Chapter 20

33 3 0
                                    

Langkah kaki kedua orang itu terpaksa terhenti tepat di anak tangga terakhir. Keduanya menghela nafas berat saat harus berhadapan langsung dengan lelaki paruh baya itu.

Prok..prok..prok
"Usaha yang cukup bagus nona Dheandra'' Kata lelaki itu dengan smirk khasnya. Kemudian dengan gerak secepat kilat, menodongkan pistol tepat di kening Rara.

"Apa mau kamu?'' Tanya Rara. Sedang Dean rengah terlibat fihgt dengan beberapa penjaga yang datang menyerangnya.

"Ck. Saya rasa kamu cukup pintar untuk mengetahui alasannya'' Cibir lelaki itu.

"Hmm.. apa kamu rindu dengan saudara lelakimu? Sayang sekali, seharusnya dia tetap menjadi Leo kecilku yang penurut. Tetapi.. dia memilih memberontak setelah mengetahui semuanya''

"Brengsek !! Dimana dia??'' Teriak Rara. Ia tak terima jika manusia satu itu terus saja menyakiti keluarganya.

"Calm down babby...'' Kini lelaki itu mulai menekan pelatuk pistol yang menempel di kening Rara.

Untunglah sebelum peluru melesat, Rara lebih dulu berkelit dan melepaskan diri dari belenggu lengan lelaki itu.

Posisi gadis itu dalam keadaan siap bertarung. Ia masih memilih bermain defensif dengan membiarkan lelaki itu menyerang dengan ia yang sekuat tenaga untuk menghindar. Rara menggunakan kaki kiri sebagai pivot dan menggeser tubuh ke belakang dalam gerakan setengah lingkaran.

Saat lelaki itu mengarahkan tendangan ke arah kepalanya, ia segera menunduk kemudian memanfaatkan kesempatan untuk melancarkan serangan balik.

Gadis itu terus saja bergerak melancarkan serangan dengan posisi gadis itu berdiri menyamping dengan sisi tubuh dominan menghadap ke depan.

Tapi seolah tiap pukulannya belum memberikan hasil yang signifikan. Karena lelaki itu lebih dulu mengencangkan ototnya sebelum pukulan Rara mendarat di beberapa bagian tubuhnya. Tetapi kemudian Rara tersenyum sekilas ketika ia berhasil mendaratkan pukulan tepat di hidung dan rahang lelaki itu.

"SHIT ! Tunggu balasanmu gadis kecil'' Gumam lelaki itu bersamaan dengan Rara yang merasakan tujukan dan tarikan benda tajam di perut bagian kanannya.

"Aww..ssh'' Ringis Rara sembari memegang perutnya. Lelai itu baru saja akan mendaratkan tikaman di punggung Rara. Untunglah gadis itu sigap mengarahkan tembakan beruntuk ke kedua lengan atas lelaki itu.

Gadis itu merangkak perlahan menuju Dea yang sudah terkapar di lantai dengan darah segar mengalir dari kepalanya. Saat bertarung tadi, salah seorang dari mereka memukul kepala Dean dengan benda tumpul.

"Bertahan ya bang? Rara mohon...'' Pinta Rara sembari memeluk tubuh Dean yang semakin melemah.

"Ra?'' Tanya Key dan Rio yang baru saja tiba di ruangan tersebut. Mata Key membulat sempurna saat mendapati keadaan Dean yang terluka parah.

"Key? Aku nitip bang Dean ya? Tolong bawa dia ke rumah sakit segera'' Pinta Rara.

"Tapi loe?''

"Ada gue'' Sergah Rio cepat. Ia baru saja tiba bersama beberapa anak Black Demon yang sedang bertarung di halaman depan bersama anggota Red Monster.

♡♡♡

"Leo dimana?'' Tanya Rara saat ia kembali mendekati posisi lelaki itu a.k.a Alexander.

"Cih. Apa untungnya bagi saya jika saya ngasih tau kamu HAH?''

"Om boleh mengambil semua kekayaan Smith. Saya nggak butuh itu semua !!''

Alexander memasang senyum devil sebelum menarik gadis itu menjauh dari area pertempuran.

"Lihat? Dia ada diluar sana'' Lelaki itu menunjuk area halaman belakang dengan dagunya.

"Kenapa? Nggak bisa? Ululuh.. kasian sekali kamu. Padahal ba****an itu sudah terluka parah. Hahaha !! Kamu tahu? Maureen putri saya adalah seorang psikopat. Dan sayangnya.. dia sedang berada di sana dengan lelaki kesayanganya..''

"APA?? Kalian benar-benar gila !''

Tanpa membuang waktu lagi, gadis itu bergegas menuju ke arah yang dimaksud oleh Alexander. Tapi memang si pria itu sangat licik.. ia mengarahkan tembakan beruntun ke pundak gadis itu. Rara tiba-tiba tersungkur dan terjerembab ke permukaan tanah dengan luka tembak di balik punggungnya.

Lelaki itu tersenyum puas kemudian bergegas masuk ke dalam bangunan untuk menyelesaikan pertarungan di dalam sana. Membasmi semua hama yang berani mengganggu rencananya.

♡♡♡

Sebuah balok kayo mendarat tepat di bagian belakang gadis itu hingga ia langsung jatuh tak sadarkan diri. Si pelaku segera meraih tali dari balik tas pinggangnya dan mengikat gadis  itu di sebuah tiang.

Walaupun tubuhnya teramat lemah karena beberapa luka serius yang di deritanya, belum lagi ia harus menahan rasa perih di permukaan kulitnya karena bergelut dengan sinar ultraviolet.

"Ra?''

"Bang Leo !!'' Gadis itu segera menghambur dalam pelukan Leo kemudian melepaskan ikatan lelaki itu.

Keadaan Leo bahkan lebih parah dari keadaan Dean tadi. Terlihat dari goresan-goresan pisau yang bertahta di beberapa bagian tubuh lelaki itu.

"Disini panas dek..'' Gumam Leo. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan gadis itu. Sudah cukup sekali saja ia membiarkan Rara harus meregang nyawa di bawah terik matahari yang merupakan musuh besarnya.

"Makanya.. ayo kita keluar dari sini segera'' Rara kemudian membantu lelaki itu berdiri dan memapahnya. Gadis itu meringis saat merasakan darah sudah membasahi atasannya. Begitu pula dengan rasa perih yang berusaha ia tahan sekuat mungkin. Penglihatannya semakin berkurang, matanya perih dan berair karena fotophobia yang dideritanya.

Tepat sebelum mereka mencapai pintu keluar, suara tembakan beruntun kembali terdengar. Tubuh Rara terdorong ke samping hingga membentur tembok.

"Aww..ssh'' Ringis gadis itu. Tapi langsung berganti dengan kepanikan luar biasa saat mendapati tubuh Leo terbaring di lantai dengan penuh genangan darah.

"BANG LEO !!"

"Ra.. maafin abang atas semua kebodohan abang selama ini. Sampaikan juga permohonan maaf abang sama Dean''

"Nggak ! Bang Leo harus bertahan.. supaya kita semua bisa ngumpul. Bang Dean itu kakaknya abang...''

"Maaf...'' Kata Leo sembari membelai pelan pipi lembut gadis itu. Ia tersenyum lebar sebelum semuanya menjadi gelap. Begitupun dengan Rara yang semakin lama semakin kehilangan kesadarannya.

♥ To be continue ♥

2020年2月25日

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang