36. Tanda

13 8 0
                                    

Warning!! 16++

Ada adegan dewasa disini :) yang masih kecil, dosa ditanggung pribadi yaa..

Mina datang setelah 5 menit Melissa dan Emily menunggu. "Maaf menunggu lama! Ayo kita ke pemandian!"

"Yaa!"
"Ayo!"

-pemandian air panas-

"Waaaahh!!! Lantainya dari marmer putih?!". Teriak Melissa.

"Hehe..." Mina hanya terkekeh kecil melihat Melissa.

Tanpa lama-lama Melissa langsung membuka bajunya, menampilkan kulit putih dan perut rata yang hampir sixpack. Paha ramping. Dan yang paling penting adalah... Dadanya yang besar...

Emily dan Mina yang melihat, seperti melihat cahaya mata mereka silau. Aaah.. Apa ini penampakan Melissa? Emily pun tak bisa diam tapi kagum, padahal dia sudah pernah mandi bersama tapi setau dia waktu itu dada dan pinggangnya tak sebesar dan selangsing itu.

Benar-benar level upgrade yang mengerikan!

"Melissa, bagaimana kau bisa menumbuhkan tubuh seindah itu?"ucap Emily agak minder.

"Eh? Bukannya kak Emily udah pernah lihat ya? Ayolah.. Kalian juga buka," ajak Melissa.

Mina hanya tersenyum, dia membuka bajunya. Badan Mina sedikit lebih kecil dari pada Melissa. Perut rata, pinggang langsing, paha ramping dan dada yang sebesar buah jeruk.

Dari pada milik Melissa yang sebesar Buah Delima :).

"Whoo.. Bukankah Mina juga memiliki tubuh yang bagus?!" ucap Melissa seraya memegang pinggang Mina.

"Ah! K-kak!" Mina teriak sedikit.

"Kak Emily kamu belum buka baju," dorong Melissa pada Emily.

Melihat tubuh Mina, Emily menjadi lebih minder dari sebelumnya. Dia perlahan membuka bajunya.

Kulitnya Putih, seputih salju. Pinggangnya luar biasa indah, apa lagi perutnya. Paha panjang dan ramping, betis juga sangat cantik. Hanya... Dadanya.. Sangat Kecil!!

Dibading Melissa Milik Emily hanya seper empat dari Melissa. Bisa diartikan,

Melissa: Delima (cup D)
Mina : Jeruk ( Cup B)
Emily : ??? (Cup... Setengah A) intinya sangat kecil sehingga cenderung rata.

Melissa dan Mina yang melihat Emily hanya diam kaku.

"KAK! Sebelumnya punyamu tak serata itu?! Kenapa jadi semakin rata?!" Melissa berteriak frustasi.
Wajah Emily memerah, "di-diam!! Ini karna aku berlatih setiap hari!! Jangan salahkan aku," emily semakin canggung dan menutupi dadanya.

"Jika bukan aku melihat bagian bawah itu, aku mungkin mengira kau laki-laki, Kak Emily" jelas Mina dengan peluh didahinya.

Emily hampir menangis mendengar seluruh ejekan. "Sudahlah!! Bisa kita mulai mandi?!"

Mina dan Melissa hanya tertawa renyah. Mereka tak ambil waktu lagi dan langsung masuk kedalam Kolam.

"Haaaaahh..."mereka bertiga menghela nafas.

"Hmm.. Suhunya pas sekali,"

"Hm..hm.. Wangi juga,"

"Haha.. Terimakasih atas pujiannya.."

Melissa dengan cepat ingin membersihkan diri dengan sabun. Tapi, saat dia berdiri dia tiba-tiba terpeleset dan menimpa Emily.

"Aa!!"

Cbuuuurr!!

"Kak Melissa?! Kak Emily?! A-apa kalian tak apa-apa?!" teriak Mina.

"Fuaaah!! Kaaak!! Aku tak menyangka kakak.. Aah!! Kalau kau ingin meremas, remaslah punya sendiri!! Aku akan menemukan ramuan untuk memontokan dadamu deh!!" Teriak Melissa sambil menghalangi dadanya dan wajahnya memerah.

"Fuaah!! Uhuk! Uhuk! Me-melissa! Aku tak sengaja dan aku tak butuh ramuan aneh itu!!" ucap Emily seraya memegang bahu Melissa.

Melissa yang melihat dada Emily, dalam keadaan panik dia mengira Emily adalah laki-laki. "Kyyaah! Mesum!!"

Melissa mendorong Emily sampai Emily terjatuh. Tapi.. Emily juga menarik Melissa.

Cbuurrr!!

Sekali lagi mereka tenggelam. Dan tak lama kemudian mereka muncul dari air.

"Me-melissa.. Kamu.. Jangan kira aku tak punya dada montok sepertimu. Kamu balas dendam dengan memegang..." Emily memerah sampai keleher.

"Hehe! Rasakan itu!" Melissa berkata dengan senyum sinis.

"Dasar!! Melissa!!!" Emily mulai menerjang Melissa.

"Aaah!!"

Dan dimulailah pergelutan di air.

"Anoo.."Mina yang telah menjadi anak polos, ternodai begitu saja dengan perkataan dua orang ini.

Mina yang memutuskan untuk menjadi patung dan menikmati air panas. Tiba-tiba sekilas dia melihat sesuatu di tubuh Emily. Mata Mina melebar.

"Kak!! Berhenti sebentar,"

Emily dan Melissa tak mendengar Mina dan masih bergelut.

"Berhenti.."

Mereka masih tak menghiraukan himbauan Mina.

"Kak..."

Mereka masih terus berkelahi seakan-akan Mina tak ada. Mina mulai kesal.. Dia menggunakan kekuatannya pada air. Tiba-tiba air diarea pergelutan mereka tiba-tiba Dingin seperti air es.

"Dingin!!" teriak Merek bersamaan dan mundur bersamaan sehingga satu sama lain menjauh. Merasakan air panas kembali, mereka lega. Lalu melirik kearah Mina.

Melissa menggaruk pipinya, "Mina... Ada apa?"

Mina benar-benar cemberut saat ini. "Jangan abaikan aku!! Manusia!"

Mendengar kata 'manusia' dari mulut Mina. Emily dan Melissa tau, Mina benar-benar marah sekarang.

"Eto.. Mina.. Tadi kamu memanggil untuk apa.?"

Melupakan kemarahannya, Mina langsung berenang kearah Emily. Dia menyuruh Emily untuk berdiri.

Saat Emily sudah berdiri, Mata Mina melebar. "Aku benar!!"

"Ada apa?"

Mina menyentuh bagian paha Emily, dan mengirimkan kesemutan ditubuh Emily. Mukanya memerah dan sedikit mendesah.

"Lihat ini.. Ada tanda!"

Emily melihat pahanya, dan matanya juga menunjukan keterkejutan. Apa dia punya tanda seperti itu? Sepertinya itu bukan tanda lahir?..

"Apakah kak Emily punya tanda seperti ini sebelumnya?" tanya Mina antusias karena melihat tandanya.

Tanda itu berbentuk garis burung hantu, paruh runcing dan juga mata yang tajam. Setelah diperhatikan kembali, mata itu...mirip dengan mata seseorang. Yap..

Melissa..

Emily menggeleng, "tidak.. Aku tak pernah punya tanda cantik seperti ini sebelumnya. Melissa yang pernasaran, akhirnya mendekati Emily dan Mina.

"Apa sih? Tanda apa?" tanya Melissa pernasaran.

"Kak.. Lihat ini," Ujar Mina seraya menunjuk paha Emily. Tanda itu kecil, kalau tadi Mina tak teliti mungkin dia juga takkan menyadarinya.

Melissa melihat paha Emily, sedangkan orang yang bersangkutan alias Emily sendiri lama-lama malu karna pahanya telah dilihat-lihat secara serius seperti itu.

Sesaat melihat tanda itu, mata Melissa menggambarkan peminatan. "Woww. Kak.. Kenapa kau punya tanda keren seperti ini?"

"Aku juga tak tahu. Aku baru tahu tadi," jujur Emily.

Melissa mengangkat tangan kanannya dan menyentuh paha Emily. Sekali lagi tanpa disengaja, Emily mendesah. "Ahh.. Hey..Jangan pegang-pegang.." Kalimat Emily memang normal, hanya saja nada bicaranya seperti orang yang akan di lecehkan membuat Melissa bergidik jijik..

SEYLIKIA this My New World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang