H2

7.8K 841 100
                                    

Jongin mengumpat keras saat ia bangun pada pukul 4 lewat. Ibu tersayangnya itu tidak berniat untuk membangunkannya, padahal wanita itu membangunkan Jungah jam setengah 4 pagi.

Dengan segera ia ke kamar mandi untuk gosok gigi dan juga cuci muka. Mengenakan pakaian yang sudah ia sediakan sejak semalam dan pergi tanpa pamit pada sang ibu.

Biarkan saja Jongin dicap sebagai anak yang durhaka, toh ibunya lebih kejam daripada ibu tiri, Jongin jadi malas bicara padanya.

Jongin sampai pada pukul 5 lewat 10 menit, dan karena hal itu dia mendapatkan tatapan tajam dari orang-orang, sementara Jungah menatapnya sedikit terkejut.

"Kau menggantikan Taewoo?" Tanya Jungah saat mereka sudah berada di pesawat. Jongin mengangguk singkat.

"Kenapa direktur tidak bilang padaku?"

"Entahlah. Tapi mengapa kita harus pergi sepagi ini? Acara peluncurannya 'kan besok?"

"Ada beberapa hal yang harus kami urus, termasuk dekorasi gedung dan juga hal kecil lainnya. Kau tahu bukan jika bos kita itu orang yang sangat perfeksionis."

"Untuk apa membuka cabang perusahaan di Jepang jika dia masih harus menyiksa kita?" Jungah hanya terkekeh kecil sebelum ia sibuk dengan ponselnya.

"Tuan Oh, mengapa anda tidak bilang jika Kim Jongin yang akan menggantikan Taewoo?"

Jongin ber-oh kecil saat mengetahui siapa lawan bicara Jungah ditelpon.

'Dia bahkan tidak menelponku. Dasar pria brengsek.' Tolong maklumi mulut Jongin yang senang sekali mengumpat itu. Karena itu sudah menjadi kebiasaannya sejak SMA.

"Baiklah tuan." Jungah kembali menaruh ponselnya ke dalam tas dan kegiatannya beralih menjadi memeriksa beberapa dokumen yang ia bawa dari kantor.

Jongin jadi bersyukur karena posisinya hanyalah seorang karyawan biasa dan bukannya manager seperti Jungah. Meskipun gajinya kecil, tapi dia bisa terbebas dari watak buruk seorang Oh Sehun.

Jongin sudah sering sekali mendengar para manager mengeluh tentang bos mereka yang selalu bersikap tegas dan terkadang sedikit semaunya, termasuk Jungah sendiri. Kakaknya pernah menangis karena kritikan yang dilontarkan sang atasan.

Meakipun sudah berkencan selama setahun, Jongin jarang sekali berbicara pada Sehun. Berkirim pesan pun jarang. Kencan hanya 3 kali, itu pun hanya pergi makan malam bersama tanpa percakapan yang berarti. Bisa dibilang Jongin belum pernah mengenal Sehun secara langsung, dia hanya tahu image Sehun dari cerita orang-orang.

     



Yang jadi pertanyaan Jongin saat ini adalah, mengapa Oh Sehun harus membayar mahal perusahaan EO jika yang bekerja malah karyawannya sendiri? Apakah pria itu suka menghambur-hamburkan uang? Atau dia memang senang jika melihat karyawannya tersiksa seperti ini?

Sesaat setelah rombongan sampai mereka harus langsung pergi ke gedung peluncuran produk untuk meninjau pekerjaan para pekerja dari EO yang sudah Sehun sewa. Namun saat mereka sampai disana, mereka malah harus ikut membantu untuk mendekor gedung.

Jongin sungguh lemas. Ingat! Dia belum makan sejak kemarin. Dia pun meminta izin pada Jungah untuk beristirahat sebentar meskipun harus mendapatkan lirikan tajam dari karyawan lainnya.

Seseorang tiba-tiba menghampirinya sambil menyodorkan sebuah minuman dingin ke arah Jongin.

"Terima kasih." Ucap Jongin dengan bahasa Jepangnya yang sedikit berantakan.

"Tak perlu menggunakan bahasa Jepang. Aku orang Korea." Ujar si pria.

"Benarkah? Terima kasih lagi kalau begitu." Celetuk Jongin dengan bahasa Korea.

Pria itu tersenyum saat melihat reaksi yang diberikan Jongin. Jongin itu sangat menarik untuknya.

"Kenalkan, aku Song Minho. Kau?"

"Kim Jongin." Jongin membalas jabatan tangan Minho sambil tersenyum canggung. Jujur saja dia bisa jadi begitu pemalu jika harus berhadapan dengan orang asing. Dia bukanlah orang yang mudah akrab dengan orang lain.

"Kau anak pemasaran dari cabang Korea?" Tanya Minho mencoba untuk membangun percakapan.

"Bukan. Sebenarnya aku dari divisi keuangan, aku menggantikan salah satu karyawan yang berhalangan hadir." Jawab Jongin sambil meminum minuman pemberian Minho.

"Ah begitu..."

"Kau sendiri?"

"Aku manager pemasaran di Osaka. Awalnya aku mendaftar untuk bekerja di Korea, namun tuan Oh memintaku untuk bekerja disini." Minho jadi sedikit menyesal karena tidak bisa bekerja di Korea, dia jadi tidak bisa berkenalan dengan Jongin lebih awal.

"Pasti sangat sulit bekerja di negara orang lain." Balas Jongin.

"Ya begitulah. Sepertinya perbincangan kita harus berakhir disini, aku harus kembali ke kantor. Tapi jika kau tidak keberatan, bisakah aku memiliki nomer ponsel mu?" Jongin terkejut dengan sedikit membuka mulutnya, yang mampu membuat Minho harus puas menahan rasa gemasnya terhadap pria itu.

"Baiklah, kemarikan ponselmu." Minho pun dengan senang hati memberikan ponselnya kepada Jongin.

"Aku akan menghubungimu nanti malam. Sampai jumpa Jongin." Minho melambaikan tangannya kearah Jongin dan pergi keluar gedung. Jongin pun hanya membalasnya sekilas lalu kembali membantu karyawan lainnya untuk mempersiapkan dekorasi.

    



Tbc

Note:

Haha...

Kenapa kalian cuma nyebut nama anak-anak SM kalo masih ada idol-idol manly di luar sana.??

  

Oke cukup bacotnya. Makasih buat 200+ votenya.

See you

  

HARDER °HUNKAI°  [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang