1. Manusia Es

1.2K 101 19
                                    

Gadis berseragam abu-abu putih, tersenyum riang ketika langkah kakinya terhenti disebuah gedung sekolahnya.

Dia adalah Hilda Anda Risma, baginya kegembiraanlah yang membuat hidupnya menyenangkan. Gadis itu menelusuri koridor sekolah untuk menuju kelasnya.

Langkah demi langkah ia sertai dengan senyuman. Sampai ia terhenti ketika cowok jangkung berdiri menghalangi langkahnya.

Tatapan mereka beradu, cowok itu hanya menatap Hilda dengan tatapan datar dan dinginnya. Dia adalah Mohandara Meda Syinqoni cowok dingin dengan segala kedatarannya.

"Woy, bukan muhrim, zina mata tuh!" ujar Bayu membuat lamunan Hilda buyar.

Ahmad Fajar Bayu Saputra, biasa dipanggil Bayu, dia adalah teman Meda yang terkenal suka membuat onar, yang dijuluki the bad boy.

Pipi Hilda memerah ketika tercyduk menatap cowok dihadapannya. Sedangkan Meda hanya memasang muka datar.

"Hil, gue mau kenalin lu sama Meda, cowok yang waktu itu gue ceritain ke lu" ucap Gibran membuat ketiganya langsung mendongak.

Muhammad Gibran Islami Pasya. Cowok cool, yang terkenal humoris, dan penghangat suasana. Dia adalah teman Hilda sedari SD, yang kebetulan sekarang satu sekolah lagi.

"Ouh iya, ini ya yang namanya Meda" Hilda kembali menatap Meda dengan senyum manisnya. Sedangkan Meda menatap gadis didepannya dengan tatapan jengah.

"Hai, kenalin nama gue Hilda Anda Risma. Lu bisa panggil gue Hilda!" Hilda mengulurkan tangannya dengan senyuman manis.

"Meda" jawabannya singkat tanpa membalas uluran tangan gadis didepannya.

Dalam hati Hilda menggerutu. Bagaimana bisa ia dipertemukan oleh spesies manusia seperti Meda.

Meda pergi begitu saja, membuat 3 orang itu tercengang.

Hilda menatap Gibran tajam.
"Gila lu ya kenalin gue sama manusia es kayak dia!"

"Tapi dia ganteng kan?, dia juga jago volley!"

Hilda menatap punggung Meda yang mulai menghilang, bibirnya terangkat membentuk lengkungan senyum.

"Dia dingin sih, tapi gue suka!"


🏐🏐

Siang ini adalah jam olahraga bagi kelas X IPA 1, membuat semua murid mulai melakukan pemanasan ditengah teriknya matahari.

Hilda belum melakukan pemanasan sama sekali, ia hanya melihat manusia es yang tadi pagi tengah ia temui. Meda sedang mempassing bola volley bersama Bayu, permainan yang lihai membuat Hilda menatap Meda kagum.

"Hil, lu tuh dari tadi cuma duduk-duduk, senyum-senyum gak jelas. Apa sih yang lu lihatin?" tanya Putri bingung.

Putri Nur Utami, teman dekat Hilda yang sering ia ajak curhat, ia terkenal gadis yang ambisius, cerdas, dan tidak mau kalah. Barangkali motto yang digunakan Putri, pantang mundur sebelum tempur.

Hilda langsung menatap Putri dengan tatapan berbinar.
"Lu bener put, harusnya gue gak cuma duduk senyum-senyum. Gue harus berjuang dapetin dia!!" ucap Hilda membuat Putri mengerutkan keningnya.

Hilda menghampiri Bayu dan Meda dengan riang, membuat aktivitas mereka terhenti.

"Bay, biar gue yang passingan ma Meda ya, lu sama, siapa kek!, sana pergi!" ucap Hilda membuat Bayu menggerutu kesal.

HILDA & MEDA{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang