Matahasi menyilaukan mataku saat Dadang membuka resleting tenda, membuatku segera mengerjap-ngerjapkan mataku agar lekas meraup sadar.
namun karna masih sangat mengantuk aku pun enggan keluar tenda, malas menyapa matahari yang terlampau terik walau masih pagi. ku eratkan slimutku, tak peduli dengan keringat yang mulai menetes di pelipis.
"Duh gusti panase" (ya Tuhan panasnya) keluh ku.
aku menoleh ke arah belakangku, namun aku mengernyitkan dahiku saat melihat Banyu memandang kosong ke arah langit-langit tenda, di tambah wajah Banyu yang terlihat sedikit pucat.
"Yu.. opo o awakmu?" (Yu kenapa kamu?) Tanyaku sembari mengguncang lenganya
"Asuuuu, panas Yu awakmu" (Anjing! panas Yu badan kamu) kataku tersentak.
panas badan nya bukan panas demam, namun panas seperti orang tengah di bakar. Panas sekali sampai telapak tanganku tak bisa menyentuhnya lama.
namun saat aku hendak bertanya lagi, dia berganti menatapku dengan tatapan tajam. membuatku sangat kaget, dan ngeri. bagaimana tidak? dia menatapku tajam sembari menyeringai.
"Hahaha wedi awakmu cah bagus? wayae awakmu orak melu urusan karo aku" (hahaha takut kamu nak? harusnya kamu tidak ada urusan sama aku) kata Banyu
"Hahhh, sopo awakmu?" (hahh, siapa kamu?) kataku sedikit gagap karna rasa ngeri.
"Aku ratau melu urusan" (aku gak pernah ikut campur) kataku mempertegas.
"Bocah iki kudu dadi nekku, bakal bojoku!" (anak ini harus jadi punyaku, calon suamiku) kata Banyu masih dengan tatapan tajam.
"Edan a awakmu? dee uong, menungso! uduk kaum mu. sadar!" (gila kamu? dia ini orang, Manusia! bukan kaum mu. Sadar!) kataku melotot karna terkejut.
Mahluk tak tau diri fikirku, bisa-bisanya dia meminta Banyu untuk menjadi calon suaminya. mahluk gak waras! rutukku dalam hati.
namun saat Banyu hendak menjawab, sebuah suara dari luar menghentikan niatnya.
"Yu.. Too.. makananya udah siap nih" kata Maya dari luar.
"Mayyyyyyy" teriakku, meloncat keluar dari dalam tenda.
ahhhh peduli setan dengan image ku, yang pasti sekarang semua harus segera pulang! gak besok-besok. harus pulang hari ini juga!
"onok opo To? raimu kok koyok beruk?" (kenapa To? muka kamu kok kayak monyet?) Kata Dadang menahan tawa, sembari asik membolak-balikkan ayam.
"Raimu! Banyu kesurupan!" (mukamu! Banyu kesurupan!) kataku dengan segenap urat di leher.
"Emhhhh opo To?" (Emhhhh apa To?) kata Bayu parau
mendengar suara Banyu aku sontak menoleh ke belakang, dan menemui Banyu tengah mengucek matanya khas seseorang yang baru bangun tidur.
"Yu? awakmu Banyu?" (Yu? kamu Banyu?) tanyaku tak percaya
"Bedes! yo banyu lah, kakean komik a sampeyan?" (kambing! ya Banyu lah, kebanyakan minum komik kamu?) kata Banyu seolah tak ada apapun yang terjadi di dalam tenda lagi.
"Kurang turu paling awakmu" (kurang tidur pungkin kamu) kata Maya menahan tertawa.
ahhh sial! aku merasa tengah di kerjai. sial! siallll! aku terus merutuk dalam hati. namun ada juga perasaan bingung. sempat terfikir apakah aku halusinasi? apakah semua yang terjadi karna aku hanya terlalu takut dan terbawa hingga menurutku, hayalan itu terlalu nyata? ahhhhh sungguh semua membuatku gila.
"adewe muleh ae yo?" (kita pulang saja ya?) tanyaku
"Ojok megelne To, adewe wes adoh-adoh rene loh, adewe ae arep nge game" (jangan nyebelin deh To, kita sudah jauh-jauh kesini loh, kita aja mau main game) kata Rina sedikit kesal.
Astaga, kataku dalam hati. aku mencoba melapangkan kembali hatiku. mencoba untuk berfikir se jernih mungkin. berfikir jika yang aku lihat sejauh ini hanyalah hayalanku karna aku terlalu ber prasangka buruk terhadap gunung ini.
"Yawes-yawes, pe nge game opo? kartu a? mumpung akeh lempung, lak we kalau tak blonyou raimu gae ledok" (yasudah-yasudah, mau main game apa? kartu? mumpung banyak tanah basah. kalau kamu kalah ku kasih semuka itu tanah) kataku kesal.
"Kok ngono to awakmu" (kok gitu to kamu?) kata Cecep tak suka.
"Iya-iya! apa game nya?" tanyaku tak sabar
"Petak Umpet" kata Rina semangat
"Heeeeee??????" kataku mempertanyakan letak otak anak perempuan satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETAK UMPET (Sudah tersedia versi E book)
Horror(sebagian chapter di hapus untuk keperluan penerbitan) aku tengah bersembunyi, namun aku takut saat mereka tak bisa menemukan aku. Demi apapun juga, jangan pernah bermain "PETAK UMPET" versi Ebook bisa di beli di : https://play.google.com/store/book...