Chapter 13

33 4 0
                                    

Dheandra tengah menyibukkan diri bersama tumpukan kertas tebal di dalam perpustakaan seorang diri. Sekarang adalah hari libur, namun ia masih harus mengejar deadline laporan individu mata pelajaran biologi.

Kenapa waktunya mepet? Sebenarnya tidak sih, gadis itu hanya tidak suka menunda. Selagi memiliki kesempatan untuk merampungkan tugas lebih cepat, kenapa tidak?

Jemari lentiknya menari dengan gemulai di atas keyboard. Menyusun tiap kalimat dan paragraf secara apik.

"Akhirnya...'' Gadis itu mendesah lega.

Pandangannya menyapu seluruh sudut dan sisi ruangan dan terhenti pada sosok familiar yang tengah melemparkan senyum merekah kepadanya. Perlahan tapi pasti, ia mulai melangkah ke arah gadis itu.

"Udah selesai?'' Tanya Leo yang kini sudah duduk tepat di sebelah kekasihnya.

"Sejak kapan kak Leo ada disana?''

"Hmm? Sekitar dua jam yang lalu. Kamu sih.. serius banget, jadi nggak nyadar kan?'' Tangan lelaki itu menarik gemas hidung Rara sampai memerah.

"Sakit tau..'' gumam Rara.

"Biarin. Itu hukuman bagi cewek yang suka nyuekin pacarnya''

"Apaan sih'' Elak Rara.

"Lagi ngerjain apa sih sayang?'' Tanya Leo lagi.

"Laporan kimia kak. Oiya, kak Leo udah makan belum?'' Tanya Rara sembari menatap tepat di netra lelaki itu.

"Sarapan sih udah. Tapi kan sekarang udah siang sayang. Mau makan bareng?'' Rara mengangguk antusias sebagai jawaban.

"Kita ke restaurant depan aja gimana?'' Usul Leo. Tiba-tiba raut wajah Rara berubah murung.

"Di luar lagi terik'' Alis Leo menyatu tanda kebingungan dengan pernyataan Rara.

"Kakak tau penyakit genetik xeroderma pigmentosum?'' Leo menggeleng sebagai jawaban.

Rara menarik lengan lelaki itu untuk berdiri. Kemudian melangkah menghampiri jendela. Leo yang bingung menerka arah pembicaraan kekasihnya.. memilih bungkam.

"Lihat kak'' Ujar Rara sembari mengarahkan punggung tangannya ke arah sinar matahari yang menembus jendela perpustakaan itu.

Kedua mata lelaki membulat sempurna saat meyaksikan kulit putih Rara mendadak memerah seperti terbakar. Leo langsung menyentak tubuh kekasihnya agar segera menjauh dari jendela.

"Kamu apa-apaan sih?'' Gertak Leo. Tapi.. ia segera meraih punggung tangan milik Rara dan meniupnya pelan.

"Maaf'' cicit Rara, merasa bersalah karena sudah membuat lelaki itu khawatir.

"Sejak kapan? Apa ini alasan kenapa kamu home schooling selama ini?'' Rara mengangguk sebagai jawaban.

"Udah-udah. Jangan terlalu dipikirin, nanti yag ada.. kamu stres lagi. Aku tadi cuma kaget sayang. Jangan diulangi lagi ya?'' Leo menarik tubuh kekasihnya dalam dekapan sembari mengelus surai hitam legam gadis itu dengan lembut.

"Kak Leo nggak risih sama aku? Kan ribet kalau pacaran sama cewek kayak aku. Kemana-mana susah'' Tanya Rara.

"Ya enggaklah. Pemikiran kamu aneh deh'' Rara tersenyum lebar mendengar jawaban itu.

"Yaudah, ayok ! Kita makan di kantin'' Rara beralih menggandeng lengan Leo dan melangkah bersama menuju kantin. Tak lupa ia meraih notebook miliknya di atas meja.

Suasana kantin masih ramai di akhir minggu. Karena hampir semua anggota ekstrakurilkuler tengah sibuk dengan skedule rutin mereka.

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang