Chapter 12

40 4 0
                                    

'Word of mouth' atau pemasaran dari mulut ke mulut memang merupakan cara paling efektif dalam penyebaran suatu informasi.

Terbukti dengan berita mengenai penyerangan salah satu kamar asrama putri yang sudah menyebar luas di kalangan penghuni gedung megah tersebut.

Untunglah, mereka masih cukup waras untuk tidak memposting berita itu di laman media sosial mereka. Karena jika benar terjadi.. maka akan memperburuk citra sekolah dalam pandangan masyarakat luas.

Disamping itu.. informasi tersebut sudah terdengar sampai ke telinga Dean. Untuk itu.. sebelum berangkat ke kantor, ia mampir ke MHS untuk mengecek keadaan keponakannya serta mencari tahu kronologi peristiwa itu secara lebih rinci.

Sesaat setelah bel masuk berbunyi.. kedua siswi yang berstatus sebagai korban, mendapat panggilan untuk menuju ruang BK.

"Om?'' Gadis itu terkejut melihat pamannya sudah berada lebih dulu di ruangan tersebut.

"Kalian berdua ikut saya'' Titah Bara yang juga berada bersama mereka. Kedua gadis itu pun melangkah tepat di belakang Bara dan Dean dalam diam.

Saat tiba dalam ruangan, mereka duduk berhadapan seperti sedang melakukan proses introgasi.

"Kalian nggak kenapa-napa kan?'' Lelaki itu tak dapat menyembunyikan raut khawatirnya. Pandangannya terarah meneliti setiap inci dari tubuh Rara dengan was-was.

"Ngak kok om'' Jawab Rara disertai dengan senyuman khasnya.

"Syukurlah..''

"Bisa kaliam jelaskan bagaimana kronologinya? Supaya kita bisa mengusut pelakunya dengan segera.

Kemudian mengalirlah cerita dari mulut kedua gadis itu. Termasuk memberitahu mengenai apa yang mereka temukan malam itu.

"Nih..'' Kata Rara sembari mengeluarkan lipatan kain tebal dari balik sakunya. Mata kedua lelaki itu membulat sempurna saat Rara memperlihatkan isi dari kain tersebut.

"Shiriken ?!!'' Pekik Dean dan Bara. Keduanya melempar tatapan satu sama lain seakan memiliki pemikiran yang sama.

"Oiya.. kamu Key kan? Terima kasih karena sudah melindungi Rara'' Ucap Dean. Awalnya.. gadis itu ingin membantah perkataan tersebut, namun ia urungkan karena mengingat janjinya dengan Rara. Hingga ia berakhir dengan tersenyum.

"Kalian tenang aja ya? Kita akan cari pelakunya secepat mungkin. Tapi untuk sementara.. Rara tidur sekamar dengan Key ya?'' Kata Bara.

"Iya, cuma sampai keadaan aman'' Tambah Dean. Kedua gadis itu hanya mengangguk patuh.

Mereka pun izin undur diri dari pembahasan karena harus mengikuti ulangan harian di pelajaran berikutnya. Tetapi sebelum benar-benar beranjak, Rara mendekati Dean kemudian menghambur kedalam dekapan hangat pria itu. Mencoba mencari ketenangan sekaligus kekuatan di dalam sana.

"Tenang aja ya? Om akan selalu mengusahakan segala hal yang terbaik untuk kamu'' Ucap Dean sembari mendaratkan kecupan hangat di puncak kepala gadis itu.

"Rara percaya kok'' Gadis itu semakin mempererat pelukannya sebelum benar-benar berlalu dari ruangan itu.

Selepas kepergian kedua gadis tersebut, Dean dan Bara terlibat perbincangan serius. Membahas mengenai persepsi mereka masing-masing tentang dalang dari peristiwa itu. Apalagi setelah mengetahui senjata yang pelaku gunakan.

"Apa loe sepemikiran sama gue?'' Tanya Dean.

"Sesuai dugaan loe. Tapi yang gue pertanyakan di sini..  apa motif mereka melemparkan serangan sama ponakan loe?''

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang