#14

613 79 13
                                    

~

Pagi ini Changwook terlihat murung dan tidak bersemangat. Setelah meluapkan kekesalannya terhadap Sekretaris Bang, ia tidak lagi bersuara. Bahkan Saat Sekretaris Bang menanyakan dimana lokasi yang ia inginkan untuk bertemu Tuan Gong, ia sama sekali tidak berminat untuk menjawabnya. Entah apa yang mengganggu pikirannya saat ini, yang jelas ia merasa begitu gelisah.

Seolah ada sesuatu hal yang menahannya agar tidak pergi. Tapi apa? Ia sama sekali tidak paham akan perasaannya kali ini.

BMW tipe 7 Series tersebut tampak melenggang gagah membelah jalan. Matanya tidak beralih barang sedikit, ia terus menatap gedung-gedung atau bahkan pepohonan yang terlewati begitu saja tanpa bisa dilihat lebih jelas.

Berulang kali ia mencoba memikirkan kegelisahannya kini, namun tidak ada satupun yang terlintas.

"Berapa besar kemungkinan Ji sung Hyung bisa menggantikan ku?"

Tiba-tiba pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Mungkinkah posisinya kini yang tengah ia cemaskan, apa mungkin ia terlalu takut kehilangan jabatannya saat ini?

"Aku tidak yakin mengatakan hal ini, tapi beliau cukup berpengaruh dalam perusahaan--

---selain pemegang saham yang bisa diperhitungkan, sebagian besar Direksi berpihak kepada Ketua Ji Sukjin. Ji sung sangat mampu untuk mengambil alih posisi itu"

Ji Changwook hanya terdiam mendengarnya.

"Bahkan Presdir tidak bisa menggugat suara yang sudah bulat, aku berharap kau sudah memiliki persiapan akan hal itu, Direktur Ji"

Pungkas Sekretaris Bang sekali lagi.

"Aku tidak memiliki rencana apapun, aku hanya menunggu--

--dan aku pun tidak mengerti apa yang tengah aku tunggu"

Changwook tersenyum getir akan ketidakmampuannya kini, ada apa dengan dirinya? Seolah kebenaran yang tengah ia cari menjadi pembuka jalan kehancuran baginya.

"Aku rasa,--

---benar adanya jika aku sudah kehilangan kewarasan ku"

"Kau terlihat begitu pucat, apa sebaiknya kita tunda jadwal penerbangan mu kali ini?"

"Gwanchana, aku akan tetap pergi setelah berbicara dengan Tuan Gong--"

Huft!

Changwook menghela nafasnya singkat sembari menepuk dada kanannya pelan.

"---aku tidak ingin melewatkan hari bahagia Putraku, sepertinya aku sudah cukup lama mengabaikannya"

Sekretaris Bang hanya mengangguk tanpa berkomentar. Ia tidak bisa mencegahnya meskipun Lelaki itu tengah sekarat sekalipun, dia sangat keras kepala.

"Kita sudah sampai, Direktur Ji"

"Kaja! Aku sudah sangat merindukan Lelaki tua itu"

Changwook membuka pintu mobil tanpa menunggu lagi. Sementara Supir yang tadinya hendak membukakan pintu untuknya hanya bisa membungkuk singkat.

Seketika Changwook mengedarkan pandangannya, tempat ini sangat tidak asing baginya.

Di belakang kedai itu terlihat sangat jelas gedung raksasa yang menjulang begitu tinggi, bangunan yang masih dalam penggarapan itu adalah proyek besar yang sampai saat ini menjadi fokus utama Perusahaannya.

Dan di kedai kecil itu--

--ia pernah jatuh pingsan didalam sana.

Dan di tempat itu juga ia bertemu dengan wanita masa lalunya setelah sekian lama.

When Love Passes | [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang