H13

5.2K 736 200
                                    

"Ibu aku tambah lagi yah? Yah?" Jongin menyentuh paha ayam goreng tepung yang ada di piring.

"Itu untuk kakak. Kau kan sudah makan satu."

"Ibu tapi ini bagian kesukaanku!" Ibu Jongin segera menepuk punggung tangan Jongin disaat tangan Jongin kembali berusaha untuk mengambil potongan ayam tersebut.

"Kakakmu belum makan Jongin."

"Ibu, kakak itu sedang diet. Ibu tidak tahu jika paha ayam mengandung kalori lebih banyak dari potongan lainnya?"

"Kalau begitu kau juga tidak boleh makan. Kau sudah makan satu paha ayam sebelumnya. Bayangkan berapa banyak kalori yang akan masuk kedalam tubuh berisimu itu?"

Jongin menatap tajam sang ibu. "Jika ibu melarangku, aku akan merajuk dan mogok makan sampai maagku kambuh!"

"Ibu tidak peduli. Kau sudah dewasa, jika kau sakit kau bisa mengurus dirimu sendiri." Tanpa perasaan wanita berumur itu pun pergi sambil membawa piring kotor serta piring yang berisi potongan paha ayam untuk disimpan kedalam lemari.

"Semoga saja aku benar-benar sakit. Lagipula aku sudah lelah menjalani hidup seperti ini. Tidak di rumah, tidak di kantor, aku selalu mendapat diskriminasi seperti ini. Biar saja aku mati!" Ujar Jongin kesal.

     

"Ambillah..."

"YES!"

Jongin berlari seperti seorang karnivora yang melihat mangsanya. Tangannya dengan cepat mengambil potongan ayam itu.

"Setelah selesai makan, cepat cuci piring-piring ini."

"Siap nyonya Lee!"

"Hei! Aku sudah jadi Kim sejak 31 tahun lalu."

Jongin menggeleng tak percaya, ibunya ini polos sekali ternyata. "Ibu tidak baca berita di tv? Akhir-akhir ini banyak perceraian yang terjadi pada orang yang sudah menikah lama. Ibu mungkin masih berkesempatan untuk cerai dengan ayah."

Dan setelahnya Jongin sudah jadi samsak hidup untuk ibunya.

"AMPUN BU! AYAH! KAKAK! TOLONG AKU!"

     




Jongin berhasil kembali ke kamarnya setelah sang ayah dan juga Jungah berhasil menyelamatkannya dari sang ibu. Meskipun tubuhnya sudah penuh dengan luka memar akibat cubitan serta pukulan spatula sang ibu.

"Aku hampir saja bertemu dengan malaikat maut tadi." Jongin hanya dapat terduduk lemas di punggiran kasurnya. Dia tak tahu jika ibunya akan seberingas ini. Padahal Jongin hanya ingin memberitahu sang ibu saja.

"Dasar wanita tua. Dia pasti sedang dalam masa menopouse. Sialan, sakit sekali!"

Cklek

"Ayah... huhu..." Jongin merengek secara tiba-tiba saat melihat sang ayah masuk ke kamarnya dengan membawa kotak p3k.

"Lihat, ibu yang telah membuat luka-luka ini." Adu Jongin sambil menyeka air mata buayanya.

"Kau ini. Kenapa bicara seperti itu pada ibu? Kau 'kan tahu jika ibu sedang sensitif sekarang karena menopousenya."

Tuan Kim membersihkan goresan-goresan bekas cakaran istrinya di wajah dan juga lengan Jongin.

"Jongin cuma mau memberitahu saja Yah. Mana tahu Jongin ibu akan bereaksi seperti itu."

Tuan Kim hanya tersenyum kecil lalu mengolesi lebam akibat pukulan spatula di pelipis, tulang pipi dan juga lengan atas Jongin.

"Ayah, sepertinya Jongin harus memeriksa kepala Jongin. Ibu memukulnya tadi."

HARDER °HUNKAI°  [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang