Don't forget to vote and comments
Semua pasang mata memandang perempuan bermarga Kim yang berjalan memasuki area taman kampus tersebut. Pakaian mahalnya, cara berjalannya, lipstick berwarna teracota, juga tatapan tajamnya menunjukkan seberapa tinggi kelas Kim Sora.
Kelasnya telah usai beberapa menit yang lalu namun Sora masih enggan pulang. Ia sangat malas bertemu Sehun.
Perempuan itu membuka buku yang di bawanya. Angin sepoi-sepoi ditambah cahaya matahari yang hangat membuat Sora merasa bahwa menghabiskan beberapa puluh menit duduk di taman ini menjadi keputusan yang tepat. Ia sangat menikmati waktunya disana, sampai indera pendengarannya mendengar isi pembicaraan beberapa gadis.
"Ku dengar hari ini Sora masuk kampus ?"
"Ya, dia tidak pernah terlihat tiga hari belakangan ini, jadi tadi di kelas orang-orang langsung membicarakannya."
"Ah, orang sepertinya tidak kuliahpun tidak masalah. Dia terlahir dengan sendok emas, itu sebabnya mau bagaimanapun juga dia akan tetap hidup enak dan bisa berkeliaran bebas dengan wajah super angkuhnya itu."
"Heol. Kau benar. Bukankah dia memang sangatlah sombong? Bagaimana caranya berpakaian dan bersikap, seolah olah ingin diakui sebagai tuan putri. Membuat aku geli saja."
Sora tersenyum miring. Lihat siapa yang membicarakannya. Sudah jelas bahwa gadis-gadis itu adalah orang yang sama yang akan melemparkan senyum lebar seolah-olah akan melayani Sora seumur hidupnya saat mereka berpapasan. Sora bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekati segerombolan gadis yang baru saja membicarakannya. Menyadari eksistensi Sora, salah satu dari mereka menyenggol tubuh temannya sambil memberikan isyarat.
Sora menghentikan langkahnya, "Disgusting!" ucapnya sambil melirik jijik ke arah mereka. Tidak ada yang bersuara. Semuanya menunduk cemas seperti maling yang tertangkap basah.
"Dasar kuman menjijikkan. Merusak mood-ku saja," batin Sora sembari meninggalkan tempat itu. Perempuan itu berjalan tanpa memperdulikan orang-orang di sekelilingnya yang tengah menjadikannya pusat perhatian. Ia menuju tempat parkir VIP, mendekati salah satu mobil yang ia kenali, membuka pintu mobil dengan kasar, lalu masuk begitu saja.
"Ayo kita pulang," ucapnya pada pria di kursi sopir yang tak lain adalah Sehun.
Sehun sedikit bingung, namun ia segera mengangguk dan menyalakan mobil kemudian. "Aku baru saja akan menyusulmu ke dalam kampus," akunya.
Mendengar itu, Sora yang tengah menatap keluar jendela tersenyum ketus. "Sudah kubilang tidak perlu lakukan itu. Tunggu di mobil saja."
Sehun mengedikkan bahunya, antara yakin tak yakin untuk benar-benar menanyakan apa yang ada dipikirannya. Namun, lima menit berlalu, akhirnya satu pertanyaan itu lolos dari lisannya. "Apa ada sesuatu yang terjadi ?" tanyanya yang ternyata tidak mendapatkan jawaban apapun dari Sora.