6. Ultah Hilda

563 61 6
                                    

07 Februari,

Hilda terus menatap Meda yang tampak serius memperhatikan pelajaran. Dagunya ia tompangkan pada tangannya yang bersedekap

Hari ini adalah hari ulang tahun Hilda. Semua orang yang Hilda kenal mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Entah itu lewat di internet maupun secara langsung. Gadis cerewet itu sangat senang karena semua orang perduli dengannya.

Tapi pria dingin disampingnya inilah yang membuatnya sebal setengah mati. Dari sekian banyaknya orang yang Hilda kenal, hanyalah Meda yang tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Mungkinkah setidak dianggapnya dia.

"Meda!" panggil Hilda membuat Meda menatap gadis itu.

"Lu tau gak hari ini hari apa?"

"Jumat" balas Meda singkat.

"Iya tau, tapi hari ini tuh hari yang sepesial tau buat gue" Hilda tersenyum manis.

"Ouh." jawab Meda membuat Hilda menggerutu.

Kring...kringg

Bel istirahat berbunyi, membuat Meda langsung beranjak dari duduknya. Hilda yang tersadar langsung mengikuti Meda dari belakang.

"Meda, kenapa lu ninggalin gue?" tanya Hilda cerewetnya.

Meda diam tak menjawab. Disepanjang koridor mereka menjadi bahan gunjingan, tapi Hilda hanya menatap acuh, sedangkan Meda masih dengan wajah datarnya.

Langkah Meda terhenti, membuat Hilda sontak menabrak punggung Meda.

"Aduh, hidung gue gak mancung lagi deh" ucap Hilda sambil memegangi hidungnya.

"Meda kalau berhenti ngomong dulu dong!"

Meda membalikkan badannya, menatap Hilda lekat. Membuat gadis yang ditatap tersenyum manis.

"Berhenti ngikutin gue!" ucap Meda dingin.

"Kenapa?, gue gak akan pernah berhenti ngikutin lu sebelum gue nyerah!" Hilda menatap Meda tajam.

"Terserah." ucap Meda dengan tatapan dingin.

Belum sempat Hilda menjawabnya, sebuah teriakan membuatnya mengurungkan niat.

"Hilda!"

"Putri!" mereka berpelukan layaknya teletubbies.

"Happy birthday ya, semoga lu jadi anak yang sholehah,dikurangin cerewetnya."

"Makasih putri" jawab Hilda dengan senyum manis.

Meda hanya menatap dua orang itu dengan acuh.

"Jangan lupa pajak ultahnya" ucap putri sembari melepaskan pelukannya.

"Gak, gak ada pokoknya." jawab Hilda mendengus.

Meda menatap Hilda sejenak, lalu memilih pergi meninggalkan dua orang itu.

"Yah put, Meda pergi" ucap Hilda cemberut.

"Ya udah sih biarin aja, sekali-kali lu lepasin dia!"

"Gak bisa gitu put, dia belum ngucapin selamat ulang tahun buat gue!" ucap Hilda lalu pergi begitu saja

"Eh hil!" panggil Putri sambil menepuk jidatnya. Temannya yang satu itu sangat ambisius.

***

"Meda, tunggu!!"

Cowok yang dipanggil membalikkan badan, menatap Hilda yang mengatur nafasnya.

Hilda menatap meda dengan tatapan tajam.
"Meda kenapa sih, lu selalu hobi ninggalin gue?. Dan kenapa lu gak pernah sedikitpun hargain perjuangan gue?. Lu pikir berjuang untuk dapetin lu itu gampang!" Mata Hilda berkaca-kaca, sedangkan yang ditatap masih dengan wajah datarnya.

"Gue gak pernah nyuruh lu untuk berjuang!"

Hilda diam terpaku.

"Dasar manusia es" ucap Hilda yang masih menatap cowok yang lebih tinggi didepannya.

Meda menatap Hilda acuh.

Bulir air bening menetes dipipi gadis itu, membuat Meda menatapnya dengan tanda tanya.

"Gue gak suka lihat lu nangis"

Sebuah sapu tangan terulur  membuat Hilda mendongak. Senyuman manis terukir diwajah Meda, membuat Hilda menatap tak percaya. Ini adalah pertama kalinya ia melihat manusia es itu tersenyum.

"Happy birthday Hilda Anda Risma!" Meda mengusap air mata Hilda dengan sapu tangannya.

Tak lupa dengan senyum yang terukir dibibir Meda.

"Mungkinkah ini pertanda bahwa gue harus terus melangkah?"

🍁🍁

Happy weekend 😗
Maaf beberapa hari ini gak up, sebagai gantinya ku kasih 2 part.

Part ini sepesial banget aku persembahkan buat yang  tanggal 7 Januari ulang tahun 😘. Yeyyy happy birthday Hilda Anda Risma
Hildaandarisma1 semoga apa yang kamu cita-citakan tercapai. Aminn
Tambah langgeng mmedas ya. Maaf cuma bisa ngasih part ini sebagai kadonya.

From Anggita Dwi Linggar
🎂 Happy birthday 😘

***

choko_publisher



HILDA & MEDA{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang