"Udah ngga usah takut. Aku disini"Aryn reflek menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya.
Aryn sangat menikmati posisinya saat ini. Ia merasa sangat nyaman berada di bahu kekasihnya. Tiba-tiba sebuah tangan mengelus rambut hitamnya.
"Ryn"
"Hm" jawab Aryn hanya dengan deheman.
"Ngga jadi" ucapan Argi membuat Aryn menjadi kesal.
"Oh" Aryn menyahuti dengan penuh penekanan.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Argi tetap dengan posisinya mengelus rambut hitam Aryn.
"Gii" Aryn berusaha memecahkan keheningan.
"Kenapa sayang?" tanya Argi dengan lembut.
"Aku ngga tau gimana jadinya kalo aku harus jauh lagi dari kamu. Aku ngga tau seberapa pendiamnya aku tanpa kamu. Aku bener-bener ngga bisa Gii. Aku takut kamu pergi. Kalo nanti kamu udah bosen sama aku, Kalo nanti kamu udah nemu yang lebih baik dari aku, kamu bilang yah sama aku. Biar nanti aku usaha ngelupain kamu. Biar nanti aku berusaha ngga peduli sama kamu" Aryn berusaha menahan tenggorokannya agar tak mengeluarkan isakan. Menahan sebulir air mata yang siap meluncur di pipi chuby nya.
"Ryn, Kamu ngomong apa sih? Aku ngga bakal ninggalin kamu. Aku ngga bakal nyamam sama perempuan lain. Dan aku akan perjuangin hubungan kita sampai nanti tuhan menakdirkan kita untuk menjadi teman hidup" Argi menahan kepala kekasihnya dibahunya. Ia benar-benar takut jika harus kehilangan kekasihnya untuk kedual kalinya.
Kemudian ia menjauhkan tangannya. Merubah posisinya menjadi tiduran terlentanga dengan paha kekasihnya sebagai bantalan.
Tangan kanan Aryn terulur untuk memainkan rambut milik Argi. Argi yang merasa ada sesuatu di rambutnya seketika mengulurkan tangannya untul meraih tangan tersebut dan membawanya menutup matanya.
Aryn mengarahkan tangan kirinya untuk memainkan rambut tebal milik kekasihnya.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing.
"Gimana sekolahnya?" tanya Aryn memulai obrolan.
"Lancar kok. Gimana sama sekolah kamu?" Argi kembali bertanya kepada kekasihnya.
"Ya gitu. Sekarang males banget kalo pelajaran. Tugas aja kadang ngga dikerjain" jawab Aryn seadanya.
Mereka melanjutkan obrolan mereka seputar sekolah mereka masing-masing. Mereka memang pasangan yang sangat serasi dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun mereka berhasil saling melengkapi satu sama lain.
"Kamu ngga dicariin sama Ibu kamu?" tanya Aryn pada kekasihnya.
"Ngga kok kam udah ijin"
"Emang ijinnya kemana?" tanya Aryn.
"Ijin mau keluar lah" jawab Argi.
"Nanti kalo dimarahin gimana?" pertanyaan Aryn membuat Argi mengulas senyumnya.
"Kamu tau kan aku ngga bakal dimarahin?" ucap Argi dengan senyum jahilnya.
Aryj memutar bola matanya malas. Jika sudah seperti ini, ia akan membahas posisinya sebagai anak terakhir yang identik di manja oleh orang tuanya.
"Iya-iya yang anak terakhir mah beda" ucap Aryn dengan penuh penekanan sembari mencengkeram kuat rambut kekasihnya itu.
Namun Argi tak merasakan sakit. Justru ia merasa senang melihat ekspresi kesal kekasihnya yang kini menjadi daya tarik tersendiri baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rekan OSIS My Love(End)
RomanceCinta pandangan pertama di ruang OSIS. Ya,menceritakan tentang ketua OSIS yang menjalin hubungan dengan anggotanya. Eits,bentar gaess Tapi disini bukan yang cowok yang ketua OSISnya,tapi justru yang ceweknya.Terlebih,mereka ngga seangkatan.Tapi yang...