6.permulaan!

46 11 0
                                    

Sudahlah jangan ungkit apa yang terjadi setelah aku berteleport untuk pertama kalinya, kita skip aja Oke?.

Saat ini aku dan Ryan sedang berjalan menyelusuri jalanan yang ramai orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Saat aku bertanya pada Ryan bakal kemana, dia hanya menjawab 'Penginapan'. Aku pernasaran penginapan di Seylikia apa sama dengan yamg ada dibumi.

Beberapa saat kemudian, kami sampai disuatu tempat yang menurutku itu cukup menyeramkan. Kami tanpa basa-basi masuk kedalam, aku tetap menggenggam tangan Ryan erat dan berusaha untuk tidak terpisah. Banyak orang yang melihati sinis kekami, dan beberapa orang sedang menggosipi kami.

Ryan menunjukan 1 koin emas ke seorang pelayan.

"Satu kamar, 2 kasur," ucap Ryan.

Pelayan itu tersenyum, dan memberikan sebuah kartu. Yaampun itu seperti dibumi, apa kamarnya pun sama?.

"Silahkan menggunakan lift disana," ucapnya menunjukan arah lift.

Aku dan Ryan berterimakasih kepada pelayan itu lalu menuju kelift. Kini, kami berdiri ditengah-tengah lift. Aneh, lift ini tak ada pintu. Saat aku sedang memperhatikan sekitar, tiba-tiba sebuah lingkaran dengan ukiran indah menyala beriringan lalu kami menghilang. Teleport?? Sepertinya..

Dalam sekejap kami berada di entah lantai berapa, aku keluar dari lift dan lingkaran itu hilang.

"Ryan, itu apa??" tanyaku karena masih bingung.

"Itu lift,"

"Aku tahu!! Tapi lingkaran dibawahnya, itu memiliki corak yang bagus. Itu namanya apa?"

"Itu lingkaran Sihir,"

"Bagaimana cara kerjanya?"

" yaampun, nanti kau juga tau!"

"Kapan aku tau? Aku sangat ingin tau, masih banyak yang belum aku ketahui tentang dunia ini!!" Semburku dengan tarikan ditangan Ryan yang semakin kuat.

"Cerewet banget sih! Besok deh besok!! Ampun dah..."

Aku tersenyum menang. "Besok apa?"

"Besok kamu bakal menemukan sesuatu yang ajaib didalam dirimu sendiri, seharusnya ini dilakukan saat usia 5 tahun. Tapi untukmu tak apa....mungkin," ucapnya sambil memberhentikan langkah didepan pintu bernomor 296. Tapi aku tak melihat tempat untuj menggesek kartu disana.

Ryan menempelkan kartu itu dipermukaan pintu. Setelah beberapa detik, ada sebuah lingkaran sihir dipintu, mengelilingi sikartu itu sendiri. Setelah itu, pintunya bukannya terbuka, ia malah menghilang entah kemana.

"Eh!! Pintunya ilang!" kejutku.

Ryan terkekeh kecil, dan masuk diikuti olehku dibelakangnya. Saat kami sudah berada didalam kamar, pintu itu tiba-tiba muncul kembali dengan ajaib. Yaampun, dunia ini terlalu menakjubkan.

Ku lihat Ryan sudah duduk diatas sebuah kursi, melepas penat. Aku pun mengikutinya tingkahnya, aku masih sensitif dengan barang-barang dunia yang baru beberapa jam aku lihat. Aku mau duduk saja, sampai menghayati banget.

"Yaelah, kalau mau duduk, duduk aja napa! Lebay ih," runtuk Ryan seraya melihati tingkahku.

"A-aku kan belum terbiasa...!!"

Ucapanku tidak digubrisnya. Ugh! Cowok ini makin lama makin menyebalkan!

"Sudahlah, kamu langsung tidur aja sana. Udah malam, aku masih ingin disini. Mager~" ucap Ryan seraya menutup mata.

"Oke, kamu... Juga cepet tidur ya, gak baik begadang," ucapku lalu berjalan menuju tempat tidur, menaikinya, menarik selimut, dan tertidur. Tapi nyatanya, aku tak bisa tidur sama sekali. Aku terlalu waspada.

***

"Melissa?"

"Hm?"

"Kamu gak bisa tidur? Matamu hitam sekali,"

Kenapa, saat malam tiba mataku tak tertutup sama sekali, tapi ketika siang benderang begini mataku rasanya berat sekali. Aku memegang kepalaku yang pening, "uuuhh.. Pengen tidur,"ucapku dengan mulut terbuka karena menguap.

"Tidak bisa!"

"Kenapa?~" keluhku.

"Apa kau gak mau,....... Punya sihir? Didunia ini kita gak bisa hidup tanpa sihir loh," ucap Ryan sambil merangkulku.

Uhh... Aku mengantuk sekali, aku bahkan tak mau untuk mencari sihir.... Tunggu, sihir?.. Mataku langsung berbinar.

"Sihir?? Didalam diriku ada sihir?" tanyaku penuh semangat.

"Ya! Dan untuk membangkitkannya, kita perlu mengetahui elemenmu dan mencari wadah yang cocok untuk sihirmu, untuk masalah jobnya, itu akan terungkap saat kita mencari senjata," jelas Ryan

"Itu sangat menarik!" aku menjadi tambah semangat.

"Tapi sebelum itu,.."

"Apa lagi??!"

"Kita rapihkan pakaian minim bahan yang kau pakai itu, terutama bajumu. Warna Ungu tidak dilerbolehkan di Seylikia ini,"

"Hhaaahh?? Cih! Apa boleh buat, jadi dimana kita akan membeli baju?" tanyaku galau.

"Untuk baju dasar, aku bisa mengenalkanmu kekenalanku didaerah sini, mungkin dia bisa menjadi teman pertamamu disini,"

"Itu sih gak mungkin,"

"Hah? Kenapa?"

"Karena teman pertamaku adalah kamu," ucapku dan tersenyum lebar.

Ryan menanggapinya dengan tatapan datar yang tak berperasaan. Yaampun,.. Nih orang gak pernah baper apa?




Next!!

SEYLIKIA this My New World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang