Don't forget to vote and comment!
Mungkin tak ada orang yang benar-benar tahu perihal isi kepala Kim Sora, tidak pula dengan Go Minji. Perempuan itu menatap Sora yang duduk di kursi yang terletak tepat di depannya.
Minji ingin menyapa tentu saja, tapi ia lebih memilih untuk mengurungkan niatnya itu. Melihat sampai detik ini pun Sora masih sangat terganggu dengan keberadaannya, (apalagi setelah tadi Sora mengabaikannya begitu saja bahkan setelah Minji mengutarakan perasaannya) membuat perempuan itu merasa dirinya benar-benar hanya menjadi pengganggu dan beban di hidup Sora.
Minji tidak ingin begitu, ia tidak ingin lagi mengganggu Sora, salah satu orang yang sudah ia nobatkan menjadi penolong di hidupnya.
"Nah, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa saya ada pertemuan hari ini, maka kelas ini harus saya akhiri lebih awal. Silahkan kumpulkan laporan yang sudah saya tugaskan minggu lalu," Suara lantang Professor Kim Minseok mengambil alih semua atensi kelas. Pria tampan dengan rambut hitam pekatnya itu kemudian berdiri di depan menjanya, menunggu setiap anggota kelas melakukan hal yang ia perintahkan.
Diam-diam Sora merutuk dalam hati, sial! bagaimana bisa aku melupakan laporan itu. Batinnya kesal, tak habis pikir sama sekali.
Sora melirik bagaimana satu persatu semua orang yang ada disana bangkit lalu mulai menghapiri Professor Kim, menyerahkan tumpukan kertas yang akan mempengaruhi nilai semester masing-masing.
Menggigit bibir sendiri, Sora memutar bola matanya malas. Ia tak pernah seceroboh ini sebelumnya dan ini menyebalkan. Kendati Sora terkadang tidak menghadiri kelas, perempuan itu selalu mengumpulkan tugas tepat waktu dan mendapat nilai yang bagus di setiap ujian atau quiz apapun juga. Sora sama sekali tak termasuk dalam golongan mahasiswi bodoh. Gen keluarga memang tak bisa berbohong, begini-begini Sora juga memiliki kecemerlangan otak yang juga diturunkan pada saudaranya yang lain oleh orang tua mereka.
Menghembuskan nafas panjang, Sora melihat sekeliling untuk yang kedua kalinya, memutuskan untuk ikut menghampiri Prof. Kim setelah memastikan dirinya menjadi orang terakhir di kelas.
"Uhm, Prof," ia memanggil.
"Ya, Sora ? Kenapa ?"
"Untuk tugas makalahnya . . . aku lupa mengerjakannya. Apa bisa kalau aku mengumpulkannya besok ? Kalau tidak juga tidak masalah, aku tahu ini karena kecerobohanku, jadi tentu saja aku akan menerima konsekuensinya."
"Kim Sora," Prof. Kim serta merta tersenyum, membuat Sora tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi. Bukankah lebih masuk akal kalau Prof. Kim marah daripada tersenyum di situasi saat ini ? Maksudnya, ya, Sora tahu Prof. Kim itu memang terkenal sangatlah baik dan ramah luar biasa, tapi tetap saja, apa yang sudah Sora lakukan bukanlah sesuatu yang pantas untuk mendapatkan jenis senyuman hangat semacam itu.
"Minji sudah mengatakannya padaku tadi," sambung Prof. Kim.
Minji ?
"Ia berkata kau meminjamkan makalahmu padanya untuk membantunya, lalu dia lupa untuk membawanya hari ini, karena itu kau tak bisa mengumpulkannya."