H3

6.6K 853 222
                                    

Setelah bekerja seharian, akhirnya seluruh anggota divisi pemasaran plus Jongin bisa beristirahat dengan tenang di hotel. Di hotel Jongin sekamar dengan Kim Jungwoo. Karena pada dasarnya mereka tidak saling kenal, karena beda divisi, jadi Jongin tidak begitu nyaman berada di kamar. Namun Jongin segera menepis rasa tak nyaman tersebut dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Kim Jongin!" Jongin segera membuka kedua matanya dan mendudukan diri di kasurnya setelah mendengar panggilam dari Jungwoo.

"Ada apa?"

"Ini waktunya makan malam."

"Ah begitu. Baiklah, kau turun saja duluan. Aku akan menyusul." Jungwoo pun mengangguk dan pergi meninggalkan kamar.

Jongin pun terpaksa bangun dari tempat tidur dan merapihkan pakaiannya. Jika saja dia tidak memikirkan perutnya, ia pasti akan memilih untuk tidur di bandingkan makan malam bersama seperti ini.

    




Nafsu makan Jongin yang sebelumnya rendah pun mendadak mencapai titik terendahnya saat ia melihat sosok Sehun yang tengah menyantap hidangannya di samping Jungah. Dan Jongin juga merutuk didalam hati karena satu-satunya kursi yang tersisa adalah kursi yang berada di seberang Sehun.

Jongin melirik meja yang dipenuhi dengan berbagai jenis makanan laut dan juga salad sayur. Entah siapa yang menyarankan menu ini, tetapi sepertinya orang itu punya dendam tersendiri pada Jongin. Jongin itu alergi makanan laut dan anti sekali dengan sayuran mentah.

Tapi demi menghormati para karyawan dan juga bos yang ada di sana Jongin terpaksa mengambil sejumput salad. Kasihan juga perutnya yang sudah meronta-ronta untuk minta diisi itu.

"Kenapa makan seperti itu? Jika tidak ingin makan lebih baik kau pergi saja." Ujar Sehun yang membuat semua orang menatap Jongin.

"Maaf tapi--"

Takk

"Kau yang pergi atau aku?" Jongin menatap Sehun tidak percaya. Apa-apaan pria itu? Seharusnya dia bertanya mengapa Jongin hanya makan salad dan bukannya memarahi Jongin.

"Permisi."

Jongin pergi dengan menahan emosinya. Namun saat di pertengahan jalan menuju lift dia bertemu dengan Mino. Mino yang melihat raut kusut Jongin segera menghampirinya.

"Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Ku dengar kalian sedang makan malam bersama, mengapa kau disini."

"Ah... itu, mereka menghidangkan makanan laut sedangkan aku alergi dengan makanan itu. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke kamar."

Mino merogoh sesuatu dari paper bag yang ia bawa dan memberikannya kepada Jongin.

"Salah satu karyawan ku memberikan roti melon padaku, ku rasa lebih baik aku berikan ini padamu."

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku sudah makan satu. Ambil ini." Jongin tersenyum lalu mengambil roti iti dengan kedua tangannya.

"Terima kasih. Kau sudah menolongku 2 kali hari ini." Mino tersenyum tulus lalu mengusak pelan rambut Jongin.

"Tak perlu berterima kasih. Sekarang kembalilah ke kamarmu dan makanlah roti itu. Jangan sampai kau sakit perut." Jongin mengangguk patuh dan pergi setelahnya.

     





Epilog

Sehun menatap Jongin yang menyendok saladnya tanpa minat. Melihat pemandangan itu membuat Sehun ikut kehilangan nafsu makannya.

"Kenapa makan seperti itu? Jika tidak ingin makan lebih baik kau pergi saja." Ujar Sehun yang membuat semua orang menatap Jongin.

"Maaf tapi--"

Takk

"Kau yang pergi atau aku?" Ucap Sehun. Sebenarnya dia tidak berniat membentak Jongin namun dia tidak bisa mengontrol emosinya yang selalu meledak-meledak itu.

"Permisi."

Sehun menatap kepergian Jongin dengan sedikit emosi. Namun seruan Jungah disebelahnya membuat Sehun ingin menguburkan dirinya kedalam tanah.

"Jongin alergi dengan makanan laut, dia juga tidak bisa makan sayuran mentah."

"Kalau begitu aku ke kamar lebih dulu. Kalian tetap lah disini. Habiskan makanannya." Sehun berharap agar dia bisa mengejar Jongin dan minta maaf pada pria itu, namun sesuatu yang tak terduga terjadi tepat di depan mata kepalanya sendiri.

Dia melihat Jongin tersenyum dihadapan pria lain dan dengan lancang pria itu mengusak kepala Jongin yang bahkan belum pernah Sehun sentuh sekali pun.

'Aku akan menghukummu Jongin.'

      

Tbc

   

Note:

Aku gak percaya cerita ini banyak diminati. Terima kasih untuk semua orang yang sudah vote dan komen.

   

See you...

HARDER °HUNKAI°  [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang