7. Human and Ants

1K 158 3
                                    

"Hyungnim, Hyunsuk mau berhenti jadi leader aja, kalau perlu... berhenti dari Treasure," ucap Hyunsuk tiba-tiba.

Sang manajer yang sedang menyetir dengan tenang mendadak mengerem laju mobilnya. Karena takut tak fokus, sang manajer akhirnya memutuskan untuk menepikan mobil.

"Kenapa kamu ngomong begitu?" tanya sang manajer dengan menatap Hyunsuk penuh kasihan.

"Hyunsuk leader yang babo, Hyungnim. Mana ada leader macam Hyunsuk yang merusak mimpi grupnya sendiri? Hyunsuk ngerasa udah gak pantas memimpin sebelas orang yang punya mimpi besar, sementara Hyunsuk sendiri adalah penghancur mimpi. Hyunsuk juga bakal berhenti dari Treasure kalo itu perlu," ucap Hyunsuk pilu.

Manajernya tersenyum pahit sambil mengelus kepala Hyunsuk sekilas.

"Kamu tahu gak sih, ada salah satu karakter leadership yang gak semua orang punya?" tanya sang manajer.

"Apa?"

"Tanggung jawab. Semua orang bisa aja jadi leader, atau presiden sekalipun. Tapi gak semua orang bisa bertanggung jawab. Hyung yakin kalo kamu leader yang baik, tapi baik aja gak cukup, kamu juga harus keren."

"Hyunsuk dari dulu udah keren, Hyungnim!" Hyunsuk tertawa pahit dengan ucapannya sendiri. Ia ingin menghibur dirinya sendiri, tapi jatuhnya malah narsisme yang tidak tahu tempat.

Manajernya hanya terkekeh. "Menjadi leader yang keren itu harus bertanggung jawab."

"Kok bisa?" tanya Hyunsuk tak mengerti.

"Kalau kamu gak sengaja mecahin gelas berisi air di kerumunan semut, siapa yang seharusnya beresin pecahan gelasnya? Kamu atau semut?"

"Hyunsuk lah.."

"Maka dari itu. Hyung gak nyalahin kamu, tapi masalah ini memang akarnya ada di kamu, jadi kamu harus bertanggung jawab beresin itu. Soal anak-anak, tenang aja, mereka pasti lama-lama juga ngertiin kamu kok."

Hyunsuk terdiam. Ia tenggelam dalam pikirannya. Sementara mobil sudah melaju melibas kegelapan malam. Benar juga, batinnya. Kalau ia menyerah sekarang, siapa yang akan membereskan kekacauan yang ia buat? Ia tak mungkin menyuruh semut-semut kecil yang tak bersalah untuk membereskan pecahan-pecahan gelas. Kini ia memahami analogi tersebut. Hatinya terasa sedikit lebih lega, ia tak sabar untuk segera pulang ke dorm, berkumpul, berbicara, saling bercanda dengan adik-adiknya.

Setelah sampai di depan pintu dorm, ia tampak ragu. Ragu akankah semuanya akan kembali seperti semula? Akankah kekacauan yang ia buat mengubah persahabatan mereka?

Dorm sudah gelap begitu ia membuka pintu. Hyunsuk pun memutuskan untuk mengunjungi kamar adik-adiknya satu persatu. Semuanya sudah gelap, selain kamar Asahi. Hyunsuk bisa melihat dari ventilasi, sebuah cahaya biru neon tampak menyala. Mungkin anak itu sedang begadang menyelesaikan projeknya. Hyunsuk ingin sekali mengetuk pintu kemudian berbincang dengan Asahi. Ia ingin berkeluh-kesah, menceritakan betapa kejamnya dunia hari ini. Tapi apalah daya Hyunsuk terlanjur malu.

Alhasil ia hanya kembali ke kamarnya dan bergegas menarik selimut. Ia berharap esok hari dunia akan kembali menjadi baik.

---

[Note]
Mulmed: Asahi-yaa

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang