Hilda tengah menunggu bus di halte dekat sekolahnya. Sebenarnya tadi ia hendak diantar Gibran yang notabenenya adalah kekasihnya saat ini. Tapi Hilda menolaknya, dengan alasan takut merepotkan.
Jika ditanya soal perasaan. Apakah Hilda mencintai Gibran?. Tentu sepenuhnya perasaan itu masih untuk Meda. Tapi sekarang Hilda hanya ingin memulai langkah baru, membuka lembaran baru. Belajar mencintai orang yang jelas-jelas mencintainya.
Lengkungan senyum terbit di bibirnya ketika bus yang ia tunggu berhenti tepat didepannya. Hilda segera memasuki bus, namun langkahnya terhenti ketika bersamaan dengan itu seorang cowok juga memasuki bus.
Hilda terdiam diambang pintu. Detak jantungnya berdetak kencang, ketika tangannya yang berpegangan pada pintu bus tak sengaja dipegang cowok tersebut. Sedetik kemudian Hilda yang tersadar langsung melepaskan tangannya yang berpegangan pada pintu bus, memilih segera memasuki bus tanpa menghiraukan cowok disampingnya.
Hilda duduk di kursi yang disediakan, baru ia merasa nyaman, ia dikejutkan dengan cowok yang duduk disampingnya.
"Kenapa?" tanya cowok itu ketika melihat Hilda terlihat tidak nyaman.
"Gak papa." jawab Hilda singkat.
"Lo keliatan gak nyaman banget gue duduk disamping lo." cowok itu tersenyum tipis.
"Gak usah takut. Gue Meda kalau Lo lupa!" Meda menatap Hilda lekat, membuat Hilda hanya diam tak berkutik.
Ya, Medalah yang tadi ia temui ketika akan memasuki bus. Entahlah Hilda sama sekali tak mengerti mengapa Meda naik bus. Bukankah manusia es itu memiliki motor.
"Lo ngapain sih naik bus?, buat apa orang kayak lo naik bus?" Hilda menatap Meda dengan sengit.
"Kenapa?, kendaraan ini kan untuk umum." jawab Meda seadanya.
"Terserah." jawab Hilda singkat.
30 menit berlalu. Bus berhenti di halte dekat rumah Hilda, membuat Hilda bisa bernafas lega. Hilda turun dari bus, namun ia mengerutkan kening ketika Meda juga turun diihalte ini.
"Lo ngapain?" tanya Hilda bingung.
"Kenapa?, ada yang salah?" tanya Meda bingung.
"Lo harusnya turun diihalte selanjutnya."
Meda hanya mengangkat bahunya acuh.
Hilda yang kesal, langsung pergi begitu saja untuk segera pulang.
Meda menyusul Hilda, lalu berjalan disampingnya.
"Mau lo tuh apa sih ngikutin gue?" tanya Hilda sewot.
"Gak ada." jawab Meda singkat.
Meda meraih tangan Hilda, lalu menggenggamnya erat. Hilda dibuat terkejut seketika. Genggaman erat tangan Meda membuat Hilda tak biasa berkutik.
Setelah itu tak ada lagi percakapan lagi diantara mereka. Mereka saling diam sampai tak terasa telah sampai didepan rumah Hilda.
Hilda dibuat terkejut ketika melihat cowok yang ia kenal sedang duduk diatas motornya. Tatapannya begitu tajam ketika melihat Hilda dan Meda.
"Gibran." ucap Hilda lirih, namun masih dapat didengar.
Hilda tersadar ketika Gibran menatap tajam kearah tangan Hilda, membuat ia langsung melepaskan genggamannya dari tangan Meda.
Meda hanya menatap Gibran datar, seolah tak terjadi apa-apa.
"Udah dari tadi bran?" tanya Meda santai.
"Lumayan" jawab Gibran singkat, namun tatapannya tak ada hentinya menatap Hilda erat.
Hilda hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Ia menundukkan kepalanya merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILDA & MEDA{✓}
Romance*Diambil dari kisah nyata* Gadis ini bernama Hilda. Hilda Anda Risma, gadis manis yang terkenal cerewet, galak, dan sangat fasih dalam memainkan bola volley. Tipikal cewek yang menyenangkan, membuat semua orang sangat senang berteman dengan gadis ya...