Aryn dan Argi menjadi semakin dekat. Kabar hubungan mereka menyebar dengan sangat cepat hingga penjuru sekolah. Bahkan semua guru tahu tentang hubungan mereka. Hanya satu guru yang tidak mengetahui hal tersebut. Yaitu wali kelas Argi, guru mata pelajaran IPA yang kebetulan bersengketa dengan Aryn. Berbeda dengan wali kelas Aryn, beliau mengetahui hal tersebut dan sangat mendukung hubungan mereka.
Wali kelas Aryn memang akan selalu mendukung apa saja yang tentang anak-anaknya asalkan berdampak positif untuk anak-anaknya. Namun beliau akan menentang dengan keras segala sesuatu yang berdampak negatif bagi anak-anaknya.
Aryn bahagia karena semua orang mendukung hubungannya. Hingga suatu saat Aryn mendengar kabar bahwa sebenarnya Argi sudah mempunyai pacar sebelum berpacaran dengannya.
Aryn menceritakan hal tersebut kepada Kristia. Kristia terkejut dengan berita tersebut dan berusaha menengkan Aryn.
"Udah, jangan mudah percaya sama berita yang belum pasti" nasihat Kristia.
"Kalo beneran gimana?" tanya Aryn dengan mata yang sudah berkaca-kaca membuat Kristia semakin merasakan sesak di dadanya.
Mereka memang baru akrab setelah mereka masuk kelas 9. Tetapi mereka saling menyayangi. Apapun yang dirasakan oleh salah satu diantara mereka, pasti mereka sama-sama merasakannya.
"Semoga aja ngga bener. Hei, jangan lemah gitu dong. Kemana sosok Aryn yang tangguh? Kemana sosok Aryn yang ngga pernah tumbang karna masalah cowok? Kamu ingetkan waktu kamu pacaran sama Arsha siapa yang mutusin?"tanya Kristia.
"Aku" jawab Aryn.
"Yaudah kan intinya setelah kamu udah ngga sama Arsha kamu bisa dapetin Argi kan ? Kamu bisa dapet yang lebih baik Ryn"
Aryn tersenyum mendengar nasihat dari Kristia. Kristia benar, tidak seharusnya ia terlalu memikirkan masalah seperti itu.
Aryn mengusap air matanya saat seorang guru memasuki kelasnya.
Pelajaran demi pelajaran berlalu hingga tiba saatnya istirahat.
Aryn mengecek ponselnya berharap ada notif chat dari Argi. Hatinya kembali sakit ketika tahu bahwa tak ada satupun notif chat darinya.
Kehadiran Kristia menyadarkan lamunannya. Kristia yang mengerti kesedihan sahabatnya langsung mengajaknya ke kantin.
Dalam perjalanan menuju ke kantin mereka sama sekali tak melihat keberadaan Argi. Sesampainya di kantin, Aryn kembali dikejutkan dengan topik obrolan adik-adik kelasnya tentang Argi.
Aryn semakin tak bisa menahan kesedihannya. Kristia yang paham dengan hal tersebut langsung saja mengajaknya kembali ke kelas. Padahal mereka baru saja sampai dan bahkan belum sempat duduk.
Dalam perjalanan menuju ke kelasnya, langkah mereka terhenti didepan kelas Argi. Entah apa yang direncanakan oleh Kristia, Aryn tidak mengetahuinya. Melihat kebingungan diwajah Aryn, Kristia mengisyaratkan Aryn untuk melihat ke dalam kelas tersebut.
Aryn tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Argi sedang duduk berdua dengan Shila, sepupu Aryn sambil bercanda gurau. Tak ada unsur paksaan di wajah mereka. Argi terlihat sangat bahagia dengan Shila. Tanpa persetujuan dari Aryn, Kristia membawanya ke kelas. Untung saja kondisi kelas masih dalam keadaan sepi karena masih jam istirahat.
"Argi beneran sama Shila yah Kris?" tanya Aryn dengan suara paraunya.
"Aku rasa juga begitu tapi kamu harus denger sendiri dari Argi. Intinya jangan terlalu percaya sama sesuatu yang belum pasti"
Aryn tersenyum dengan nasihat dari Kristia. Ia langsung memeluk Kristia dengan sangat erat.
"Makasih yah Kris kamu mau bantuin aku" ucap Aryn dengan napas yang terengah-engah.
"Sssttt... jangan ngomong kaya gitu. Aku sayang banget sama kamu. Kamu udah aku anggep kakak aku. Apapun masalah kamu itu juga masalah aku. Aku bisa ngerasain semua yang kamu rasain"
Aryn semakin erat memeluk Kristia seolah-olah takut untuk kehilangannya.
🌸🌸
Bel istirahat kedua berbunyi. Kristia langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengajak Aryn keluar kelas. Aryn bingung dengan perlakuan Kristia.
Ternyata Kristia mengajaknya ke kantin. Kristia meminjam ponsel Aryn dan mencari kontak nama Argi dan langsung menelponnya.
"Halo, Gi sekarang cepetan lo ke kantin ada yang mau gue omongin"
"Tentang apa?"
"Udah cepetan kesini aja"
"Iya"
Kristia memutuskan panggilannya sepihak. Tak lama kemudian Argi datang dengan senyum yang mampu membuat Aryn kembali merasakan sakit.
Setelah Argi duduk di depannya, Kristia bangkit dan meninggalkan mereka agar mereka menyelesaikan masalahnya.
"Selesaiin masalah kalian secara dewasa. Gue pergi dulu" Kristia pergi meninggalkan Aryn dan Argi.
Argi dan Aryn masih saling diam. Tak ada yang berniat mengeluarkan suara walaupun untuk sekedar menyapa.
Aryn menghela nafas pasrah dan berniat membuka obrolan. Ternyata Argi juga berniat menyapanya.
"Kamu duluan aja mau ngomong apa" ucap Aryn.
"Ngga. Kamu aja dulu"
"Kamu pacaran sama shila?" tanya Aryn sembari menundukkan wajahnya.
Argi terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaan Aryn.
"Jawab Gii" mata Aryn mulai berkaca-kaca.
"Maaf" Argi hanya mampu mengucapkan kata maaf.
"Aku ngga bisa ngelanjutin hubungan ini. Maaf. Aku ngga mau ngecewain Shila. Aku ngga mau ngrebut kebahagiaan dia. Shila itu sepupu aku. Aku dari kecil sering main sama dia. Aku ngga mungkin tega ngancurin kebahagiaannya" jelas Aryn dengan air mata yang sudah tak bisa ia bendung lagi.
Argi hanya terdiam membuat Aryn kembali melanjutkan kalimatnya.
"Aku tau ngga seharusnya aku suka sama kamu. Makasih buat selama ini. Maaf kalo aku punya banyak salah. Aku titip shila dan jangan kecewain dia. Aku sayang kamu tapi kamu milik shila. Aku pergi dulu" ucap Aryn lalu berlalu meninggalkan Argi yang masih tertunduk.
Argi merasakan sakit di hatinya. Ia masih mempunyai shila tetapi ia tak bisa merelakan kepergian Aryn.
Argi masih belum bisa menetralkan perasaanya. Ia memutuskan untuk membolos pelajaran dan menuju taman belakang sekolah.
Di sisi lain, Aryn berlari menuju kelasnya tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya.
Sesampainya di kelas ia langsung menghapiri Kristia dan memeluknya. Tanpa Aryn ceritakan, Kristia langsung membalas pelukannya.
"Udah ngga usah sedih. Kamu bisa dapet yang lebih baik dari dia. Kamu inget ngga ? kita pernah bikin target?" tanya Kristia sembari menghapus air mata Aryn.
Aryn yang mengerti arah pembahasan Kristia langsung tersenyum dan kembali memeluk Kristia.
Kasian banget Aryn😫
-Ananditya1303💙-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rekan OSIS My Love(End)
RomanceCinta pandangan pertama di ruang OSIS. Ya,menceritakan tentang ketua OSIS yang menjalin hubungan dengan anggotanya. Eits,bentar gaess Tapi disini bukan yang cowok yang ketua OSISnya,tapi justru yang ceweknya.Terlebih,mereka ngga seangkatan.Tapi yang...