Happy Reading! 😉❤️Perhatian!!, Cerita ini membuat beberapa gejala-gejala aneh:
1. Emosi sekejap yang membuat anda refleks menggigit bibir anda sendiri.
2. Pipi merah dan panas.
3. Mager berkepanjangan, yang membuat anda hanya ingin rebahan sembari membaca kisah ini.
4. Emosi kekecewaan karena kisah ini tak kunjung di-update oleh penulis._____________Hilda&Meda______________
Seminggu telah berlalu, semenjak itu juga Hilda tak pernah lagi mendekati Meda. Sekalipun ia bertemu ia hanya menatap datar, lalu pura-pura tak pernah mengenal.
Baik Hilda maupun Meda sekarang saling menjauh. Tak ada salah dari mereka bertegur sapa ketika bertemu.
Semua orang juga mempertanyakan mengapa kini Hilda tak lagi mendekati Meda. Banyak yang bilang karena datangnya Izka lah penyebab Hilda menyerah.
Kali ini mereka berpas-pasan dikoridor sekolah. Hilda yang hendak keperpustakan, sedangkan Meda sedang berjalan santai bersama Izka disampingnya.
Langkah mereka terhenti, membuat mereka saling menatap satu sama lain. Hilda menatap Izka yang menatapnya dengan sinis. Sedetik kemudian matanya beralih menatap Meda yang menatapnya lekat. Debaran jantung yang sama masih ia rasakan.
Kapan ia bisa melupakan Meda?.
Hilda segera memutuskan kontak matanya. Memilih meninggalkan dua orang yang saat ini tak ingin ia lihat.
Meda menatap kepergian Hilda. Batinnya tersenyum kecut.
Apa kabar?
***
Hilda tengah sibuk membaca novel diperpustakaan. Matanya terus membaca kalimat demi kalimat, namun fikirnya sama sekali tak terfokus.
Clara menatap Hilda yang tampak gusar sendiri.
"Lo kenapa sih Hil?" tanya Clara bingung.
Hilda menggigit bibir bawahnya.
"Gue gak tau.""Ck. Aneh!" ucap Clara lalu kembali membaca bukunya.
Hilda menatap keluar jendela. Dadanya bergemuruh ketika melihat Meda tengah tertawa bersama Bayu, Gibran, dan Izka. Tak hanya itu Izka sekarang membawa temannya ikut serta disana.
Hilda mengepalkan tangannya, menggigit bibir bawahnya keras sehingga tanpa sadar darah mulai mengalir dari bibirnya.
"Eh hil lo goblok apa gimana sih, bibir lo berdarah tuh!" Clara menggelengkan kepalanya ketika melihat temannya yang ceroboh.
Hilda tersadar, lalu mengusap bibirnya kasar. Ia melihat darah tercetak di jarinya.
"Ishh!, Sialan!!" ucap Hilda kesal.
Hilda menutup bukunya kasar. Memilih pergi dari perpustakaan dengan amarah yang memburu.
"Hil, Lo mau kemana?" tanya Clara dengan tatapan kesal.
"Mati!" jawab Hilda membuat Clara geleng kepala.
***
Hilda menikmati semilir angin yang berhembus di roftop sekolahnya. Hilir angin yang berhembus menemaninya dalam kesunyian.
Sesekali ia membersihkan luka disudut bibirnya yang masih berdarah.
"Ekhemm" Hilda menengok kearah suara.
Orang itu duduk disamping Hilda, menatap Hilda lekat.
"Lo ngapain disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HILDA & MEDA{✓}
Romance*Diambil dari kisah nyata* Gadis ini bernama Hilda. Hilda Anda Risma, gadis manis yang terkenal cerewet, galak, dan sangat fasih dalam memainkan bola volley. Tipikal cewek yang menyenangkan, membuat semua orang sangat senang berteman dengan gadis ya...