Ryan memimpin jalan menuju Danau Kristal, aku sudah tak sabar kesana aku gelisah.
"Ryan! Cepetan jalannya! Kenapa gak pake Teleport aja sih!" teriakku pada Ryan.
Ryan mendesah, "aku gak bisa terus-terusan pake Teleport, aku juga bisa kehabisan Manna," ucapnya.
"Manna? Kayak game aja,"
"Makannya,kamu anggap aja ini dunia game. Okeh? Makannya sabar, santai danaunya gak bakal kemana-mana kok," runtuk Ryan.
Aku cemberut, sedangkan Ryan tak peduli. Sebaaal!! Kami melewati sebuah hutan dan jalan setapak. Ada beberapa hewan aneh, yang kami lewati. Seperti kelinci ada taringnya, ular bersayap. Itu aneh tapi itu sangat menarik. Tapi mereka tak ingin mendekat, kenapa ya?
Tak lama setelah melewati hutan itu, kami sampai di danau kristal. Harus aku akui, danau itu sangat indah sangat sangat sangat indah. Mereka berwarna-warni dengan kristal berbagai warna, bentuk, dan ukuran.
Ryan melihatiku, dan menunjuk danau dengan dagunya. "Minum tuh, ingat satu teguk saja," peringat Ryan dan diikuti anggukanku.
Aku berjalan menuju danau itu, lalu berjongkok. Danau itu bercahaya, seperti dalam film. Aku mengambil airnya dengan telapak tangan dan meminumnya seteguk. Saat air itu melewati tenggorokanku, ada sensasi dingin, dan sedikit manis.
"Ini.....enak," gumamku.
"Gimana? Udah tau elemennya?" tanya Ryan.
Aku diam, "aku tidak merasakan apa-apa, hehe.." ucapku sambil terkekeh kecil.
Alis Ryan mengkerut, dia mendekatiku. "Minum lagi satu teguk," ucapnya.
Aku mengikutinya, lalu memasukan satu teguk air lagi keperutku. Ada sensasi berbeda, seperti rasa hangat. Tak lama setelah aku merasakan sensasi itu, ada sesuatu yang turun dari langit dan mendarat kekepalaku.
Ryan tersenyum, "kau memiliki elemen yang langka ya. Tak seperti aku." ucapnya.
"Ha?? Apa? Elemenku apa? Dan benda apa ini?" ucapku sambil menarik sesuatu dari kepalaku.
"Elemenmu cahaya, dan yang dikepalamu itu peri cahaya. Dia membutuhkan Wadah, ngomong-ngomong kamu bawa gak wadah buat perinya?" tanya Ryan.
Aku menggeleng dengan cepat, Ryan langsung menyentuh kepalanya. "Mampus, kamu mau ke kota bawa-bawa peri?"
"Tentu aja nggak!"
"Yaah.. Terus kamu mau menempatkan perimu dimana?"
Aku berpikir keras, "Ryan sendiri, menempatkan Perimu dimana?" tanyaku pada Ryan.
Ryan mengeluarkan sesuatu dari bajunya. Dia mengeluarkan sebuah kalung berbentuk salib. "Disini,"
Aku berpikir, apakah aku punya sesuatu seperti perhiasan? Seperti punya Ryan. Aku menyentuh kepalaku yang pening, dan aku merasakan sesuatu ditelinga kanan.
"Ooh!! Anting! Jadi ini, maksud kak Emily memberikan satu anting. Kak Emily pintar sekali!" pujiku.
"Ryan! Aku ingin wadahnya disini," ucapku sambil menunjuk anting yang bertengger di telingaku. Ryan tersenyum, "arahkan perimu masuk kewadahnya dengan pikiran,"
Dengan pikiran? Telekinesis? Sudah, aku mencoba dulu. Aku memikirkan peri yang ada dikepalaku masuk ke anting. Dan sepertinya peri dikepalaku benar-benar masuk keatingku. Wow, benar-benar menakjubkan.
"Untuk pertama kali mencoba langsung bisa. Kau memang jenius Melissa," ucap Ryan lalu memegang kepalaku.
"Apa dia benar-benar sudah masuk?" tanyaku pada Ryan dan diikuti anggukannya.
Aku tersenyum senang, "akhirnya aku punya elemen!, lagi itu elemen yang langka. Aku memang jenius!! Wuhuuu!!!" teriakku sambil melompat-lompat.
***
Ada yang salah gak?? Maksudnya ada bagian yang membosankan gak?? Kalau ada tolong kasih tau!
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEYLIKIA this My New World!
ФэнтезиMelissa harus menelan kenyataan bahwa ia adalah seseorang yang ditakdirkan untuk mengalahkan raja iblis, Atheron. Tanpa ia sadari ia mempunyai kekuatan khusus, dan itu diberi tahukan kepadanya melewati mimpi yang ia dapat setiap hari, setiap malam...