Karna langit semakin mendung, aku dan kawan-kawanku pun bergegas untuk segera melanjutkan perjalanan.
karna jika kabut turun tak mungkin untuk melanjutkan perjalanan kata Dadang. takut kalau-kalau nanti kita hilang karna salah satu tertinggal, atau karna salah mengambil jalan.
Rencananya nanti kita akan ngecamp di Gunung Arjuno selama 4 hari , Aku dan kawanku sengaja mengambil waktu yang lebih lama agar kita bisa puas, lagian mumpung bebarengan dengan libur semester juga.
Sesampainya di perumahan warga, Dadang menawarkan untuk semua sepeda di titipkan saja ke salah satu kerabatnya. toh rumahnya juga di daerah sini. memudahkan kita untuk mengambil motor, keamananya juga terjamin, dan yang paling penting gratis. itulah kenyamanan yang di tawarkan Dadang. sudah bak seles wkwkwk.
sesampainya di Rumah kerabat Dadang, sudah tampak Bapak-bapak berusia sekitar 50 tahun, tengah duduk di depan rumah sembari meneguk kopi.
"Pakde" kata Dadang merangkul bapak itu.
"Lho awakmu Dang" (lhoh kamu Dang) kata Bapak itu balas merengkuh Dadang.
"Hehe, pakde bade nitip motor) (pakde mau nitip motor) kata Dadang cengengesan.
"Awakmu ilho Dang, orak tau dolan. Pisane dolan enek geleme" (km ini lho dang, gak pernah main, sekalinya main ada maunya) kata Bapak itu cemberut.
"Pakde lho mbi ponakan dewe" (pakde lho sama keponakan sendiri) kata Dadang memelas.
"Yowes lebokno motore! ayo podo nang omah ngger" (yasudah masukin motornya! ayo pada masuk ke rumah nak" kata Bapak yang bernama semo itu.
namun fokusku tertuju pada Pakde Semo yang tidak mengenakan baju, hanya memakai kaos singlet, dan sarung. padahal aku dan kawanku saja harus menggunakan baju tertutup agar tidak merasa dingin.
"Eh bay" panggilku
"apa To?" jawab Banyu
"Iku wonge gae kaos singlet, karo sarung, opo gak nyeketer ta awak e? Wong kabeh do krukupan kono malah udo" (itu orangnya pake kaos dalem, sama sarung, apa gak kedinginan badanya? Kita aja pake baju tebel) kataku yg sedari masuk wilayah ini sudah di sambut dengan hawa dingi
"paling wes kulino We i nguruss ae, jarno ta wong awak-awak e de e" (mungkin sudah terbiasa km tu ngurus aja, biarin, orang badanjuga badan dia) kata Banyu jengkel
aku yang melihat Banyu jengkel pun memilih diam, memang paling gak asik kalau di ajak gibah atau ngisengin orang. fikirku.
Setelah berbuncang beberapa saat, Dadang memberi intruksi untuk masuk. Suer rumah nya enak banget! Rumah dengan gaya jawa kuno. Semuanya dari kayu yang menimbulkan hawa dingin. Hawanya enak, jauh jika dibandingnkan hawa di kota.
Setelah duduk beberapa saat seorang perempuan seusiaku, membawa nampan berisikan teh. perawakanya tidak terlalu tingi, rambutnya panjang tergerai ke belakang, kulitnya juga sawo matang, indonesia banget, manis pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETAK UMPET (Sudah tersedia versi E book)
Horror(sebagian chapter di hapus untuk keperluan penerbitan) aku tengah bersembunyi, namun aku takut saat mereka tak bisa menemukan aku. Demi apapun juga, jangan pernah bermain "PETAK UMPET" versi Ebook bisa di beli di : https://play.google.com/store/book...