Don't forget to vote and comments!
Ada pikiran aneh yang terus bercokol di dalam kepala Sora. Semacam hal bodoh yang tak harusnya dipikirkan namun terus saja bergelung tak berkesudahan. Sejujurnya, entah ini karena dendam kesumatnya pada Sehun yang menyebalkan sekali atau karena sesuatu yang lain, Sora terus saja memikirkan perkataan Sehun kemarin malam. Maksudnya, apa benar dia tidak menarik ? apa Sehun bahkan tak memiliki ketertarikan sedikitpun padanya ? pikiran semacam itu.
Eiy, jangan salah paham. Ini bukan seperti Sora ingin Sehun menyukainya. Setidaknya, sejauh ini bukan begitu, dan akan tetap begitu bisa jadi. Tapi ayolah, dia ini Kim Sora. Tidak ada pria yang tidak menyukainya setelah bertemu dengannya, apalagi jika menghabiskan waktu satu minggu lebih dengan selalu bersama-sama.
Sial! Sora merutuki perkataan Sehun kemarin. Apa susahnya sih mengaku saja kalau dia menyukai Sora, Sora kan jadi bisa merasa menang dan menunjukkan kekuasaannya. Bisa mengejek Sehun yang menyebalkan itu juga.
"Sora, jangan melamun."
Untuk sepersekian sekon, perempuan itu mengerjabkan matanya. Tenggelam dalam pemikiran sendiri lalu dikekejutkan begitu saja, Sora jelas merasa bahwa kesadarannya tengah ditarik paksa. Kembali dihentak ke dalam situasi nyata.
"Makananmu bisa dingin. Aku sudah menyetir dua kali hanya karena kau tiba-tiba tidak tertarik pada makanannya. Kalau kau sampai menyuruhku pergi untuk mencarikan makanan lain lagi, aku benar-benar tidak mau," Celoteh Sehun panjang lebar mengingat dirinya harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter untuk makanan Sora.
"Ya, ahjussi! Tentu saja kau harus melakukannya karena ini pekerjaanmu."
Memasukkan sesuap ddakkalbi pedas ke dalam mulutnya, Sehun hendaknya berniat membiarkan Sora saja. Toh bisa repot juga kalau perempuan itu benar-benar tak ingin makan. Sehun tidak mau direpotkan lebih daripada ini.
"Baiklah, makan saja makananmu dengan benar." Pria itu memperhatikan Sora yang sedang menikmati makanannya.
"Ngomong-ngomong ahjussi, kau benar-benar sering makan semeja denganku setelah kau bekerja disini. Kau tak ingin menyudahinya ? Itu menyebalkan, tahu!"
Mengernyitkan dahi tak mengerti, Sehun bertanya; "Menyebalkan ? Kau merasa terganggu jika makan bersama dengan orang lain ?"
"Sudah aku bilang aku tak suka makan dengan orang yang tidak akrab denganku," Sora menjeda kalimatnya. "Namun mengingat kau selalu makan bersama denganku akhir-akhir ini, aku jadi mulai terbiasa dan tidak memikirkannya. Justru itu yang lebih menyebalkan."
Sehun menghentikan kunyahannya, kerutan di keningnya semakin bertambah karena sama sekali tak mengerti. "Kenapa bisa begitu ?"
"Aku tak ingin terbiasa makan dengan seseorang. Karena mungkin itu akan membuatku merasa tak nyaman jika harus makan sendirian di kemudian hari disaat seseorang memang akan menghabiskan banyak waktu dengan dirinya sendiri. Aku tak mau bergantung atau mengharapkan orang lain. Aku tak mau terlalu dekat dengan orang lain. Jadi itu menyebalkan saat kau terus terusan duduk dihadapanku dengan semangkuk makananmu."