28. Bullshit?

605 75 4
                                    

Setelah beberapa hari sejak peristiwa pagi itu, beberapa hal mulai berubah. Hyunsuk dan Jihan sama-sama menghindarinya, sedangkan Asahi masih terlalu bodoh untuk merespon kejadian itu. Meskipun jika pada akhirnya ia tak bisa meluruskan apapun, Asahi hanya ingin minta maaf pada Hyunsuk. Ia sudah sangat bersalah dan memilih pasrah jika dosanya kali ini tak terampuni.

"Hyunsuk Hyung," panggil Asahi. Asahi sengaja langsung menerobos masuk kamar Hyunsuk. Karena jika Asahi tak berbuat demikian, ia takkan pernah punya kesempatan untuk mengobrol karena Hyunsuk selalu saja menghindarinya.

Hyunsuk menoleh kemudian langsung berpaling ke komputernya saat mengetahui Asahi lah yang memasuki kamarnya.

"Hyung?" panggil Asahi lagi.

"Hmm?" jawab Hyunsuk tak acuh.

"Gue mau ngomong sesuatu," ucap Asahi takut-takut.

"Apa?"

"Soal waktu itu..."

"Kalo nggak penting mending nggak usah, gue lagi sibuk, Sahi-ya."

Asahi menelan ludahnya susah payah. Asahi tahu benar bahwa Hyunsuk mencoba menghindari segala pembahasan tentang apa yang terjadi pagi itu. Tapi, Asahi terpaksa harus membahasnya agar tak menyesal kemudian.

"Gue minta maaf, Hyung."

"Buat apa?" tanya Hyunsuk mengintimidasi.

"Karena gue udah berteman sama Jihan Nuna di belakang lo dan mungkin lo nggak suka."

Hyunsuk berdecak. "Nuna? Udah deket banget ya rupanya."

"Gue minta maaf, Hyung. Gue nggak tahu perasaan lo sama Jihan Nuna. Tapi gue main deketin dia aja padahal lo berusaha jauhin dia demi Treasure. Gue emang kurang ajar, Hyung. Gue pantas dibenci."

"Baguslah kalo lo sadar," Hyunsuk menghela napasnya. "Udah kan ngomongnya? Sekarang lo bisa keluar."

"Tapi Hyung," Asahi menjeda kalimatnya untuk mengambil napas sebanyak mungkin. "Ada satu hal yang perlu lo tahu."

Kali ini Hyunsuk diam tak merespons.

"Jihan Nuna juga punya perasaan yang sama kayak lo, jadi jangan buat dia nangis lagi."

Hyunsuk tertawa mencibir. Setelah semua yang Asahi lakukan di belakangnya, kini dia malah memberi tahu sebuah bualan menjijikan? Sulit dipercaya.

"Gue serius, Hyung. Menurut lo kenapa gue sama Jihan Nuna bisa deket? Karena dia pengen selalu bisa tahu keadaan lo, lewat gue."

"Kenapa harus lewat lo? Dia juga punya Doyoung, sepupunya sendiri malah?"

"Karena dia nggak bisa percaya sama sepupunya sendiri. Katanya, Doyoung itu masih kecil dan kadang lemot banget, makanya Jihan Nuna nggak tahan kalo curhat sama bocah."

"Lo ngomong begini ke gue, emangnya gue percaya sama bullshit lo?"

Hati Asahi mendadak ngilu mendengar hyungnya berkata demikian.

"Gue mungkin emang nusuk lo dari belakang, tapi gue nggak pernah punya niat buat bohongin lo Hyung, apalagi kalo menyangkut perasaan seseorang."

Hyunsuk terdiam. Hyunsuk mulai diserang rasa takut oleh sorot mata Asahi yang sepertinya berkata jujur.

"Gue jujur, Hyung," Asahi berusaha meyakinkan Hyunsuk sekali lagi. "Lo boleh nggak percaya sama gue. Tapi lo harus percaya sama perasaannya Jihan Nuna. Kasihan dia, Hyung. Dia rela ngorbanin perasaannya bertahun-tahun supaya lo bisa debut sukses, tapi akhirnya malah dijauhin sama lo. Dia selalu nangis kalo cerita tentang lo, makanya gue berusaha jadi teman dia supaya dia nggak sedih. Tapi apa yang gue lakukan itu nggak berarti apa-apa karena kebahagiaannya cuma lo."

Hyunsuk tertegun. Benarkah semua ucapan Asahi tadi? Memang Asahi hampir tak pernah berkata bohong padanya. Tapi untuk yang satu ini, Hyunsuk merasa ragu, juga takut. Membayangkan sahabatnya sendiri memendam perasaan yang sama, membuatnya takut. Entah mengapa.

Sebelum Asahi pergi dari hadapan Hyunsuk, ia sempat berkata, "Setelah lo tahu perasaan Jihan Nuna, gue harap lo nggak akan buat dia sedih lagi."

---

[Note]
Maapin diriku yg updatenya semaunya :(
Btw guys kira2 Kim Jihan ini cocoknya diperankan sama siapa ya..
Hah? Apa? Sama author? Okesip:)

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang