H8

6.1K 828 227
                                    

Teteh haters mana suaranya??

Yuk, siapkan hatimu. Dan jangan mengotori kolom komen dengan kata umpatan...

Sebelum itu ada titipan komen dari oknum pcy

Muncul aja gw kagak, tapi disebut2 mulu di kolom komen. Lagian gw mana level sama modelan anak buluk kek Jongin.- pcy

      











Hari-hari monoton Jongin pun kembali. Setelah 2 hari di rawat di rumah sakit, Jongin pun kembali ke Korea bersama dengan Sehun. Jangan senang dulu, karena Sehun tentu saja duduk di kursi yang jauhhhh lebih nyaman dibandingkan Jongin. Meskipun malam itu mereka habiskan dengan saling memeluk satu sama lain, keesokan harinya Sehun ternyata kembali ke wujud aslinya. Yah. Pria yang malam itu bersikap hangat kepada Jongin nyatanya hanyalah satu dari sekian banyak kepribadian Sehun.

Namun Jongin lebih merasa tenang jika melihat Sehun yang seperti ini. Sehun yang dingin, datar dan tak tersentuh oleh siapapun. Jika ditawarkan kepribadian Sehun yang ini atau yang waktu itu, Jongin akan berteriak keras bahwa ia menyukai Sehun yang seperti ini. Karena setidaknya Jongin tidak akan jatuh lebih dalam ke perangkap cinta kakak Olaf itu.

Untuk masalah Jungah, yah... Jongin memutuskan untuk melupakan hal itu dan bersikap seperti biasa saja. Toh Jungah juga tidak sinis seperti kemarin pada Jongin.

"Jongin, bisakah kau gandakan dokumen-dokumen ini? Masing-masing 3 rangkap. Terima kasih sebelumnya." Sialan. Jongin bahkan belum bilang 'iya' tapi wanita itu sudah bilang terima kasih saja. Memang sih Jongin belum punya pekerjaan apapun pagi ini. Tapi memfotokopi dokumen sebanyak ini pasti tidak akan bisa selesai sampai jam istirahat nanti. Jika Jongin meninggalkan pekerjaannya untuk makan, orang-orang pasti akan kembali mencibirnya.

'Baiklah. Mari bekerja secepat mungkin Jongin!'

Jongin pun memulai tugasnya untuk menggandakan semua dokumen yang diberikan Seolhyun. Satu demi satu, Jongin pun mulai menggandakan setiap halaman pada dokumen tersebut.

"Oh yah Jongin, jangan lupa jilid setiap dokumennya. Covernya bisa kau sesuaikan dengan dokumen aslinya. Terima kasih." Jongin hanya bisa mengangguk sambil tersenyum ke arah Seolhyun yang sudah mau repot-repot mengingatkannya. Padahal sedari tadi Jongin perhatikan, wanita itu sibuk mengecat kukunya.

'Biarkan saja. Lagipula dengan adanya orang seperti itu, aku jadi merasa tidak terlalu terbebani. Karena masih ada orang yang lebih tidak berguna dariku.'

   

Seperti dugaan Jongin, tugas untuk menfotokopi serta menjilid dokumen-dokumen tersebut belum juga selesai meskipun jam istirahat kantor sudah habis.

Jongin belum sempat makan, dan ini pasti akan membuat asam lambungnya kembali naik. Jongin tidak mau dimarahi ibunya lagi.

Jungah yang sadar akan ketidakhadiran Jongin di kafetaria pun sampai berinisiatif ke lantai 10, tempat divisi Jongin berada. Dia harus melihat keadaan adiknya dulu, karena ia tidak mau kejadian di Jepang kembali terulang karena Jongin tidak makan siang tadi.

"Tidak istirahat?"

"Ah, aku harus menggandakan dan menjilid dokumen-dokumen ini." Ujar Jongin tanpa menatap sang kakak. Masih fokus pada lembaran dokumen.

"Memangnya dokumen apa?"

"Sepertinya laporan keuangan."

Dahi Jungah berkerut kecil. Untuk apa laporan keuangan di gandakan seperti ini? Jika pun iya, seharusnya yang di gandakan hanyalah laporan keuangan setiap bulannya, bukannya seperti ini.

HARDER °HUNKAI°  [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang