Pagi-pagi sekali, Leo sudah menghalangi langkah Rara di tengah koridor yang legang. Mengingat waktu belajar masih akan dimulai satu jam lagi.
"Ada apa lagi sih kak?'' Tanya Rara jengah.
"Aku mau minta maaf soal tadi malam Ra.. aku nyesel banget, aku rela ngelakuin apa aja asal kamu maafin aku'' Jawab Leo sungguh-sungguh.
"Hmm.. lupain aja, asal kakak nggak ngulangin kesalahan itu lagi'' Kata Rara kemudian. Ia rasa.. tak ada salahnya untuk memaafkan kesalahan seniornya itu.
"Serius??'' Tanya Leo tak percaya. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.
"Makasih banget ya, Ra...''
Rara hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan lelaki di hadapannya. Tanpa sadar, sudut bibirnya tertarik membentuk garis lurus.
Seolah lupa dengan rasa kesalnya tadi malam, gadis itu kembali bersikap ramah seperti biasa. Entah kenapa, ia mulai merasa nyaman dengan kehadiran dan segala perilaku manis lelaki itu.
"Kak? Kakak balik gih, udah mau bel nih'' Kata Rara.
"Yah.. padahal kan aku masih pengen ngobrol''
"Apaan sih? Jadi ketua osis yang katanya arogan itu ternyata aslinya manja kek gini?'' Sindir Rara.
"Sama kamu doang'' Elak Rara.
Gadis itu memilih tak menjawab. Dia malah mendorong punggung Leo agar segera beranjak dari hadapannya untuk kembali ke kelasnya.
Rara pun melanjutkan perjalanan menuju kelas. Tak lama setelah itu, Key muncul dengan wajah sumringahnya.
"Cie.. yang pagi-pagi udah berduaan di koridor'' Kata Key yang baru duduk di samping Rara.
"Apaan deh Key'' Elak Rara.
Key menatap gadis itu tak percaya dan mulai menyeggol bahu Rara pelan sambil tersenyum penuh arti.
"Jujur aja kali sama gue...'' Goda Key yang mendapat pelototan tajam dari Rara.
Belum sempat melanjutkan aksinya, guru mata pelajaran sudah berdiri di depan mereka.
Saat bel istirahat berbunyi, salah satu teman kelas Rara menghampiri gadis itu.
"Ra. Ketos nungguin loe di depan kelas tuh''
"Hah? Ngapain?'' Perempuan itu hanya mengangkat bahu acuh kemudian berlalu menjauh dari Rara.
"Sana gih'' Kata Key.
"Tapi kan.. aku udah janji mau makan siang bareng kamu'' Jawab Rara. Ia tidak mungkin meninggalkan gadis itu sendirian karena mengingat Key tidak memiliki teman selain dirinya.
"Santai aja kali Ra, gue nggak masalah kok'' Elak Key.
"Key..''
"Sana Ra, nggak enak tau. Udah ditungguin lama juga'' Sanggah Key. Dengan berat hati, Rara akhirnya melangkah keluar.
"Ada apa kak?'' Tanya Rara saat sudah tiba di depan lelaki itu.
"Gue mau ngomong hal penting sama loe'' Jawab Leo sembari terus tersenyum manis pada Rara.
"Tapi nggak di sini. Ayo ikut aku'' Lanjut Leo sembari mulai menarik tangan Rara lembut.
"Mau kemana?'' Tanya Rara was-was. Ia khawatir kalau lelaki itu membawanya menuju rooftop.
"Rahasia''
"Kak? Bukan ke rooftop kan?'' Tanya Rara lagi. Langkah Leo tiba-tiba berhenti kemudian beralih menatap gadis itu.
"Kenapa? Bukannya kamu suka tempat itu?''
"Aku nggak suka'' Jawab Rara singkat. Ia kemudian menarik tangannya dengan paksa dan segera menjauh dari Leo.
"Ra!'' Seru Leo sembari berusaha mengejar gadis itu.
"Aku salah lagi? Yaudah deh, kita ngobrol di ruangan aku aja ya'' Lanjut Leo.
"Ash! Sorry ya kak, maaf udah berlaku nggak sopan tadi. Aku cuma nggak suka di tempat itu'' Kata Rara yang kini sudah menghadap ke arah Leo.
"Aku juga minta maaf, aku pikir... kamu suka tempat itu. Apa karena kemarin malam?'' Tebak Leo. Tetapi, Rara lebih nemilih bungkam. Ia tak memiliki niat sama sekali untuk menceritakan perihal keadaannya.
"Yaudah deh, ayo ke ruangan aku aja'' Ajak Leo. Gadis itu pun mulai berjalan berdampingan dengan Leo.
"Ada apa sih kak?'' Tanya Rara penasaran. Mereka kini sudah berada di ruang osis.
"Aku mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu'' Kata Leo sembari meraih kedua tangan Rara dan menggenggamnya dengan lembut.
"Sejak awal ketemu kamu di rooftop malam itu, aku udah mulai tertarik sama kamu. Seiring kebersamaan kita selama ini... rasa itu kian berkembang. I love you Ra.. Will you be my girlfriend?'' Tanya Leo sembari terus menatap netra gadis itu dalam.
'omg! Jantung gue..' batin Rara seiring dengan frekuensi detak jantungnya yang semakin meningkat.
"Ra?'' Tanya Leo lagi.
Sementara itu, Rara masih bergelut dengan perasaannya sendiri. Hingga kedua bibir gadis itu tertarik membentuk sebuah senyuman.
"Yes I Will'' Jawab Rara kemudian yang membuat wajah Leo tampak sumringah.
Refleks, lelaki itu segera membawa Rara kedalam pelukannya. Rara yang diperlakukan seperti itu, merasa tidak nyaman. Selama ini.. hanya Dean lah lelaki yang mendapat izin melakukan kontak fisik lebih dengannya.
"Aku nggak nyaman'' Kata Rara sembari bergerak melepaskan diri dari pelukan lelaki itu.
"Ok. Sorry Ra.. aku tadi terlalu exited'' Jawab Leo.
"Hmm.. aku anter kamu kembali ke kelas ya? Udah mau bel sayang'' Lanjutnya lagi. Kemudian mulai menggandeng gadis itu menuju kelasnya.
Sepanjang perjalanan.. hampir semua pasang mata menatap keduanya dengan raut wajah penasaran.
"Eh. Itu si Deandra pacaran sama Kak Leo?''
"Ck. Dasar gatel.. baru juga masuk, udah ngegebet ketos aja''
"Leo itu lebih cocok sama Cindy, bukannya mereka emang deket ya?''
"Atau nggak.. sama Maureen aja''
"Kesel gue lama-lama liat tampang sok polos dia''
Kuping Rara terasa panas mendengar segala gunjingan mereka. Tapi mau bagaimana lagi? Ia hanya memiliki dua tangan yang nggak akan cukup untuk membungkam mulut orang-orang itu. Lebih baik ia gunakan untuk menutup rapat kedua telinganya.
"Ra? Are you ok?'' Tanya Leo khawatir sambil mengusap pelan bahu kekasihnya.
"Udahlah kak. Aku udah biasa kok'' Jawab Rara.
"Masuk gih'' Kata Leo sembari mengusap pelan puncak kepala gadis itu.
"Makasih kak'' Balas Rara sembari tersenyum.
"Belajar yang baik ya sayang?'' Kata Leo lagi kemudian berlalu pergi dari sana meninggalkan Rara dengan wajah meronanya.
♥ To be continue ♥
2020年2月11日
KAMU SEDANG MEMBACA
About Dheandra ✔
Ficção GeralRara dan Dean, dua sosok manusia yang tumbuh bersama dengan saling menguatkan satu sama lain. Dimana sebuah fenomena tragis merenggut dua orang yang sangat berharga untuk mereka. Fenomena yang bahkan meninggalkan luka, amarah dan dendam dalam benak...