Chapter 19

34 2 0
                                    

Rara sedang berdiam diri dalam kamar apartemennya. Gadis itu sudah kembali sejak dua hari yang lalu. Melakukan segala rutinitas monotonnya seperti sedia kala. Terbelenggu dalam sangkar emas yang membuatnya merasa lebih aman dan nyaman. Walau sering kali ia terus menanyakan pertanyaan yang sama 'sampai kapan?'.

Akan tetapi, ia senantiasa berusaha menguatkan diri.. menerima takdirnya dengan hati yang ikhlas. Karena memberontak pun percuma. Hanya akan membuat batinnya tersiksa.

Sedari tadi, ia terus menatap ponselnya cemas. Karena Leo belum juga menjawab panggilan darinya. Berkali-kali gadis itu menghela nafas berat.

Di sela kegiatannya, tiba-tiba perasaannya menjadi gelisah. Rasa khawatir yang muncul tiba-tiba terasa sangat menyesakkan. Ada apa? Pertanyaan serupa mengalir begitu saja dalam fikiran gadis itu.

Alunan nada dering khusus yang amat dikenalinya memecah lamunannya. Tangan gadis itu bergegas menggeser tanda hijau hingga suara seseorang terdengar dari seberang sana.

"Hallo?'' Tanya gadis itu khawatir.

"Dhea? Ini kak Rio''

"Ada apa kak? Apa ada sesuatu tentang bang Dean?'' Raut wajah gadis itu sangat ketara menyiratkan kecemasan yang amat besar.

"Nggak tau, tapi Dean tadi langsung pergi gitu aja setelah nerima telephone dari seseorang. Dia kelihatannya emosi banget.. kakak udah coba cegah, tapi gagal'' Jelas Rio.

"Makasih karena udah ngabarin aku, kak. Biar aku coba lacak keberadaan dia''

"Iya. Kakak juga bakal bantu kok''

Rara segera memutuskan sambungan dan beralih meraih notebook-nya untuk mencari titik lokasi keberadaan Dean. Untunglah karena ia meletakkan pelacak di bagian belakang mobil lelaki itu.

Kedua alis gadis itu mengerut dan menukik tajam saat memperhatikan titik koordinat Dean. Segera saja Rara bersiap untuk menyusul lelaki itu. Tak lupa ia memakai uv protection, jaket boomber hitam, jeans denim panjang, topi, masker dan kacamata khususnya.

Untuk berjaga-jaga, ia meraih salah satu senjata jenis glok 20 dari dalam nakasnya kemudian memyelipkan beda itu dibalik jaketnya. Senjata yang ringan dan tipis tetapi mematikan. Glok 20 dibuat dari bahan berkualitas seperti polymer yang mampu mengurangi hentakan yang ditimbulkan saat menembak.

Setelah semuanya siap, gadis itu bergegas ke basemant tempat mobil ferrari putihnya terparkir. Dalam hati, gadis itu bersyukur karena Dean menghadiahkan sebuah mobil mewah saat ulang tahunnya tahun lalu. Jika tidak? Pasti ia akan sangat kesulitan di saat genting seperti ini.

♡♡♡

Gadis itu melangkah masuk ke sebuah bangunan tua tak terawat. Mengusahakan langkah sepelan dan seringan mungkin agar tak memicu perhatian dari para penjaga berbadan kekar itu.

Gadis itu nekat menyelinap sendirian tanpa menunggu bala bantuan. Walaupun sebenarnya ia merasa amat takut, tetapi rasa cemas terhadap keadaan Dean lebih besar.

’Ini salah satu markas Red Monster? Gila.. ketat banget penjagaannya' batin gadis itu saat hampir di setiap sisi ruangan terdapat beberapa penjaga yang berdiri siaga mengawasi segala penjuru ruangan.

Jantung Rara berdetak berkali-kali lipat lebih cepat saat menyadari beberapa orang tengah berjalan ke arahnya. Hampir saja gadis itu berteriak kencang saat sebuah tangan menarik tubuhnya masuk ke sebuah ruangan.

"Sst. Ini gue Ra!'' Bisik orang tersebut.

"Key! Kamu mau ngapain lagi di sini hah?''

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang