Emily, Deon dan Ryan melihat Melissa keluar dari Dungeon. Melissa berjalan santai, seraya menghilangkan pedang besarnya yang bersatu dengan cahaya. Dia berlari kearah Ryan. Ryan.. Laki-laki itu sangat sangat pandai berpura-pura. Sekarang dia seakan tak pernah melihat apa-apa.
Melissa memeluk Ryan, "huaaah.. Capek," keluh Melissa seraya jatuh dari pelukannya.
"Melissa, kenapa? Kenapa kamu bisa keluar tanpa terluka?" tanya Ryan menampakkan kecurigaannya agar lebih alami.
Melissa membulatkan matanya, "I-itu, Bola manna gargoyle lord itu meledak dekat mulutnya. Jadi dia hancur berkeping-keping," bohong Melissa.
Emily mendekati Melissa, lalu memeluknya. "Untunglah, kau tak apa-apa. Syukurlah,"
Wajah Melissa mulai merona, "kak Emily,"
"Jadi, kan hanya kamu yang ada disana. Tidak, Ryan juga tadi menyusulmu hanya saja dia cuma bisa teleport sampai lantai 44. Jadi gak bisa bantu kamu. Apa yang kamu bawa dari gargoyle lord?" tanya Emily dengan mata yang berbinar-binar.
"Eh?"
Deon maju selangkah, "seluruh bagian dari lord bisa dipakai sebagai pelengkap alat sihir. Tapi, yang paling berharga adalah.."
"Adalah..?"
"Bola jiwa, inti dari jiwa seorang Lord," jelas Deon.
Bukan kah itu yang aku injak?! Pikir Melissa mulai ketakutan.
"Eto.. Gini lho, karena bola mannanya meledak, tubuhnya hancur tak bersisa. Aku menemukan bola jiwanya,...mungkin. Tapi, bola itu.. Aku pikir regenerasinya akan berhenti kalau aku menghancurkannya, jadi... Aku hancurkan," ucap Melissa gugup.
Muka Emily dan Deon langsung masam. "Yaah! Barang berharga dihancurkan!!"teriak Emily.
"Kita tak menghasilkan apapun," keluh Deon.
"..." Ryan hanya diam.
Emily melihat keatas langit. Langit sudah mulai menggelap, matahari sudah lelah.
"Mungkin kita harus bermalam disini," ujar Emily.
"Aku setuju," kata Ryan seraya berjalan.
Antek-anteknya langsung mengikuti leader mereka dengan senang hati. Ugh! Pertama kalinya aku bermalam di hutan. Bagaimana ya? Pikir Melissa sambil berpikir yang tidak-tidak.
***
Emily dan Deon sedang berurusan dengan kayu bakar, sedangkan Melissa berperan menjadi lampu sementara. Dan Ryan, dia membangun tenda."Sip, siap! Ryan sudah belum? Aku pengen tidur," ujar Emily seraya merenggangkan badannya seperti kucing.
"A-aku gak perlu jadi lampu lagi kan?" keluh Melissa. Badannya sangat lemah, karena mannanya diambil oleh penamaan Skiil. Tapi, karena rekan-rekannya tidak tahu, dia berusaha menutupinya.
"Ya, kita juga udah punya api unggun," ujar Deon seraya membuka jubah besarnya.
Emily sudah terlelap ditendanya. Sedangkan Melissa duduk disamping Ryan. Ryan sedikit kaget, karena Melissa tiba-tiba jatuh di pangkuannya. "Melissa?"
"Diamlah, orang bilang paha adalah bantal terbaik. Jadi.... Diam..lah." keluh Melissa, lalu tertidur.
"...." Ryan diam, dia meletakan tangannya diatas kepala Melissa, dia menyingkirkan rambut yang hampir mengenai mata Melissa dan menyelipkannya dibelakang telinga. Mukanya mulai merona. "Ada apa denganku,"
***
Matahari mulai mengerjakan pekerjaannya kembali. Melissa membuka matanya, dia mulai bangkit dari tidurnya. Lalu mengucek matanya, "ughh.. HOaaamm!!"
Melissa melihat sampingnya, ada Ryan yang bergetar. Mukanya begitu memperihatinkan. "R-Ryan?! Kamu kenapa?" tanya Melissa khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEYLIKIA this My New World!
FantasyMelissa harus menelan kenyataan bahwa ia adalah seseorang yang ditakdirkan untuk mengalahkan raja iblis, Atheron. Tanpa ia sadari ia mempunyai kekuatan khusus, dan itu diberi tahukan kepadanya melewati mimpi yang ia dapat setiap hari, setiap malam...