Disaat kolom komen mulai sepi, aku tau kalo scene recehnya mulai berkurang...
"Lama tidak berjumpa Jongin Kim."
'Apakah pria ini baru saja menyapaku dengan bahasa Perancis? Dan darimana dia tahu namaku?'
"Kau siapa? Apa kau mengenalku?" Balas Jongin dengan bahasa Perancisnya yang fasih.
"Iya, ini aku. Pria yang merebut ciuman pertamamu."
Jongin membekap mulutnya sendiri, tak percaya. Dari jarak 8.999km antara Seoul dan Paris, dan dari jutaan orang yang ada di Paris, mengapa harus pria ini yang jadi tamu Sehun? Kenapa juga Jongin lupa dengan marga Percy yang Hanna sebutkan sebelumnya?
"Aku tidak boleh terlihat mengingat kejadian itu! Aku harus pura-pura lupa saja." Lirih Jongin menggunakan bahasa Korea, agar pria ini tidak dapat mengerti perkataannya.
"Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Ujar Jongin dalam bahasa Perancis.
"Benarkah? Sepertinya tadi kau terkejut saat aku bilang bahwa aku adalah pria yang merebut ciuman pertama mu." Balas Kris yang memutuskan untuk mengikuti drama bodoh Jongin.
"Aku hanya terkejut karena mendengarmu berkata seperti itu saja." Ujar Jongin berusaha meyakinkan Kris.
"Sialan, lantai ruanganku terlewat! Semua ini karena bule sialan ini!" Jongin mengumpat dengan bahasa Korea karena lift terus bergerak turun dan melewati lantai tempat divisinya berada.
Tak lama kemudian lift sampai di lantai 1 namun Kris kembali menutup lift dan menekan tombol lift untuk ke lantai paling atas. Dan entah mengapa Jongin merasakan hal buruk tentang ini.
"Lantai paling atas itu gudang, sepertinya kau salah tekan. Ruangan direktur Oh ada di lantai- WOAH!" Jongin hampir saja jantungan karena Kris tiba-tiba saja menyudutkan tubuhnya hingga menempel ke dinding lift.
"Kau pikir aku orang bodoh hah?"
"Kau bisa berbahasa Korea? Kenapa tidak bilang?!" Tamat sudah riwayat Jongin. Bukankah dia baru saja mengumpati orang ini? Dia pasti merasa kesal dengan ucapan Jongin.
"Aku minta maaf." Lirih Jongin.
"Tidak, sebelum kau berikan nomer ponselmu." Jongin mengangguk cepat lalu mengetikkan nomernya di ponsel Kris.
"Sudah. Sekarang bisakah aku pergi? Kau tahu, kepalaku sedikit pening karena menaiki lift terlalu lama." Secara tidak terduga Kris menyentuh sisi kepala Jongin lalu mengusapnya pelan. "Masih pening?"
"Ya."
"Di lantai berapa kau bekerja?"
"10" Dengan sigap Kris menekan lantai 10 untuk Jongin.
"Aku akan menelponmu nanti. Dan disaat aku memintamu menemuiku, kau harus datang."
"Tapi aku 'kan harus bekerja."
"Tidak sekarang bodoh!"
"Baiklah."
Tingg
Pintu lift terbuka di lantai 10, Kris menggeser tubuhnya agar Jongin bisa keluar. Namun mereka berdua dikejutkan dengan sesosok pria tinggi bertelinga peri yang tersenyum jahat di depan sana.
"Sialan."
"Aku sudah memotretnya. Ingin lihat? Atau ingin langsung ku kirim saja?" Jongin segera keluar dari lift dengan menarik tangan Kris.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan Chan-- maksudku wakil direktur Park. Pria ini adalah tamu--"
"Bukankah kau pria yang pernah mencium Jongin itu? Wah, ternyata kalian berpacaran sekarang."