Chapter 2

60 6 0
                                    

Sinar matahari pagi masuk melalui sela-sela ventilasi rumah. Memberi secercah kehangatan setelah bergelut dengan udara malam. Matahari tampak tersenyum malu di balik pepohonan dan gedung pencakar langit.

Seiring dengan itu, Rara juga tengah memulai aktivitas pagi hari dengan memasak sarapan. Membuat menu makanan favorit Dean, yaitu nasi goreng seafood. Aroma harum menguar memanjakan indra penciuman.

Setelah menata hidangan di meja makan, ia bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mandi. Setelah itu, ia menuju kamar Dean untuk membangunkan pria tersebut.

"Om, bangun'' Kata Rara sembari mengguncang pelan bahu Dean.

"Lima menit lagi Ra.."' Gumam Dean

"Ish. Bangun om, cepetan!Aku udah laper banget nih..''

"Iya..iya. Dasar ponakan bawel'' Dean akhirnya bangun kemudian melangkah ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu, ia menyusul Rara ke ruang makan dan bergabung untuk sarapan.

"Kamu yang masak sayang?'' Tanya Dean saat memasukkan satu sendok makan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Iya, khusus untuk om''

"Bisa aja kamu. Oiya Ra, kamu nggak capek gitu harus ngurus apartment sendirian? Om sih nggak masalah kalau harus bayar pembantu'' Tawar Dean.

"Nggak ah. Rara nggak suka kalau ada orang asing di Rumah. Bukannya om juga gitu? Kok malah berubah pikiran sih?'' Tanya Rara. Mereka memang jarang berinteraksi dengan orang luar. Dari dulu, mereka terbiasa melakukan semuanya sendiri.

"Om cuma nggak mau kamu capek''

"Nggak kok om. Lagi pula, Rara kan nggak kemana-mana. Belajar juga home schooling kan? Jadi bisa menyesuaikan lah'' Sejak awal sekolah, gadis itu memang memilih untuk home schooling karena harus membantu beberapa pekerjaan omnya. Walaupun saat itu ia masih bocah, Rara terbilang cukup cerdas untuk turut mengambil bagian dalam pengembangan usaha Dean.

"Ra.. sekarang kan keadaannya udah beda, kamu enggak ada keinginan gitu buat masuk sekolah?'' Tanya Dean.

"Rencananya sih gitu om. Tapi.. emang di izinin?''

"Tentu dong. Kapan rencananya dan dimana?''

"Hmm. Awal tahun ajaran nanti om, masih sekitar dua bulanan lagi. Tapi, Rara belum tau mau masuk ke mana..'' Jawab Rara.

Dean terdiam mendengar penuturan keponakannya itu. Apa ini sudah saatnya untuk Rara menginjak dunia luar? Tetapi, ada banyak letakutan-ketakutan yang menghantui pikiran lelaki itu. Keadaan sekarang sangat jauh dibanding beberapa tahun silam. Kini, ia memiliki banyak pesaing dan musuh di luar sana. Apalagi, ia tidak bisa berada 24 jam mendampingi gadis itu.

"Nanti om coba cari-cari info mengenai sekolah yang bagus''

"Wah.. makasih om'' Kata Rara.

"Hmm.. Ra? Om pengen bicara mengenai hal penting sama kamu malam ini''

"Kenapa bukan sekarang?'' Tanya Rara heran.

"Bukan waktu yang cocok sayang. Om harus ke kantor setelah ini'' Jawab Dean. Mereka kemudian melanjutkan sarapan dalam diam.

☆☆☆

"Selamat pagi pak. Maaf menganggu, saya hanya inigin mengingatkan.. tiga puluh menit lagi, Pak Devan ada meeting dengan investor'' Kata Wanita tersebut.

"Hmm. Siapkan berkas-berkas keperluar meeting'' Jawab Dean.

Setelah itu, wanita tersebut berlalu keluar ruagan. Meninggalkan Dean yang kembali sibuk dengan beberapa tumpukan dokumen. Tetapi lagi-lagi, konsentrasinya terpecah akibat dering handphonenya.

About Dheandra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang