Part 11

2.1K 135 0
                                    

Tio mengikuti arah langkah kemana sahabatnya berjalan, dan ternyata mengarah ke taman belakang rumah sahabatnya.

Lalu mereka duduk, dan terjadi hening. Dan beberapa menit, terdengar helaan nafas berat dari sahabatnya, Zero.

"Lo tau ini semua?" Tanya Zero.

"Baru tau, tadi bunda yang kasih tau gue" ujar Tio.

"Gue gak siap," ujar Zero.

"Gue ngerti Ro"

"Bunda bilang dia udah balik, kalo dia udah balik itu artinya dia udah disini Yo" ujar Zero.

Tio menoleh ke arah Zero.

"Ayolah Ro, bukannya ini yang lo hadepin dari enam tahun lalu?" Tanya Tio.

"Iya, tapi gue cuma takut Liza, Yo."

***
Aleeza kini sedang melihat dirinya di cermin besar yang ada di kamarnya, dengan menggunakan piyama gambar Barbie.

Lalu tak lama terdengar ketukan pintu dari arah luar, tentu membuat Aleeza langsung menatap pintu tersebut.

"Masuk" ujarnya sedikit teriak.

Lalu wanita muda masuk ke dalam area kamar Aleeza, dia, Soraya. Ibu Aleeza, yang kini tengah masuk dengan senyum manisnya.

"Ada apa, ma?" Tanya Aleeza.

Soraya lalu berdiri di depan Aleeza.

"Mamah cuma mau kasih tau, minggu depan mamah cetak undangan sama om Bimo" ujar Soraya.

Aleeza membuang nafas.

"Iya" ujarnya lesu.

Lagi - lagi, Soraya tersenyum manis.

"Mamah cuma mau kamu datang, bersama Aneta" ujar Soraya.

"Aku datang, kalau gak ada kelas atau tugas kelompok" ujar Aleeza, dan di angguki oleh Soraya.

Di tempat lain, Zero yang masih bermain dengan ketiga sahabatnya, Zero sedikit lebih tenang saat teman - temannya menghiburnya.

"Ah males gua kalah mulu" kesal Hans saat kalah bermain PS dengan Zero.

"Baperan lo"

"Mending makan ajalah yuk" ujar Hans.

"Tai, dari tadi juga lo makan melulu" Hans menyengir.

"Gue mau balik, ngikut kaga lu?" Tanya Tio.

"Eh.. gua ngikut, Ro gua balik dulu ya" ujar Hans dan di susul dengan Romano.

Setelah berpamitan dengan Ara, mereka bertiga pulang. Dan Zero masih terdiam di tempat tidurnya, menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya.

"Abang.. makan yuk" ujar Ara tiba - tiba masuk ke kamar Zero.

Lalu Zero tersadar dalam lamunannya, dan tersenyum kepada Ara.

"Kenapa bang?" Tanya Ara.

"Gak papa, cuma bengong aja tadi" ujar Zero.

Ara diam, ia tahu apa yang di pikirkan anak sulungnya saat ini.

"Aleeza?" Zero yang sudah berjalan tiga langkah kini terdiam di tempat, tak jadi melanjutkan langkahnya.

Ara menghela nafas, lalu tersenyum kecil dan menghampiri anak sulungnya.

"Bunda tau, kamu pasti pikirin Aleeza kan?" Tanya Ara, membuat Zero makin diam.

"Aleeza pasti ngerti kok, jangan di pikirin. Aleeza itu dewasa mamah yakin dia akan ngerti" ujar Ara.

Zero menghela nafas, sebenarnya ia juga yakin jika Aleeza akan mengerti, tapi ia tak yakin jika ini sementara.

"Yaudah yuk Bun kita makan" ajak Zero, lalu Ara tersenyum lebar dan mengikuti langkah anaknya.

Mereka makan dengan tenang, tanpa ada cekcok. Leon juga keliatan seperti membaik dengan Zero beberapa hari belakangan ini.

"Besok kamu ada kelas?" Tanya Fathan pada Zero.

"Enggak, Zero mau jemput Kyla yah" ujar Zero lalu di angguki Fathan, lalu mereka melanjutkan makannya lagi.

Setelah selesai Ara membersihkan semuanya. Saat sedang mencuci piring ia di kejutkan dengan tangan yang melingkar di perutnya.

"Serius banget mba.." ujar Fathan sambil menaruh dagunya di pundak sebelah kiri milik Ara.

"Fathan! Aku kaget tau!" Keluh Ara, membuat Fathan tertawa kecil.

Zero yang datang dan ingin meminum air es pun terkejut lalu memasang muka malas. "Kalo mau pacaran jangan disini.." ujar Zero.

Dan membuat Ara terkejut lalu melepas paksa tangan yang melingkar di perutnya, sontak hal tersebut membuat Fathan memutar bola matanya malas.

"Ng..ngapain bang?" Tanya Ara gugup.

"Hahahha, santay bun Zero cuma mau ambil air es" ujar Zero lalu berjalan ke arah kulkas.

Setelah selesai meminum, Zero lalu berjalan melewati Ara dan Fathan sambil tertawa.

Aleeza sedang terduduk di tempat belajarnya, sambil menatap buku - buku didepannya, beberapa saat ia menghela nafas pelan, tak lama terdengar suara notifikasi dari handphonenya, Aleeza menoleh lalu segera mengeceknya.

Ternyata Zero yang mengechatnya malam - malam begini.

Kak Al
Besok gue gak bisa jemput, berangkat sendiri gak papa kan?

Aleeza sedikit kecewa, tapi tak apa, mungkin Zero punya urusan yang lebih penting.

Aleeza
Iya kak, gpp kok

Zero mengerutkan keningnya, jam segini Aleeza masih saja belum tidur?

Kak Al
Belom tidur?

Aleeza
Belum

Kak Al
Tidur

Kak Al
Besok ada kelas pagi kan?

Aleeza
Iya kak

Kak Al
Tidur

Kak Al
Gak tidur gue sambit, canda sayang

Kak Al
Tidur ya Za, good night.

Aleeza tak membalas, ia tersenyum tipis lalu menaruh handphonenya di meja belajarnya dan segera tidur.

Gimana part ini? Sorry dikit.

Next? Spam komen "LANJUT"

Di usahain bakal bom part.

Makasih, udah mau baca cerita Zero.

Salam sayang, istri sah satu - satunya Do Kyungsoo.

AL - ZERO (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang