Chapter 15

23 4 0
                                    

Setelah semua fakta yang harus ia telan mentah-mentah, gadis itu memilih untuk berbaring tenang di atas tempat tidurnya. Memutar kembali kilasan memorinya ke beberapa tahun silam sebelum semua menjadi serumit ini.

Akan tetapi, suara grasak-grusuk di depan ruangannya benar-benar mengganggu ketenangannya. Ia menajamkan penderangan untuk menyimak perdebatan dua orang manusia tersebut.

"Mau ngapain lagi loe temuin Rara? Belum puas loe udah bikin dia kayak gini? DIMANA  HATI LOE !"

"Gue nggak ngerti apa maksud loe. Yang jelas.. gue mau ketemu pacar gue !''

"PACAR LOE BILANG?" Hardik Key.

Menyadari bahwa perdebatan tersebut tak akan berakhir dalam waktu dekat, Rara meninggalkan tempat tidurnya dan menelusuri dinding kemudian membuka pintu. Dan berhasil.. kedua manusia itu bungkam seketika.

"Bisa nggak sih kalian diam?'' Tegur Rara.

"Ra? Aku mau ketemu sama kamu aja..'' Kata Leo sembari meraih kedua tangan Rara. Tapi langsung ditepis oleh gadis tersebut.

"Gue udah bilang kan, kalau dia nggak mau ketemu sama loe ba**ard !'' Sela Key masih dengan emosi yang meluap.

"Udah Key.. kasi aku waktu untuk bicara sama dia sebentar'' Ucap Rara menengahi.

Key mengangguk pasrah atas keputusan sahabatnya itu. Kemudian ia menuntun Rara kembali ke tempat tidurnya, disusul oleh Leo di belakang.

"Kamu kenapa sih Ra?'' Tanya Leo setelah Key sudah meninggalkan mereka berdua.

"Seharusnya aku yang bertanya.. kenapa kak Leo setega itu sama aku? Aku pikir semua perhatian kakak selama ini tulus.. tapi nyatanya?'' Tutur Rara. Gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk meredam segala emosinya.

"Maksud kamu apa?''

"Aku udah tahu kalau kakak adalah saudaranya Maureen. Iya kan?'' Leo tersentak mendengar pertanyaan tersebut.

"Ra.. aku bisa jelasin semuanya'' Jawab Leo cepat.

"Cukup! Aku udah tahu semuanya dari Cindy.. aku kecewa sama kak Leo. Aku nggak nyangka kalau kakak sejahat itu'' Kata Rara.

"JAHAT KAMU BILANG? Lalu bagaimana dengan om kamu yang udah ngebunuh orang tua aku? HAH? Bahkan aku yakin kalau kamu ngga tau kalau Dean adalah bandar besar narkoba! Orang yang selama ini kamu percaya.. nyatanya nggak beda jauh sama aku'' Rara bungkam saat mendengar pernyataan tersebut. Apa benar kalau pamannya adalah orang seperti itu?

"Jadi tujuan kamu deketin aku untuk balas dendam? IYA?"

"...'' Leo terdiam sembari menatap gadis itu sendu. Gadis yang sudah membuat perang besar antara logika dan batinnya.

"KELUAR !!" Teriak Rara sembari melemparkan semua benda-benda dalam jangkauannya ke berbagai arah.

"Oke. Aku keluar Ra... tapi satu yang harus kamu tahu, kalau sahabat kamu itu.. cuma orang suruhan Dean buat jagain kamu! Dia penipu Ra... Kezia adalah agent yang menyusup di organisasi Dean'' Kata Leo sebelum benar-benar berlalu dari hadapan Rara.

"PERGI !! PERGI !!" Racau Rara. Bahkan saat ini, jarum infus sudah terlepas dari pungung tangannya. Mengakibatkan darah segar mengucur dari sana dan berceceran di lantai.

Key yang mendengar suara teriakan Rara bergegas memasuki ruangan tersebut. Alangkah terkejutnya ia saat mendapati keadaan ruangan tersebut sangat berantakan, begitu pula dengan Rara.

"Ra? Udah Ra... tenangin diri loe..''

"KELUAR! Kalian semua pembohong.. hiks.. hiks.. gue mohon tinggalin gue sendiri.. PERGI !" Teriak Raa lagi. Karena ia terlalu banyak bergerak.. tubuhnya terjatuh dari atas tempat tidur.

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang