Setelah sampai, Aleeza di ajak untuk berkebun di kebun Mimi.
"Za, sumpah deh. Di kebun Mimi itu seru banget. Bisa metik melon, anggur, banyak deh" ujar Aneta antusias.
Aleeza terkekeh pelan, ternyata saudaranya ini juga periang.
"Mau berangkat sekarang?" Aneta mengangguk.
"Yuk,"
"Tapi pamit sama nenek dulu" ujar Aleeza.
"Ihhh, bukan nenek. Tapi Mimi" Aleeza kembali terkekeh.
"Iya, pamit ke Mimi dulu" ralat Aleeza.
"Mimi, Neta sama Liza pamit ya. Mau ke kebun, udah lama gak kesana. Neta mau petik melon yang banyak" ujar Aneta.
"Hati - hati sayang"
"Pulangnya langsung pulang, jangan kemana - kemana dulu" ujar sang nenek.
"Siap, bos!"
***
"Gabut, jajan yuk" ajak Romano."Lu mah, gabut setiap detik No" sambar Tio.
"Gak lah anjir, gini - gini gue juga punya cewek" ujar Romano.
"Bacot, ayo jajan. Gue yang bayar" ujar Zero.
Lalu mereka segera berdiri. Emang ya, kalo gratis mah gas terussss.
"Gue ada nih tempat jajan gue waktu masih SMP" saran Romano.
Mereka semua mengangguk. Mereka memang sudah ke rumah nenek Romano beberapa kali. Maka dari itu neneknya Romano tau.
"Ini lama banget anjir" protes Tio, sebabnya karena mereka sedari tadi berjalan masih saja belum sampai, sudah 20 menit.
"Sabar napa," ketus Romano.
"Kita mau jajan udah kayak mau mendaki gunung, jauh bener." ujar Hans.
"Melewati perkebunan yang sangat indah" ujar Zero dengan nada di buat - buat.
"Eh liat dah, di depan ada puun anggur" lalu Tio mendapat jitakan mulus dari Zero.
"Pohon, goblok" ujar Zero.
"Gapapa, biar sukses aja" balas Tio.
"Ambil yuk" ajak Romano.
"Emang gapapa?" tanya Tio.
"Ya kalo nyolong mah gaboleh lah, dongo banget anjir" kesal Hans.
"Gapapa, gue udah kenal sama bapak - bapaknya" ujar Romano.
"Tapi itu gaada yang punyanya, lagi pulang kali" ujar Hans.
"Jangan aneh - aneh, gue gak mau kena omel nanti kalo ketahuan" ingat Zero.
"Enggak bakal di omel" ujar Romano.
"Udah lah! Orang kita mau jajan." Hans.
"Tapi liat anggur yang itu seger banget" ujar Tio.
"Yo, jangan ngada - ngada" ujar Zero.
"Ayo, Yo. Kita ambil dikit aja" ajak Romano.
Tio sebenarnya ragu, lalu ia kembali melihat anggur segar yang masih bertengger di pohon.
"Bodo lah, gue liat itu seger banget" pasrah Tio, lalu menyusul Romano.
Hans dan Zero saling tatap, lalu ia berdua menghela nafas, dan menyusul kedua sahabatnya.
"Pokoknya kalo ketahuan, gue gak mau tanggung jawab ya" ujar Hans.
"Ketahuan apa enggak mah urusan belakangan" ujar Romano.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - ZERO (selesai)
Teen FictionZero, itulah panggilan dari sekian banyak orang yang mengenalnya. Berbeda dengan Aleeza yang memanggilnya Al atau lebih tepatnya Kak Al. Al- Zero Gibran Gardien, anak dari Fathan Dan ara. Lelaki dengan penuh prestasinya, dan ketampanan yang dimiliki...