Sabotage

7 1 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul setengah delapan pagi tapi keadaan Winston Corp masih sepi. Hanya terlihat beberapa pegawai yang baru datang. Mereka pun segera menuju bagian kerja masing-masing. Udara musim semi yang sebentar lagi menjelang, meniup-niupkan beberapa daun kering yang mulai berjatuhan.

Rachel memasuki kawasan gedung Winston Corp dengan langkah enggan. Kejadian beberapa hari masih menjengkelkannya. Gaun mahal warna putih yang sengaja dia beli untuk pesta tahunan harus berakhir nestapa tak terpakai lagi karena tumpahan saos daging beef kemarin. Jika teringat wajah pelayan itu, ingin rasanya dia mencincang pria yang seenaknya hanya meminta maaf padanya.

Rachel berharap dengan gaun seksi itu Xavier akan melihatnya dan tergoda. Nyatanya bukan tergoda malah gaunnya terlanjur rusak sebelum Xavier sempat melihatnya. Pikirannya kembali pada Xavier yang kemarin dikelilingi begitu banyak wanita cantik mantan model jam tangan keluaran Winston Corp. Jelas tidak ada yang menarik perhatian Xavier. Andai saja dia bisa menunjukkan dirinya didepan Xavier kemarin. Rachel mulai frustasi dengan usahanya yang selalu gagal mendekati Xavier.

Tas gucchi keluaran terbaru miliknya menjadi sasaran luapan emosinya. Terlintas dalam pikirannya untuk menemui Xavier sekarang. Dia melangkahkan kaki jenjangnya menuju lantai 12 tempat kantor Xavier berada.

Pintu lift terbuka, menunjukkan kekosongan yang ditinggalkan Samantha. Rachel mendelik kesal ketika melihat tas Samantha yang tergeletak didepan meja.

"Selera murahan seperti pemiliknya."

Telepon kabel yang berada disamping tas Samantha berdering. Cukup lama deringan telepon kabel memecahkan keheningan dilantai 12.

Rachel melirik kearah kamar mandi. Sepertinya Samantha tidak mendengar telepon kabelnya berdering. Muncul ide dalam benak Rachel. Diraihnya gagang telepon kabel tersebut.

"Winston Corp, Selamat pagi! Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rachel dengan suara yang diturunkan beberapa oktaf supaya Samantha yang entah berada dimana tidak mendengarnya.

"Good morning! Saya sekretaris Mr. Kurt. Siang nanti Mr. Kurt mendadak harus mengurusi beberapa kepentingan di Paris. Jadi bisakah jadwal pertemuan kita majukan jam sepuluh pagi?"

"Sure. Saya akan mengubah jadwal pertemuan Mr. Kurt dengan Mr. Winston pagi ini jam sepuluh dan segera akan memberitahu Mr. Winston."

"Thank you, Ms..."

"Ms. Clark."

"Thank you, Ms. Clark. See you soon."

Rachel meletakkan gagang telepon kabel kembali ketempatnya. Seringai kecil muncul dibalik bibirnya yang merah merona. Dia melongokkan kepalanya kesegala arah untuk mencari Samantha. Dia berjalan menjauhi meja kerja Samantha dan menuju lift. "Rasakan kau."

***

Seorang pria dengan wajah Eropa-nya terlihat cemas sambil sesekali menyibakkan lengan jasnya untuk melihat jam berapa sekarang lewat jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Sesekali dia juga melihat kearah pintu masuk. Tapi sayangnya orang yang ditunggu tidak juga datang.

"Apa kau yakin telah menghubungi Mr. Winston?"

Seorang pria kurus jangkung mendekat. "Saya pastikan bahwa saya telah menelepon sekretaris Mr. Winston untuk mengganti jadwal pertemuan menjadi lebih pagi."

Carlos Kurt menganggukkan kepalanya. Carlos memang belum pernah bertemu dengan Xavier Winston sekalipun. Tapi dari berita yang dia dengar Xavier adalah orang yang profesional dan tepat waktu jika menyangkut masalah pekerjaan tapi kenapa sekarang Xavier belum muncul juga?

MagicaLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang