layaknya bikini.
Renee mematut tubuhnya didepan cermin. Sebuah bra silang seksi dengan belahan dada rendah. Dan sebuah celana thong warna hitam. Wanita bertubuh agak sedikit berisi itu tersenyum saat melihat kewanitaannya telah bersih dari bulu-bulu halus.
Lima belas menit kemudian, dia mendengar suara ketukan di pintunya. Dia yakin bahwa tamunya adalah Xavier Winston.
Renee berlari mendatangi pintu yang begitu dibuka langsung menampilkan sosok sempurna idamannya. Xavier Winston.
"Kukira kau melupakanku." goda Renee merangkulkan kedua tangannya pada lengan Xavier.
"Aku sedang penat."
"Aku bisa sedikit melonggarkannya kalau kau mau." bisik Renee pelan tapi dengan penuh maksud.
"Apa kau yakin bisa?" Xavier meragukan kemampuan Renee dalam bercinta.
"Karena kau belum merasakannya jadi kau tidak tahu. Aku bisa lebih hebat dari Miranda-mu itu."
Xavier melihat gairah meliputi Renee. Wanita itu tampil seksi malam ini. Perhatian Xavier tertuju pada bagian bawah milik Renee. Bersih dan halus. Dia mulai meraba bagian kewanitaan Renee. Terdengar raungan kecil dari bibir Renee.
"Sentuhanmu membangkitkan gairah ku, Mr. Winston." Renee mengecup bibir Xavier pelan lalu melumatnya. "Ijinkan aku yang memuaskanmu."
Renee membimbing tangan Xavier untuk mengikutinya. Kemudian Renee mendudukkan Xavier kesamping ranjang lalu melepaskan jas kerja Xavier.
Renee mengambil langkah membelakangi Xavier. Dia meliuk-liukkan tubuhnya didepan Xavier dengan sedikit menari erotis.
Xavier mulai merasakan kejantanannya membesar seiring dengan Renee yang berlenggak-lenggok seksi didepannya.
Begitu puas menggerayangi tubuhnya sendiri, mempertontonkan visual tubuhnya yang seksi pada Xavier, Renee mulai membuka bra hitam yang menutupi payudaranya. Payudara Renee langsung menyembul keluar dengan puting mencuat yang nampak menggoda Xavier. Lalu Renee melepaskan thong yang dipakainya dengan melepaskan ikatan disisi kanan dan kiri. Renee mendekat kearah Xavier tapi bukan dengan berjalan melainkan dengan merangkak, mempertontonkan pantat sintal yang penuh dengan payudara yang menggantung.

KAMU SEDANG MEMBACA
MagicaLove
RomanceBagaimana jadinya jika setiap kata umpatan yang timbul dari kemarahan hati selalu menjadi kenyataan? Samantha Clark, gadis muda yang ceria namun menyimpan kepedihan yang ditutupi dalam-dalam menjadi satu dari salah satu manusia yang beruntung mendap...