Tiga hari berlalu, SMP Nusa Bangsa sedang mengadakan acara pemilihan ketua OSIS masa bhakti 2017/2018.
Segala persiapan telah disiapkan dengan baik. Aryn selaku ketua OSIS memegang peran yang sangat penting dalam acara ini.
Dalam hal ini Aryn mengawasi seluruh jalannya acara. Dari mulai penyampaian Visi Misi oleh masing-masing calon dilanjutkan acara pengambilan suara.
Seluruh Siswa siswi SMP Nusa Bangsa diharapkan ikut berpartisipasi dalam acara ini. Tidak ada yang berani meninggalkan lingkungan sekolah meskipun gerbang sekolah terbuka lebar.
Ketika proses pengambilan suara sedang dimulai, ada segerombolan murid yang notabene nya murid berandalan mulai melaksanakan aksinya.
Aksi mereka dihambat oleh seksi kemanan yang anggotanya adalah pengurus OSIS kelas sembilan.
Mereka kembali ke kelas dan bersiap menyusun rencana selanjutnya untuk meninggalkan area sekolah alias bolos.
"Kita coba lewat gerbang belakang aja"salah satu dari mereka mulai memberikan pendapatnya.
"Udahlah kita tunggu aja waktu pulang, Ngga berani gua klo harus berurusan sama si ketos" murid yang lain mulai menyerah dengan aksi mereka.
"Kok cemen banget sih kalian, ketos kita tuh cewek dan kita cowok masa iya ngga berani sama dia" Mereka mulai beradu argumen.
"Lu belum tau aja si ketos itu gimana" jawab salah satu dari mereka sambil tersenyum sinis.
"Udah ayo coba aja dulu"
Akhirnya mereka mulai melancarkan rencana selanjutnya.
Dalam perjalanan mereka menuju gerbang belakang, tak lepas dari pengawasan Aryn.
Febri yang sedari tadi mengajak Aryn bicara mulai merasa heran saat Aryn tak lagi mendengarkannya. Febri mengikuti arah pandangan Aryn dan ternyata Aryn sedang mengawasi segerombolan murid yang terkenal paling berandalan.Febri menghembuskan nafas pasrah karena murid berandalan tersebut tidak ada kapoknya berhadapan dengannya.
"Mereka emang ngga ada bosennya yah berurusan sama gue" Febri menghela nafas lelah.
"Lo biasa ngadepin mereka? kenapa ngga bilang sama gue?" tanya Aryn.
"Udahlah mereka emang susah banget"
"Gue titip acara ini ya, tolong awasi semua siswa jangan lupa kasih tau anak-anak OSIS lain perketat penjagaan" Aryn berperan kepada Febri.
"Lo mau kemana?" tanya Febri.
"Ada urusan sebentar"
"Jangan deh gue ikut aja"
"Feb plis gue minta tolong jagain acara ini" Aryn memohon sambil mengeluarkan puppy eyes.
"Lo itu cewe mereka cowok. Mana mereka segerombol lagi. Klo lo diapa-apain gimana coba?" Febri mengkhawatirkan Aryn.
"Ngga, lo tenang aja okh" Aryn berusaha meyakinkan Febri.
Febri akhirnya mengalah karena siapapun yang beradu argumen dengan sang ketua OSIS sudah dapat dipastikan ia akan kalah.
Aryn berjalan menyusuri tiap-tiap kelas menuju gerbang belakang. Sesampainya ia disana, ternyata anak gerombolan itu masih disana. Dan sebentar lagi akan melaksanakan aksinya. Baru saja ia akan menaiki gerbang sekolah suara tegas, dingin nan menusuk dari sang ketua OSIS menginterupsi mereka.
"Mau kemana ?" Tatapan tajamnya bertemu dengan mata mereka satu persatu.
Hening. Masih belum ada jawaban dari mereka.
"Ngga ada yang mau jawab ? Mau kemana ? Siapa yang nyuruh kalian pergi ? Kalian ngga denger intruksi dari saya?" Mereka masih diam tak berkutik.
Sementara murid yang paling keras diantara mereka menatap Aryn dengan tampang tidak percaya. Ekspresi wajah Aryn ketika sedang bersikap tegas berkali-kali lipat lebih terlihat cantik.
"Eh bu ketoss, maaf Bu cuma bercanda kok. Ngga ada niatan kabur sumpah" Teman-temannya kaget tak percaya karena ia yang selama ini paling anti dengan murid perempuan kini ditaklukan oleh sang ketua OSIS hanya dengan sekali tatapan.
Aryn memutar bola matanya jengah menghadapi murid-murid berandalan seperti mereka.
"Kalian ikut saya menghadap BK atau saya sendiri yang menangani kalian" Aryn semakin naik pitam dengan anak-anak didepannya.
"Sama Bu ketoss aja males soalnya kalo sama BK. Ujung-ujungnya orang tua yang dipanggil" Jawab ketua dari gerombolan tersebut.
Salah satu temannya menatapnya tajam.
"Eh enak aja loh ya. Gue ngga mau berurusan sama si ketos. Lo aja sana" Anak lainnya menolak keputusan ketuanya.
"Yaelah sama cewek aja takut udahlah kali aja dia baper sama gue kan yakk lumayan" jawabnya sambil menaik turunkan alisnya.
Suara Aryn mengejutkan mereka.
"Ikut saya ke ruang OSIS" interupsinya sambil meninggalkan mereka.
Anak-anak tersebut mulai ricuh dan tak terima dengan keputusan yang di buat oleh leadernya.
Setelah lama berdebat, mau tidak mau mereka menemui Aryn di ruang OSIS.
Pintu ruangan tersebut terbuka lebar. Mereka langsung masuk dan mendapat tatapan dingin dari sang ketua OSIS.
"Duduk" ucapnya singkat.
Setelah mereka duduk Aryn langsung mengadakan sidang untuk mereka.
Segerombol anak tersebut kaget karena baru kali ini mereka berhadapan langsung dengan sang ketua OSIS. Karena selama mereka membuat onar mereka hanya berurusan dengan dewan ketertiban dan keamanan bahkan jika DKK sudah tidak sanggup menghadapinya, mereka hanya berhadapan dengan sang wakil ketua OSIS.
Sosok ketua OSIS dengan wajah yang membuat siapapun yang melihatnya langsung takluk seketika ternyata tersimpan sifat tegas, dingin, nan menusuk. Apalagi jika sudah berhadapan dengan berandalan sekolah seperti mereka.
Tetapi ketika sedang hari-hari biasa, sang ketua OSIS selalu memasang wajah ramah dan murah senyum kepada siapapun yang ditemuinya.
Selesai menangani murid berandalan tersebut Aryn langsung kembali ke tempat pengambilan suara dan beruntungnya acara penghitungan suara belum selesai.
Aryn langsung menangkap sosok Febri dalam penglihatannya. Ia segera menghampirinya dan berdiri di sampingnya sontak membuat Febri terkejut dan langsung melayangkan rangkaian pertanyaan kepadanya.
Aryn langsung memasang wajah ramahnya ketika berhadapan dengan murid SMP Nusa Bangsa yang lainnya.
Seperti paham dengan yang ada dipikiran Febri, Aryn langsung menjawab pertanyaan Febri.
"Nanti gue ceritain semuanya" jawab Aryn singkat.
Setelah penghitungan suara selesai, Aryn dan Febi selaku Ketua OSIS yang baru menyampaikan sambutannya kepada semua warga SMP Nusa Bangsa.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya mengucapkan terima kasih banyak atas kepercayaan kalian semua selama ini yang telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi Ketua OSIS dan menjalankan program-program yang tersusun dalam buku agenda OSIS Tahunan masa bhakti 2016/2017. Setelah ini posisi saya akan digantikan oleh Febi dan Ramdhan dan saya harap bisa memajukan OSIS SMP Nusa Bangsa dan menjadi teladan untuk siswa-siswi yang lainnya. Sekian, apabila selama saya menjabat sebagai ketua OSIS banyak mempunyai kesalahan saya mohon maaf. Akhir kata Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Suara riuh tepuk tangan dari seluruh penjuru sekolah seolah-olah mereka tidak mau berganti pemimpin. Bagaimana tidak, selama posisi itu diisi oleh Aryn dan Febri SMP Nusa Bangsa mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Namun setiap awal pasti ada akhir.
Aryn pun merasakan ada gejolak dalam hatinya. Ia tak rela jika harus lepas dari organisasinya karena Organisasi ada separuh jiwanya.Aryn tak bisa seenaknya. Ia harus tetap menjalani semuanya sesuai aturan. Mungkin sudah saatnya ia harus fokus untuk mencapai impiannya. Terlebih lagi setelah berpisah dengan Arsha ia jadi lebih rajin belajar. Ia mengalami banyak peningkatan terutama dalam mapel UN.
Tetapi bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Argi ?
-Anandity1303💙-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rekan OSIS My Love(End)
RomanceCinta pandangan pertama di ruang OSIS. Ya,menceritakan tentang ketua OSIS yang menjalin hubungan dengan anggotanya. Eits,bentar gaess Tapi disini bukan yang cowok yang ketua OSISnya,tapi justru yang ceweknya.Terlebih,mereka ngga seangkatan.Tapi yang...