1

12.1K 698 58
                                    

Vote dan comments!

Perempuan itu memegang kepalanya yang masih terasa nyeri akibat minuman beralkohol yang diminumnya pada pesta yang ia buat di sebuah club ternama semalam. Tidak ada acara yang penting sebenarnya, perempuan yang tak lain merupakan Kim Sora itu hanya ingin mengadakan pesta saja, bersenang-senang, membuang uang, memangnya kenapa ? Itu sudah biasa.

Masih menahan pening dikepala juga dengan pandangan yang sedikit berkunang kunang, mulut Sora merafalkan sumpah serapah seraya sebelah tangannya yang lain bergerak mengambil ponsel keluaran terbaru miliknya yang sedang berdering, ada sebuah panggilan masuk rupanya.

Papa . . .

Oh shit! Sora mengumpat dalam hati sebelum menggeser ikon berwarna hijau di layar ponselnya.

"Mor . . . ."

"Kim Sora apa saja yang sudah kau lakukan!"

Belum sempat mengucapkan sapaan selamat pagi, Sora sudah menjauhkan ponselnya dari telinga karena mendengar teriakan sang Papa.

"Oh may god, calm down, Pa. What's wrong with you ? Kenapa berteriak begitu ?" Sora berucap.

"Bisa-bisanya kau menyuruh papa tenang setelah semua yang kau lakukan ?"

Kening Sora mengerut bingung. "Memangnya apa yang sudah aku lakukan ?"

Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana, sepertinya Tuan Kim harus menyetok kesabaran beratus ratus lipat jika ingin berhadapan dengan Sora.

"Kau menghabiskan 200 juta won untuk berbelanja kemarin."

Sora berdecak. Papanya kenapa menjadi pelit begini sekarang ?

"Pa, itukan "hanya" 200 juta won."

"Ya! Hanya kau bilang ?! Kau tidak tahu berapa uang yang sudah kau habiskan selama seminggu ini ?!" Tuan Kim tak habis pikir. "Dan yang lebih parahnya semalam kau mabuk berat lagi lalu membuat kekacauan di club!"

Ucapan Papa yang terakhir membuat Sora berpikir akan kejadian semalam. Sora tidak terlalu yakin sih, tapi memang setelah dia meminum tiga botol vodka ia mulai meracau, bahkan sejauh yang bisa dia ingat, setelah itu dirinya naik ke atas meja lalu mulai berteriak disana.

Sial!

"Oh, emm itu . . . ," Sora menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sebelum kembali berucap; "aku minum terlalu banyak semalam, jadi  . . . ya begitulah. Aku minta maaf, Pa. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

"Apanya yang tidak akan mengulanginya lagi! Dua minggu yang lalu kau juga bilang begitu saat aku menyuruhmu berhenti pergi ke club, namun esok harinya kau malah mengingkari janjimu lagi. Satu minggu yang lalu juga begitu, lalu kemarin lusa, lalu tadi malam. Astaga darah tinggi papa bisa naik."

Kendati tidak melihat secara langsung, Sora bisa tahu bahwa papanya kini tengah emosi. Lucunya gadis itu malah sedikit menjauhkan ponsel, menirukan ekspresi marah papanya yang sengaja di lebih lebihkan dengan mulut yang ikut berkomat kamit seperti orang mengomel.

"Berhenti menirukanku!" 

Sora tersentak kendati dalam hati tengah tertawa senang. "Siapa juga yang menirukan Papa ?"

"Kau sedang memparodikan diriku, kan ? Jangan bohong aku sudah tau!" Potong Tuan Kim yang membuat tawa Sora pecah. "Ya tuhan ini salahku karena terlalu memanjakannya, kini anakku menjadi gadis yang seenaknya dan tidak tahu tata krama begini!"

Kali ini Sora merasa bahwa papanya itu sudah mulai keterlaluan. Papa tidak pernah memarahi Sora sampai sebegininya sebelum sebelumnya.

"Pa, sudahlah. Papa mulai keterlaluan. Aku akan marah pada Papa kalau papa terus begini!"

Princess Say's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang