Chapter 14

29 4 0
                                    

Dean menatap sendu gadis yang tengah berbaring di brankar rumah sakit dengan beberapa alat medis. Ia belum juga sadarkan diri dari pingsannya.

Setelah kejadian di rooftop, gadis itu harus di rawat intensif untuk pemulihan lukanya. Bahkan, jika hal tersebut tidak membuahkan hasil.. gadis itu terpaksa harus melakukan operasi.

Karena dalam jangka panjang, kemerahan di kulit akan menetap meski tak terpapar sinar matahari. Kulit yang memerah itu bisa melepuh dan berair.

Dalam segi psikis, fotopobia gadis itu sepertinya semakin parah. Dokter juga mendiagnosa bahwa kornea mata gadis itu mengalami inflamasi dan dikhawatirkan akan mengalami kebutaan.

"Maaf..'' gumam Dean sembari terus mengelus pipi gadis itu. Tanpa bisa dicegah, air matanya sukses meluncur keluar. Hatinya begitu perih melihat keadaan Rara. Berbagai ketakutan kembali menghantui pikirannya.

"Seharusnya om nggak pernah mewujudkan keinginan kamu untuk hidup jauh dari om. Seandainya kamu nggak masuk ke sana, kamu pasti masih baik-baik aja. Maaf...''

Tiba-tiba, Dean merasakan pergerakan kecil dalam genggamannya. Tak lama setelah itu, penderangannya menangkap suara lemah dari gadis itu.

"Om Dean? Rara takut...'' cicit Rara dengan suara seraknya. Dean langsung meraih segelas air putih dan membantu Rara untuk minum.

Setelahnya, tangan Dean langsung bergerak mengelus puncak kepala Rara sambil terus membisikkan kata-kata menenangkan.

"Om ada di sini nemenin kamu. Jangan takut lagi ya?'' Mendengar suara seseorang yang amat dikenalinya, tangan Rara bergerak mengelus pelan wajah Dean.

"Gelap. Loh? Om Dean nangis?'' Tanya Rara saat merasakan wajah lelaki tersebut lembab.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah menggenggam tangan Rara yang berada di wajahnya. Kemudian mengecup tangan pucat itu.

"Maaf... lagi-lagi, om gagal ngelindungin kamu''

"Om Dean nggak salah, aku yang nggak becus jaga diri. Dan untuk kesekian kalinya... aku selalu buat om khawatir'' Jawab Rara berusaha menampilkan senyumannya.

"Kamu berhenti aja ya? Om nggak mau kejadian kayak gini terulang lagi. Hanya kamu satu-satunya yang om punya, Ra...'' Pinta Dean. Tanpa ragu, gadis itu mengangguk yakin.

"Mata aku kenapa?'' Tanya Rara lagi.

"Kornea kamu mengalami inflamasi. Makanya.. di tutup dulu sama perban. Sabar ya?'' Rara hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban.

♡♡♡

"Gimana keadaan Rara?'' Tanya Key khawatir.

"Dia udah sadar. Tapi masih lebih banyak diam. Kamu udah nanganin cewek itu?'' Key mengangguk sebagai jawaban.

"Sorry bos. Karena saya kecolongan.. keadaan Rara jadi seperti ini'' Sesal Key.

Kezia merupakan salah satu anggota Black Demon yang Dean tugaskan khusus untuk menjaga keponakannya.

"Saya titip Rara. Saya mau ke markas buat beresin bedebah itu'' Geram Dean.

♡♡♡

Di sebuah ruangan pengap dan gelap, seorang gadis tengah duduk terikat di sebuah kursi kayu. Energinya terkuras habis akibat berteriak dan berontak sedari tadi. Namun tak membuahkan hasil sama sekali.

"ARGHHH. LEPASIN GUE !"

Prok..prok..prok..

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang