Ruangan dengan warna serba putih menjadi pemandangan pertama saat gadis itu membuka mata. Sekelabat kejadian menegangkan sebelum ia tak sadarkan diri membuat gadis itu bergidik ngeri.
"Kamu udah bangun?'' Tanya Dean masih dengan suara serak khas bangun tidur. Gadis itu tersenyum sebagai jawaban.
"Om Dean nggak kenapa-napa kan?'' Tanya Rara khawatir.
"Ck, justru om yang harusnya nanya.. gimana luka kamu?''
"Ah. Masih agak nyeri sih kalau gerak.. tapi skala nyerinya cuma sekitar 3 dari 10. Udah nggak usah cemas kayak gitu sih'' Jawab Rara.
"Gimana nggak cemas? Ini kali pertama kamu luka kayak gitu, om gagal jagain kamu''
"Apasih om.. udah ah!Rara nggak suka liat om kayak gitu'' Jawab Rara sambil menampilkan raut wajah tak suka.
"Lagi pula, kalau diingat lagi... seru juga tau. Kayak film action gitu? Apalagi Rara dapat jackpot buat ngeliat aksi keren om Dean. WAH!Daebak ! " Tutur gadis itu panjang lebar yang langsung mendapat jitakan dari Dean.
"Hehe.. peace om'' Kekeh Rara.
"Kamu ngomong mulu dari tadi, baru bangun juga... Nih, makan dulu! Baru minum obat. Kata dokter, kamu udah boleh pulang sore ini'' Jelas Dean sembari menyodorkan makanan kepada gadis itu.
Rara pun mulai makan dengan tenang. Sedangkan Dean, lelaki itu akhirnya memutuskan berangkat ke kantor karena ada rapat penting bersama kolega dan investor setelah melalui perdebatan yang alot dengan Rara.
Untuk membunuh hening yang tercipta, gadis itu memilih untuk menghidupkan televisi yang tersedia di ruangan tersebut.
’Apa lagi yang udah om sembunyikan dari aku selama ini? ’ batin Rara.
Segala kejadian semalam terekam jelas dalam ingatannya. Ia mengetahui dan merasakan segala pergerakan pria itu yang sangat luwes, santai tetapi bertenaga. Seakan Dean sudah sangat ahli dan terlatih dalam bela diri. Belum lagi.. ia sempat melihat Dean memiliki senjata api jenis revolver yang dilengkapi peredam suara.
’Huft. Bagaimana kehidupan om selama ini? Aku merasa tidak berguna sama sekali. Om Dean tau semua hal mengenai aku. Tapi aku? Om terlalu abu-abu untuk bisa aku kenali, tetapi yang jelas... aku tahu kalau nggak ada orang lain yang menyayangiku melebihi rasa sayang om Dean’.
♡♡♡
Gadis itu sudah berada di apartement kembali. Melakukan segala aktivitas rutin dalam bangunan kokoh, tempat ternyaman bagi seorang Dheandra.
"Om? Ini Rara buatin hot chocolate” Kata Rara setelah meletakkan secangkir coklat panas di atas meja depan lelaki itu.
"Thank you, sweety..'' Ia tampak mulai menyesap isi cangkir tersebut.
"Oiya, om udah daftarin aku sekolah?'' Tanya Rara. Mengingat tahun ajaran baru tinggal menghitung hari lagi.
"Udah kok. Lusa kita keluar belanja segala keperluan kamu ya?''
"Emang kapan Rara masuk asrama?''
"Minggu depan kamu baru mulai belajar sayang. Karena om minta keringanan agar kamu tidak mengikuti acara ospek, nggak apa-apa kan?'' Tanya Dean. Ia memang merasa harus melakukan hal itu karena mengingat kondisi kesehatan Rara yang tidak memungkinkan.
"Kenapa?'' Tanya Rara heran. Ia memang tak terlalu mengetahui mengenai segala prosedur di sekolah formal.
"Ospek itu proses pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Panitia pelaksana yaitu senior anggota osis. Tetapi biasanya.. kegiatan itu sering diwarnai dengan aksi tidak senonoh termasuk kekerasan'' Jelas Dean. Rara tampak bergidik ngeri membayangkan jika dia harus berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu.
"Kok ngeri ya? Tapi emang boleh gitu om? Kalau semudah itu untuk absent dalam kegiatan ospek.. pasti banyak orang yang nggak ikut'' Tanya Rara heran.
"Ospek emang wajib hukumnya bagi siswa baru. Tetapi.. kamu menjadi pengecualian karena Mahatma High School adalah milik salah satu sahabat karib om. Dan kamu... memiliki saham sebesar 15% disana''
"HAH?? Seriosly??''
"Iya dong. Om memberikan saham itu sebagai hadiah kelulusan kamu'' Jawab Dean.
"Tapi...''
"Nggak ada penolakan sweety.. biarkan om memberikan sesuatu untuk kamu. Selama ini, om suka gemes karena kamu nggak pernah minta. Ingat Ra, om kerja keras begini untuk siapa? Semuanya buat kamu sweety..''
Gadis itu segera mendekat dan memeluk Dean dengan sayang. Ia sudah tak mampu berkata apapun lagi selain menyalurkan perasaan haru dan bahagianya dalam dekapan lelaki itu.
Dean pun membalas dekapan Rara sambil terus menerus mencium puncak kepala gadis itu dengan sayang.
"Rara mesti ngelakui apa untuk om? Selama ini.. selalu om yang memberikan segalanya untuk Rara'' Kata gadis itu kemudian.
"Hey. Kamu ngomong apa sih? Om ngelakuin semuanya itu ikhlas...'' Sanggah Dean.
"Iya..iya'' Kata Rara akhirnya. Ia memang selalu kalah jika harus terlibat adu mulut bersama lelaki itu.
’Pokoknya.. aku tetap harus melakukan sesuatu untuk om. Meski itu mungkin akan menjadi sesuatu yang berbahaya. I don't care about that. Intinya.. aku harus memastikan keadaan om selalu aman'' Tekad gadis itu.
Ia membulatkan tekad untuk menelusuri seluk beluk kehidupan Dean di luar rumah. Walaupun akan memakan waktu yang tidak singkat dan proses yang tidak mudah.
’Tapi gimana ya? Aku kan nggal bisa sama sekali kena sinar ultraviolet??' Batin Rara.
Kemudian ia baru tersadar kalau dokter pribadinya sudah memberikan produk sunblock dengan kemampuan proteksi yang tinggi.
Sebuah senyuman puas terukir indah di wajah gadis itu. Berbagai list rencana juga sudah tersusun rapi dalam otak briliantnya.
’Maaf ya om? Saat aku udah mengetahui semuanya.. aku juga akan mengatakan semua hal yang aku simpan rapat selama ini''
♥ To be continue ♥
2020年2月7日
KAMU SEDANG MEMBACA
About Dheandra ✔
General FictionRara dan Dean, dua sosok manusia yang tumbuh bersama dengan saling menguatkan satu sama lain. Dimana sebuah fenomena tragis merenggut dua orang yang sangat berharga untuk mereka. Fenomena yang bahkan meninggalkan luka, amarah dan dendam dalam benak...