2. Di hukum bareng

733 78 11
                                    

Meda duduk di kursi koridor sambil menyadarkan kepalanya pada dinding. Matanya terpejam, sembari menikmati alunan musik yang ia dengarkan lewat headsetnya.

Baru ia merasa kenyamanan sejenak. Matanya langsung terbuka ketika menyadari seseorang berdiri didepannya.
Meda membenahi posisi duduk. Matanya menatap tajam gadis yang sedang tersenyum sumringah.

Alisnya terangkat seolah bertanya, ketika gadis itu mengulurkan sebuah kotak bekal, yang tidak asing baginya.

"Gue mau ngembaliin kotak bekal yang kemarin lu kasih ke gue. Tenang aja didalemnya juga ada isinya kok, gue bangun pagi karena buat bekal ini tau. Kata Gibran lu suka berangkat pagi. Pasti lu belum sarapan kan." ucap gadis itu panjang lebar.

Meda berdiri, lalu menatap mata Hilda dingin. Matanya beralih menatap dahi Hilda yang sudah tak memar seperti kemarin. Itu terlihat karena plester Hilda yang tak melekat sempurna.

Entah dorongan dari mana, Meda membenahi plester yang tak melekat sempurna didahi Hilda. Membuat Hilda terdiam membeku.

Meda yang sadar, langsung memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Matanya kembali menatap Hilda dingin, lalu memilih pergi begitu saja dari hadapan Hilda.

Hilda yang tersadar langsung membalikkan badan, memilih mengejar cowok dingin itu.

"Meda ini kotak bekalnya" ucap Hilda sembari mengimbangi langkah Meda.

Meda diam tak menggubris, seolah menganggap tak ada siapa-siapa.

"Lu masih sariawan ya?"

"Ouh ya kenapa lu berangkat pagi banget, padahal Gibran sama Bayu aja enam lima puluh baru berangkat."

"Kenapa sih lu gak jawab?, emang ngomong harus bayar ya?"

Meda memilih langsung memasuki kelasnya, meninggalkan Hilda yang masih mengoceh dibelakang.

Cowok dingin itu meletakkan tas dimejanya. Baru ia menyenderkan tubuhnya kekursi, ia dikejutkan oleh Hilda yang duduk disampingnya dengan senyum manis.

"Gue boleh duduk disini kan?"

"Hmm" jawab Meda dengan deheman, membuat Hilda sumringah dibuatnya.

🏐🏐

Jam pelajaran pertama dimulai, membuat semuanya sibuk mengerjakan soal. Terkecuali gadis bernama Hilda.

Hilda justru sibuk melihat hasil karya dia membuat nasi goreng, dalam kontak bekal yang juga belum diterima Meda.

"Da, nanti lu makanya ati-ati ya kasian tau ini udah lucu banget." ucap Hilda ketika melihat nasih goreng yang ia bentuk seperti wajah, dengan timun sebagai mata. Serta saos sebagai lengkungan senyum.

"Ouh iya ini acarnya enak banget loh, tapi mama ku yang bikinin, nih lu coba deh!" ucap Hilda sambil menyuapi Meda yang merasa terganggu.

"Hilda, Meda!!, kenapa kalian makan saat jam pelajaran saya?"

Meda menatap Hilda jengah, sedangkan yang ditatap hanya menunduk.

"Maaf" cicitnya Hilda lirih sambil menatap Meda yang tampak marah.

"Berdiri ditiang bendera sampai jam saya selesai!" ucap guru killer itu tegas.

Meda langsung pergi keluar kelas dengan santai, lalu diikuti Hilda yang masih menunduk.

***

HILDA & MEDA{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang