DADANG SACTION

1.8K 106 21
                                    


Rintik hujan mulai mengguyur badan dari masing-masing kami, saat kami menemukan ptongan kain celana yang di pakai yanto tepat di bawah tebing. walau hujan kemarin mengguyur dengan sangat deras namun tak ku temukan Yanto tergeletak dan semacamnya. tak ada tanda-tanda Yanto mati terlihat dari tempatnya jatuh yang bahkan tak ada tulang atau bekas dari binatang buas. pastilah Yanto pergi dari tempat ini untuk mencari tempat berteduh kemarin.

Aku mencoba membayangkan jadi Yanto. jika hujan lebat pastilah aku akan mencari goa atau pohon yang rimbun untuk berteduh. Aku kembali mengarahkan senter ke segala arah. mencoba mencari hal yang kira-kira bisa ku pakai berteduh. dan benar saja. ada pohon yang lebih besar dari yang lain namun jaraknya cukup jauh. 

"Kita kesana" kataku pada yang lain.

Aku berjalan paling awal. sungguh sekarang tak ada satu hal yang aku takuti. mungkin karna rasa marahku yang amat sangat karna di bohongi Maya berkali-kali. atau karna pencarian yang dipersulit oleh rintik hujan yang membuat tanah menjadi basah. dan juga Banyu yang ketakutan dan mendadak lemas, membuatku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membuatnya bisa berjalan cepat. 

"Hati-hati. Cep jagain di belakang ya?" tanyaku memastikan, saat akan melewati sungai.

"Siap" kata Cecep

kulihat aliran sungainya tidak begitu dalam, hanya sebatas lutut yang berarti

"Huphhhhhhhh huphhhhhhh" 

"RINNNNNN" Teriak Cecep

Aku pun berbalik melihat  Cecep berusaha mengeluarkan Rina dari dalam air. aneh!! air yang hanya selutut bisa menenggelamkan Rina. tanpa berlama-lama akupun ikit menarik Rina dari dalam air, coba menarik tanganya sekuat tenaga.

"Rin lawan rasa takutmu rin!! teriakku yang entah terdengar atau tidak oleh rina dengan keadaanya yang masih di dalam air. semua membantu menarik tangan Rina, untuk saat ini kita sangat solid.

"Huabbb" 

"Rinnn" kata Cecep memeluk Rina saat sudah keluar dari dalam air.

"Bawa kepinggir" kataku

Sesuai instruksi Rina dibawa kepinggir, astaga gak sia-sia aku ikut pecinta alam setidaknya aku diberi tau pertolongan-pertolang yang musti dilakukan pada saat-saat seperti ini. pertama aku memompa jantungnya mencoba mengeluarkan air dari dalam paru-paru. dan syukurlah tak perlu sampai memberikan nafas buatan, Rina sudah sadar. 

"Rin" isak Cecep.

"Ada yang narik kakiku. perempuan, berambut panjang, dia narik aku. aku takut tenggelem, gak mau lewat situ lagi" kata Rina sembari menangis.

Sudah ku duga, pastilah sebelum melewati air Rina sudah memikirkan tentang ketakutanya tenggelam, sebelum aku mengukur kedalaman airnya. sial! mereka benar-benar menyerang rasa takut kami sekarang. 

"Rek, jangan mikirin apapun. sungguh yang mereka serang adalah rasa takut kita sekarang. jadi sebisa mungkin jangan di tunjukkan" 

Aku kembali melanjutkan jalan, aku tau Rina baru saja tenggelam. tapi untuk sekedar beristirahat kami benar-benar tidak punya waktu banyak. 

"Toooooo!!!!! Yanttooooooooo" teriakku saat sudah hampir dekat dengan pohon besar tersebut. dan mataku berbinar saat mataku menangkap sosok yang tengah mengamati kami dari balik dahan pohon.

"Yantoooooo, cok raimu!" teriakku melihatnya menatapku bingung.


PETAK UMPET (Sudah tersedia versi E book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang