Hey hey hey!
Mari ramaikan dengan komen-komen receh kalian...
. .
Jongin dilarikan ke salah satu rumah sakit terdekat dengan Mino yang mendampinginya dari hotel hingga kemari.
Pingsannya Jongin membuat seluruh tamu yang baru saja keluar dari aula acara tersebut terkejut apalagi sebelum pingsan Jongin muntah tepat di sepatu yang Mino kenakan.
Setelah membersihkan sepatunya dari muntahan Jongin, Mino pun kembali duduk di bangku yang berada di samping tempat tidur Jongin. Jongin akhirnya sadar setelah beberapa saat.
"Perutmu masih sakit?"
"Ya. Maafkan aku yah... aku sudah sangat merepotkanmu."
"Jangan merasa sungkan. Aku benar-benar khawatir tadi." Balas Mino masih dengan wajah khawatirnya.
"Kira-kira, apakah aku akan dipecat setelah ini? Aku pasti sudah benar-benar membuat tuan Oh malu!" Ujar Jongin sendu.
Sreet
Tirai sekat yang menutupi ranjang Jongin di buka lebar oleh seseorang wanita. Lalu wanita tersebut membiarkan seorang pria masuk mendahuluinya.
"Tuan Oh." Seru Jongin dan juga Mino hampir bersamaan. Mino segera bangkit dari duduknya dan membukuk memberi salam kepada pria pucat tersebut.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya si wanita alias Jungah alias kakak kandung Jongin.
"Sudah lebih baik. Perutku sudah tidak sakit lagi." Bohong Jongin yang mendapat delikan tajam dari Mino. Bukankah 2 menit yang lalu Jongin bilang bahwa perutnya masih sakit?
"Kalau begitu bersiaplah, 2 jam lagi kita ke bandara." Ujar Jungah tenang, sesekali melirik si bosnya yang masih setia memandangi Jongin.
"Ya--"
"Tidak bisa. Perutnya masih sakit, dokter juga bilang hasil MRI menunjukkan bahwa lambung Jongin juga luka." Sergah Mino.
"Tapi Jongin bilang perutnya sudah tidak sakit. Lagipula tuan Oh sudah membooking tiket penerbangan untuk semua pegawai." Mino benar-benar tidak menyukai perkataan Jungah. Bukankah wanita ini kakak Jongin? Tapi mengapa yang wanita ini pedulikan hanyalah tuan Oh Sehun saja? Mino bahkan ikut menyaksikan aksi Jungah saat menyuruh Jongin minta maaf pada Sehun di aula tadi.
"Aku bisa mengganti uang tiket yang kalian keluarkan, dan sebagai gantinya biarkan Jongin dirawat di sini hingga dia sembuh." Balas Mino.
"Jarak Tokyo dan Seoul tidak sejauh itu. Hanya membutuhkan 2 jam 30 menit saja. Dan aku yakin Jongin akan baik-baik saja."
"Tentu saja tidak. Dengan kondisinya yang seperti ini ia harus makan sedikit demi sedikit setiap 1 jam sekali. Apakah akan ada orang yang merawatnya? Apakah ada orang yang mau direpotkan dengan hal seperti itu? Tidak bukan. Bahkan aku yakin kau akan lebih memilih untuk melayani tuan Oh daripada adikmu."
"Bukankah kau sudah keterlaluan manager Song! Ini masalah kami, kau tidak perlu ikut campur!" Jawab Jungah terbawa emosi.
Jongin pun memilih untuk bangkit dari ranjang UGD tersebut dan bersiap untuk memanggil perawat untuk melepaskan selang infusnya.
"Kenapa kau bangun? Berbaringlah."
"Kau tak malu diperhatikan oleh banyak orang seperti ini? Lagipula aku sudah baikan. Sebelum ke bandara aku akan beli bubur dan makan setiap sejam sekali." Jawab Jongin berusahan meyakinkan Mino. Mino pun mengalah dan memanggil seorang perawat untuk melepas infus Jongin.