Part 5

3.9K 185 8
                                    

Zero masih setia menunggu Aleeza di kantin, padahal Aleeza sudah masuk kelas sejak sedari tadi, sebetulnya hari ini ada acara dengan temannya, tapi itu nanti malam.

Zero meminum segelas air jeruk yang ia pesan sejak dua puluh menit lalu, ia juga memesan beberapa makanan ringan untuk ia makan dan untuk menghilangkan bosan.

"Bosen banget gue ya.." Ucap Zero sambil menoleh, mencari sesuatu hiburan agar tak bosan.

"Gue keliling Liling aja dah" Ucap Zero.

Zero berkeliling di area kampus milik teman ayahnya itu, ia mencari sesuatu agar tak merasa kebosanan. Sungguh, menunggu sangatlah tidak enak.

Saat sampai di depan ruang lab, Zero sedikit mendengar sesuatu. Suaranya ia sangat kenal, seperti suara...

"Saya mau secepatnya gadis itu mati" Ucap Anita.

Anita, yap. Gadis itu sedang menelefon seseorang, mukanya sangat serius, Zero jadi curiga. Apa yang Anita bicarakan di telfon.

Zero sengaja menunggu Anita didepan ruangan lab, Anita juga sendirian. Ia tak bersama dengan sahabatnya.

Pintu terbuka, menampilkan Anita yang terkejut.

"Ze-zero?" Ucap Anita gelagapan.

"Kenapa? Kaget?" Ucap Zero sambil menatap Anita penuh pertanyaan.

"L-lo ngapain disini?" Tanya Anita.

"Suka suka gue," Ucap Anita.

Anita terdiam.

"Ro, apa masih gabisa gue ada di hati lo?" Tanya Anita dengan nada lesu.

Keduanya menghentikan jalan, Zero diam memandang lurus kedepan.

"Bisa aja, mungkin. Kalo lo gak se ular waktu itu" Ucap Zero, Anita terdiam merasakan jika hatinya hancur lebur.

"Gue minta maaf Ro, gue gak sengaja lakuin itu" Ucap Anita penuh penyesalan.

"Lo bilang ga sengaja? Emang gila lo" Ucap Zero.

"Gue, minta maaf. Gue gak akan lakuin itu lagi. Kita masih bisa sama sama kan?" Tanya Anita.

"Gak akan pernah nit" Ucap Zero lalu pergi.

***
Aleeza keluar dari kelasnya, langsung menuju ke kantin. Tadi Zero sempat berpesan padanya jika ia harus menemuinya di kantin.

Aleeza menunduk melihat beberapa mahasiswa dan seniornya, sambil menenteng buku di tangannya, Aleeza berjalan sambil menunduk.

Tiba tiba tangannya di tarik kebelakang.

Aleeza meringis karena tertabrak oleh dada bidang laki laki tersebut.

Aleeza mendongak, melihat jika Zero dengan muka dinginnya.

"Ka- kakak kenapa?" Tanya Aleeza yang melihat raut wajah Zero berbeda.

"Gue anter pulang sekarang" Ucap Zero.

Aleeza mengangguk pelan, lalu berjalan di samping Zero. Di dalam mobil, hanya ada keheningan yang menyapa mereka, keduanya hanya terdiam.

Hingga sampai pada tujuan, yaitu depan rumah Aleeza, Aleeza turun dan diikuti oleh Zero.

"Makasih kak" Ucap Aleeza.

"Besok kita bareng lagi oke? Jangan diem diem mulu. Besok kita ngopi" Ucap Zero mencoba seperti biasa.

"Aku gak minum kopi kak" Ucap Aleeza polos.

"Ya enggak ngopi sayang, gue bercanda soal ngopi tadi" Ucap Zero, mengacak rambut Aleeza.

"Aku masuk kak," Ucap Aleeza.

"Jantung jantung ya za" Ucap Zero, membuat Aleeza mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?" Ucap Aleeza.

"Ya kan kalo Hati Hati udah sering, pasaran itu. Kita pake bahasa yang beda dari yang lain" Ucap Zero terkekeh pelan.

Aleeza tersenyum, akhir akhir ini memang moodnya bagus karena kedatangan Zero, ia jadi sedikit menghilangkan rasa takutnya pada manusia.

"Aku masuk kak, kakak hati hati" Ucap Aleeza lalu masuk.

Zero membalas senyuman, lalu menaiki mobilnya dan segera malah ikannya menuju rumah.

Sampai di rumah, ia menaiki anak tangga dan melihat adik laki lakinya, Leon. Sedang terdiam sambil duduk di ranjang tempat tidur. Tanpa pikir panjang, Zero masuk ke dalam kamarnya dan menepuk pelan bahu Adiknya.

Leon, menolak rangkulan dari Zero, Zero mengerti. Sangat mengerti, bahwa adiknya memang seperti ini sejak enam tahun yang lalu.

"Sorry Yon," Ucap Zero.

Leon diam, tak menjawab.

"Gue tau lo gak butuh gue, sorry karena waktu itu gue gak bisa ngertiin lo. Padahal lo yang lebih butuh saat itu" Ucap Zero.

"Se-" Ucapannya tercekat karena Ara datang dan mengetuk pintu kamar milik adiknya.

"Anak anak bunda, makan dulu yuk. Asik banget nih ngobrol ya sampe bunda di cuekin" Ucap Ara.

Leon terlihat bangkit, dan meninggalkan Ara dan Zero di dalam kamar milik Leon, Ara terdiam begitupun dengan Zero.

Sorry guys jarang up, aku akhir akhir ini suka moodyan:(

Maaf ya wkwk.

Makasih buat 1 juta Readers FAT-ARA.

Makasih juga 2k nya guys wkwk.

Next? Spam komen and vote.

Terus Suport aku guys🤗.

Oh iya, yang ada PR kerjain dulu ya jangan sampe gak ngerjain PR wkwk.

Jangan lupa FOLLOW Instagram Author

@_nbilla26

Jangan lupa juga follow AKUN INSTAGRAM ROLLEPLAYER FAT-ARA:

List Instagram:

@storyfatara
@Vregar.ofc
@zhrsyeila_
@vin.noo
@rvn.saputra_
@rembulan.alfred
@fathan_gardien
@kaatetrine
@naila.savera
@chillanaya_
@naufal.gardien
@reynat.vregasya
@nasya.arzalina

Makasih guys🙌🏻👍🏻

AL - ZERO (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang