Saat ini, Aleeza udah di rumah. Dia lagi duduk di meja belajarnya. Aleeza bingung, kenapa keadaan kayak gini? Kenapa Zero jadi beda banget semenjak..
"Arghh.. aku gak boleh suudzon" ucapnya seraya mengacak rambutnya frustasi.
Lalu diam, Aleeza melamun. Sampai suara pintu terbuka, Aleeza menoleh. Ternyata ibunya.
"Udah makan?" Tanya Soraya.
"Udah, kenapa mama gak ketuk pintu?" Ucap Aleeza.
"Mamah udah ketuk berkali - kali" Aleeza terkesiap, lalu tersenyum canggung.
"Jangan lupa ya, besok" Aleeza menoleh jE arah ibunya, lalu menghela nafas.
"Aku gak lupa kok," Soraya tersenyum.
"Gak malam mingguan?" Aleeza menatap Soraya bingung.
"Biasanya sama Zero" Aleeza langsung mengerjapkan matanya.
"Zero..dianya sibuk ma" ujar Aleeza menjelaskan.
"Ya udah, kamu nanti turun ke bawah ya. Kita makan malam" setelahnya, Soraya pergi keluar dari kamar Aleeza.
Aleeza diem sebentar, dan langsung mengambil hpnya di kasur. Aleeza membuka room chat nya sama Zero, gak ada balesin apapun. Bahkan di liat aja enggak.
Aleeza menghela nafas, dan menaruh kembali hp nya ke nakas meja samping kasurnya, matanya mulai memanas, kenapa sesakit ini?
Aleeza mengingat kejadian tadi, saat Zero menolak mentah - mentah makanan yang Aleeza kasih, ia paham, pasti Zero marah padanya, tapi ini membuatnya tersiksa.
Hingga tak sadar matanya mulai menutup, dan mulai memasuki alam mimpi.
***
Pagi ini, Zero bersiap menjemput Kyla. Setelah berpamit pada ayah dan bunda tercintanya, ia segera bergegas agar tak telat.Namun saat sedang menunggu, hp nya mendadak bergetar, Zero fikir itu adalah Kyla, jadi dengan segera ia menerogoh kantung celana jeansnya dan mengecek siapa yang memberinya pesan.
Nomor tak di kenal?
Zero menoleh ke kanan dan ke kiri, memicing matanya, siapa tahu ada yang membuntutinya.
Lalu kembali menatap hp- nya dengan serius, dan mengetik sesuatu disana.
• kafe serangkai, sehabis lo anter Kyla.
Lo siapa?•
• dateng aja, gue jelasin semuanya
"Orang sokap amat" ujar Zero, lalu ia mengabaikannya dan tetap menunggu Kyla.
"Ini cewek semua kalo dandan lama begini apa ya?" cibirnya.
Tak lama, Kyla keluar dari gerbang bersama.. Aaron lah, siapa lagi? Mereka kan seperti perangko, tak akan terpisahkan, kecuali..saat ke kamar mandi.
"Udah dateng aja, lama nunggu?" tanya Kyla.
"Enggak sih, kira - kira satu jam -an" balas Zero.
Lalu terdengar kekehan dari Kyla.
"Yaudah, Aaron. Kyla berangkat sama Zero dulu, dadah" ujar Kyla.
Aaron tersenyum tipis, lalu mengacak rambut Kyla.
"Hati - hati" ujar Aaron. Aaron nih walaupun tipikal laki - laki yang bodo amat sama kaum perempuan, tapi yang namanya Abang atau kakak akan care ke adiknya kan? Sedingin apapun Aaron, yang namanya punya adik ya harus di perhatikan, apalagi mereka hanya tinggal berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - ZERO (selesai)
Teen FictionZero, itulah panggilan dari sekian banyak orang yang mengenalnya. Berbeda dengan Aleeza yang memanggilnya Al atau lebih tepatnya Kak Al. Al- Zero Gibran Gardien, anak dari Fathan Dan ara. Lelaki dengan penuh prestasinya, dan ketampanan yang dimiliki...