Hari demi hari berlalu, minggu berganti bulan, matahari pun kian berevolusi membentuk siklus tahunan secara kontinu. Hingga tak terasa.. sudah banyak waktu dan peristiwa yang telah dilalui. Menciptakan kenangan pada hari kemarin. Menempatkan manusia pada hari ini untuk menghadapi hari esok dengan baik.
Begitulah dalam benak seorang gadis yang tengah duduk di sebuah ayunan. Menatap indahnya tatanan langit malam berhiaskan gemerlap bintang serta sinar rembulan. Gadis itu sangat suka dengan ketenangan yang dihadirkan oleh sang malam.. menjadi penawar ketika gelisah melanda.
Sebuah senyuman terukir indah di wajah cantiknya.. memutar kembali kilasan memori ke beberapa tahun silam saat ia masih bisa menjadi bagian kehangatan dalam sebuah rumah. Menikmati waktu bersantai dengan senda gurau.
"Ma..Pa..bagaimana kabar kalian di sana? Rara rindu...'' Tutur Rara sambil memandang bintang-bintang yang bersinar paling terang.
"Mama? Rara kangen masakan mama. Rara kangen omelan mama karena selalu gangguin om Dean. Hehehe.. tapi Rara nggak pernah kapok Ma. Bahkan sampai sekarang, Rara masih suka usil sama om, Hehehe'' Lanjut Rara yang kini sudah tak bisa menahan tangisnya. Secepat kilat ia segera menghapusnya dan kembali tersenyum.
"Rara masih suka cengeng Pa.. padahal Rara udah janji sama om, maafin Rara yang selalu bandel ya? Pa.. papa jagain mama kan di sana? Jangan lupa jagain Rara juga sama om Dean ya... kalau nggak, Rara ngambek nih'' Lagi-lagi... bulir bening kembali lolos dari kedua matanya.
"Tapi Ma..Pa.. Rara bersyukur karena Rara masih punya om yang selalu sayang sama Rara. Walaupun Rara kadang sedih dan kasihan sama om Dean yang harus kerja keras demi membahagiakan Rara. Om Dean baik kan? Rara sayang... banget sama dia'' Kata Rara sembari tersenyum senang. Ya.. Dean adalah alasannya untuk selalu tersenyum.
Telah banyak suka dan duka yang mereka lalui bersama dan berakhir dengan sikap mereka untuk saling menguatkan satu sama lain. Kini, usia Rara sudah menginjak empat belas tahun. Yang artinya.. tidak lama lagi, ia akan menginjakkan kaki di sekolah menengah atas.
Sedangkan Dean, lelaki itu sudah menjelma menjadi pria dewasa yang sangat tampan. Di usianya yang baru menginjak dua puluh empat tahun, ia sudah menjadi seorang pengusaha muda yang cukup diperhitungkan akibat sepak terjangnya di dunia bisnis.
Kehidupan ekonomi mereka kian membaik. Walau Rara tahu, perjuangan Dean untuk menggapai posisi tersebut sangatlah tidak mudah.Dean muda harus membagi waktu utnuk kuliah dan bekerja paruh waktu. Setelah mengumpulkan cukup modal, ia memulai usaha online, setelah mengumpulkan banyak customer dan laba yang banyak.. ia pun membangun sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif.
Rara yang menjadi saksi perjuangan lelaki itu turut bangga akan kerja keras dan sikap pantang menyerah Dean. Ia bahkan sangat kagum dengan sosok pamannya.
"AAAA..." Teriak Rara saat tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
"Hahaha.. kamu lucu'' Tawa orang tersebut. Gadis itu terdiam mendengar suara yang sangat dikenalinya. Ia sontak berbalik dan segera menghambur kedalam pelukan orang itu.
"Om jahat!Rara kaget tau, kalau sampai jantungan gimana?'' Omel Rara.
"Kamu yang salah. Om udah teriak-teriak manggil kamu. Eh, kamunya malah diem aja. Ngelamunin apa sih?'' Tanya Dean sembari mencubit kedua pipi gadis itu.
"Hehe.. sorry om'' Jawan Rara dengan cengiran khasnya. Dean hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ponakannya itu.
"Oiya, om kok nggak bilang sih kalau pulangnya hari ini? Bukannya masih ada urusan di Bali ya?'' Tanya Rara lagi.
"Biar surprise dong. Urusannya udah selesai sayang, jadi om balik deh, udah kangen berat sama kamu soalnya'' Jawab Dean.
"Om? Om kok nggak pernah sih ngenalin Rara sama pacar om?'' Tanya Rara. Alis Dean menukik tajam mendengan pertanyaan tersebut.
"Dari mana kamu tahu soal begituan? Kamu ya...'' Kata Dean sembari terus menciumi wajah Rara yang masih berada dalam dekapannya. Gadis itu terus tertawa karena geli.
"Ampun om..ampun!Ahaha.. geli om, udah.'' Pinta Rara. Dean yang mendengar itu pun menghentikan aksi jahilnya sambi menyeringai puas.
"Dengar ya sayang.. om nggak pernah punya pacar'' Jawab Dean.
"Kenapa?''
"Rara.. kamu adalah prioritas om. Om nggak mau kalau ada wanita lain dalam hidup om yang akan membuat perhatian dan kasih sayang om terbagi nantinya. Lagi pula, kan om juga masih muda..'' Kata Dean menjelaskan.
"Maaf ya om? Karena Rara, om harus bekerja keras. Bahkan.. sampai om nggak punya waktu untuk kesenangan om sendiri.'' Kata Rara sembari menunduk dalam.
Dean menatap gadis kecilnya sambil tersenyum. Tangannya terangkat membelai lembut wajah Rara.
"Ra.. jangan minta maaf sayang. Kamu nggak salah sama sekali. Ini adalah piliham om sendiri, kamu adalah alasan om untuk hidup. Kamu adalah berliannya om. Siapa bilang om nggak punya waktu untuk senang-senang? Om punya. Seperti sekarang... hanya dengan berbincang dan bercanda seperi tadi, itu adalah kebahagiaan terbesar om. Senyuman kamu adalah kebagahagiaan om. Kamu ngerti?''
Rara mengangguk paham dan segera memeluk erat Dean. Sosok lelaki yang selalu menjadi tameng dan malaikatnya. Dalam hati, ia berjanji.. tidak akan pernah meninggalkan Dean untuk alasan apapun.
"Makasih ya om. Om adalah malaikatnya Rara, apapun yang terjadi.. Rara akan selalu ada untuk om dan menjadi orang pertama yang membela om''
"Iya..iya.. om percaya.'' Jawab Dean.
’Andai kamu tahu apa saja yang sudah om lakukan, apakah kamu masih berkata seperti itu? Om takut kehilangan kamu sayang... hanya kamu alasan om untuk bertahan' batin Dean.
"Udah malam, tidur gih'' Kata Dean kemudian.
"Hmm.. Rara mau tidur sama om'' Pinta Rara. Gadis itu menatap Dean dengan tatapan memelas andalannya.
"Boleh. Mau jalan sendiri apa digendong?'' Tanya Dean.
"Yeay! Gendong om'' Jawab Rara. Ia kemudian berdiri dan melompat ke tubuh Dean. Gadis itu melingkarkan kakinya di pinggang Dean. Tal lupa pula ia melingkarkan tangannya di leher Dean kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher pria itu.
"Dasar manja'' Kata Dean. Alih-alih sebal karena tingkah gadis itu, ia malah terhibur.
’Bagi om.. kamu akan selalu menjadi gadis kecil om. Di mata om, kamu tidak akan pernah menjadi dewasa. Sweety' batin Dean.
Ia kemudian melangkah ke dalam rumah dengan Rara yang berada di gendongannya. Pria itu tampak seperti menggendong bocah usia lima tahun yang sedang tertidur.
’Om Dean adalah paman, kakak, sahabat, teman sekaligus orang tua untuk Rara. Rara nggak tau semua hal yang om alami dan rasakan. Tapi, Rara akan selalu berdoa untuk kebahagiaan om' batin Rara.
Dean membaringkan Rara dengan hati-hati kemudian menyelimuti tubuh gadis itu.
"Good night sweety.. have a nice dream'' Kata Dean sembari mengecup dahi Rara.
"Good night too, my hero'' Jawab Rara sembari tersenyum hangat. Setelah itu, matanya terasa berat dan mulai menjelajah ke alam bawah sadar.
♡ To be continue ♡
2020年2月4日
KAMU SEDANG MEMBACA
About Dheandra ✔
Художественная прозаRara dan Dean, dua sosok manusia yang tumbuh bersama dengan saling menguatkan satu sama lain. Dimana sebuah fenomena tragis merenggut dua orang yang sangat berharga untuk mereka. Fenomena yang bahkan meninggalkan luka, amarah dan dendam dalam benak...