24. Pergi keluar Zona Aman.

14 8 0
                                    

Sabrina membuka matanya setelah 4 jam tertidur pulas. Yang dia lihat pertama kali adalah langit-langit Ruang medis Guildnya. Dia merasakan sakit diseluruh badannya, termasuk mentalnya. Dia mengingat setiap kejadian saat duel dengan Melissa. Seketika mukanya menjadi pusat pasi,

"Kau sudah bangun?" tanya seseorang dengan suara yang akrab di telinga Sabrina.

"Marco.."gumam Sabrina seraya melirik kearah Marco, rasa hangat berdesir dihatinya.

Saat Sabrina hendak membuka mulut tiba-tiba suara perempuan menyusul, "ah.. Dia udah bangun,"

Wajah Sabrina menjadi seputih kertas, "AHHH!!! Lepaskan aku!!! Jauh jauh dariku!!" teriaknya seakan-akan seekor Monster sedang berjalan kearahnya. Tidak.. Itu bukan moster tetapi malaikat pencabut nyawa.

Melissa memandang datar Sabrina,dia menatap Sabrina dengan sedikit amarah. " Memangnya aku semenyeramkan itu? Hm?" dia bertanya pada Ryan disampingnya.

Dengan cepat Ryan mengangguk, "kau memang menyeramkan sebagai PMS,"jawabnya santai dengan seringai diwajahnya,

Krak!

Suara tulang patah beredar di seluruh ruangan. Melissa menginjak kaki Ryan menggunakan 'sedikit' tenaga. HMMPH! rasakan itu bodoh!

Ryan hanya meringis kesakitan tak berani membalas Injakan kaki Melissa. Disisi lain, Marco sedang berusaha menenangkan Sabrina yang ketakutan setengah mati. Melissa kini menjadi sesosok monster lord dimatanya. Melissa membuka mulutnya pada Marco, "Tidak ada yang lain kan? Aku mau pergi. Lagian urusan aku disini hanya menjual Tubuh Gargoyle Lord dan Grifin lord, tak ada yang lain," tanya Melissa.

Marco dengan cepat menjegatnya. "Tunggu! Ada yang ingin aku bicarakan dengan timmu. Mari kita bicara diruang rapat. Bawa seluruh tim mu," perintah Marco. Sikap ini dipandang Ryan dengan muka datar, ck! Sombong sekali!

-ruang rapat -

Melissa, Ryan, Emily, Deon dan Kylien sedang duduk berhadap-hadapan diruang rapat dengan meja yang panjang itu. Bangkunya sedikit berdebu, mungkin ruangan ini jarang dipakai.  Melissa memimpin pembicaraan. "Ada masalah apa lagi yang kau ingin sampaikan pada kami?" tanyanya.

Marco dengan gugup dan keringat yang mengalir dikeningnya, segera menjawab dengan muka tenang. "Kalian, maukah masuk ke Guildku?"

"Heh! Aku tak mau masuk Guild dengan ketua gak becus kayak kau," Ujar Emily dengan mulut ringan.

Ujaran ini diikuti anggukan Deon dan Kylien. Sedangkan Ryan menyerahkan semuanya pada Melissa. Melissa sendiri, dia ditatap tajam oleh Marco. Dia tak bisa membantu tapi dia memimpin pembicaraan yang berat ini. "Emm.. Kak Marco, bukannya aku gak mau hanya saja kalau timku tak setuju apalagi Kak Emily, aku gak mungkin setuju juga,"

"Kenapa?"

"Karena kami akan pergi dari Zona aman ke Zona diluar Seylikia," ujar Melissa tenang.

Alasan itu membuat Marco tersedak air liurnya sendiri. "Hah? Kau yakin? Grifin loard tak bisa dibandingkan dengan bahaya diluar sana!"

"Aku tau, Tapi apakah dengan alasan tabu macam itu, aku akan tetap diSeylikia, dan membusuk dengan hari tua yang tak menyenangkan. Ayolah! Itu tak bisa dibayangkan!" tegas Melissa.

Marco kehilangan kata-katanya. Yang Melissa katakan langsung menusuk hatinya, dia selalu bermimpi untuk pergi keluar Zona aman Seylikia. Tapi, entah kenapa itu tak pernah menjadi kenyataan setelah putri Riana Diculik oleh Atheron. Dia masuk KeGuild, dan malah mengikat dirinya menjadi ketua Guild sehingga tak bisa meinggalkan kewajibannya. Bahkan kemampuannya telah berkurang banyak. Marco menutup matanya, tak ada lagi yang bisa dia katakan untuk meyakinkan Orang-orang Dominan ini untuk masuk ke Guildnya. Dia ketua yang buruk!

SEYLIKIA this My New World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang